"Chapt 3"

821 103 11
                                        

"Chapt 3"
:
:
:
:
:
:
- - -ooOoo- - -

Brak!

"JENO..!!" teriak Jaemin setelah menendang pintu basecame Jeno dan kawan-kawan termasuk dirinya.

"Apa sih Na berisik banget dah kau" ucap Jeno dari balik kursi di mana dia sedang memainkan payudara wanita cantik yang duduk di pangkuannya dengan wajah sangenya.

Melihat keberadaan Jeno, Jaemin segera menghampirinya dan langsung menarik kursi itu.

"Apa yang kau mau?"

Bukannya menjawan Jeno malah menarik wanitanya lebih dekat dan memainkan puting payudara wanita itu dengan lidahnya.

"Kau tak ingin mencobanya?" ucap Jeno.

"Jawab aku apa yang kau mau?"

Jeno, menyudahi aksinya dan menyuruh si wanita turun dari pangkuannya lalu beralih pada Jaemin yang terlihat menahan emosinya.

"Kau tanya apa yang ku mau?" tanya Jeno yang hanya di balas dengan tatapan tajam dari Jaemin.

"Yang ku inginkan adalah..."

Jeno, mengantung ucapannya dan berjalan mendekati Jaemin, "Yang ku inginkan adalah manusia-manusia gay sepertimu dan kecoak itu musnah" ucap Jeno tepat di telinga Jaemin.

Jeno, melenggang pergi meninggalkan Jaemin dan memberi kode pada dua kacung nya untuk memuaskan wanita yang dia bawa.

Sedangkan Jaemin masih terdiam di tempat setelah mendengar ucapan Jeno.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di sisi lain Haechan berjalan membawa sepedanya untuk datang ke bengkel langanan yang tak jaih dari area tempat tinggalnya setelah pulang sekolah.

"Paman..!!" teriak Haechan saat melihat pemilik bengkel yang sudah tak jauh.

Paman itu melambaikan tangannya pada Haechan yang langsung mempercepat langkahnya agar cepat sampai.

"Kenapa lagi? rantainya putus atau apa?" tanya paman pemilik bengkel.

"Bukan... rem nya blong kali ini" jawab Haechan.

Paman tersenyum mendengar ucapan Hechan yang terdengar lucu.

"Duduk sana, ada cemilan makan lah sebelum pulang" ucap paman.

"Aku tak akan sungkan, makasih paman" ucap Haechan langsung berlari ke arah kursi yang di tunjuk paman.

Haechan, memakan biscuits yang ada di sana dengan sesekali bersenandung dan kaki mungilnya terayun-ayun lucu.

"Paman sudah belu?"

"Belum"

"Kalau gitu Echan tinggal ya, sudah sore soalnya"

Paman beranjak dan menatap Haechan, "Udah sore apa biskuitnya udah habis?" ucap paman itu.

Haechan, melihat ke arah toples yang sudah kosong sesaat sebelum dia tertawa, "Hehehe keduanya" ucap Haechan di sela tawanya.

Dia berjalan kaki menuju rumahnya yang tak jauh dari bengkel dan saat sampai Haechan malah berdiri diam di depan pintu.

Brak!

Brugh!

Srak!

Brak!

Haechan, menghela nafas panjang saat mendengar suara benda-benda jatuh dari dalam rumah.

"Ayo Echannie kau kuat" ucap Haechan pada dirinya sendiri.

Cklek!

"Eomma Ech-"

Brak!

"Bajingan kau anak bajingan!" teriakan seorang wanita paruh baya menyambut indra pendengaran Haechan yang untungnya sudah terbiasa.

"Aaarrrrgggg... mati kau anak bajinga MATI..!!!" teriak wanita itu lagi tapi tak di hiraukan oleh Haechan yang langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Brak!

Brak!

Brak!

"Keluar kau... YAK! KELUAR KAU...!!!"

Wanita itu terus mengebrak pintu kamar Haechan sambil berteriak menyuruh Haechan keluar.

Dan inilah kehidupan Haechan, dia tinggal dengan ibu tirinya yang berubah membencinya setelah kematian Appa.

Ibu tiri Haechan menganggap kalau Haechan lah penyebab meninggalnya sang suami yang mana itu membuat mereka jatuh miskin seperti sekarang.

Di tambah ibu tiri Haechan hanya mabuk-mabuk an yang membuat mereka semakin miskin.

Saking miskinnya, benda mewah yang Haechan punya hanyalah ponsel dan sepeda jadul yang sering rusak.

"Eomma... bogo sippeo" gumam Haechan sambil memeluk foto eommanya dan dia mulai memejamkan mata tanpa meganti seragam sekolahnya dan mengabaikan terikan demi teriakan ibu tirinya di luar kamar.

- - -ooOoo- - -

Aneh gak sih ceritanya...???

Dan kayak nya sepi ini book... apa aku hapus aja ya...

Hate and Love || {NoHyuck} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang