"Chapt 6"

765 93 13
                                        

"Chap 6"

:
:
:
:
:
:
:
- - -ooOoo - - -

Renjun dan Jaemin duduk di samping ranjang menunggu orang yang ada di depan mereka sadar.

"Sebenarnya ada apa sih Jaem?" tanya Renjun.

Jaemin, mengalihkan perhatiannya pada Renjun dan mengeleng pelan "aku tak tau" jawab Jaemin.

"Gak mungkin, sebelumnya tak seperti ini dan kau-" Renjun menggantung ucapannya dan menatap Jaemin yang juga menatapnya.

"Ada apa dengan kau? kenapa kau sekarang mendekatinya" lanjut Renjun yang mulai geram merasa kalau semua ini terjadi karena Jaemin yang tiba-tiba mendekati sahabatnya.

"Ak-"

"Enggghh~"

Suara lenguhan membuat Jaemin dan Renjun menghentikan percakapan mereka dan langsung beralih pada Haechan.

"Chan kau sudah siuman?"

"Chan apa yang kau rasakan?"

Haechan, perlahan membuka matanya dan saat Haechan melihat keberadaan Jaemin dia seperti orang ketakutan.

"Chan" panggil Renjun yang langsung mendekat pada Haechan.

Tubuh mungil Haechan bergetar dan itu di bisa rasakan oleh Renjun yang memeluk Haechan bingung apa yang terjadi pada Haechan.

"Chan...Chan... tenang Chan ada apa?" tanya Renjun.

"N-Njun aku...aku..."

"Jaem, mending kau keluar dulu deh" ucap Renjun pada Jaemin karena Haechan terus menatap Jaemin dengan tatapan ketakuta.

"Kenapa?"

"Gak tau tapi sepertinya Haechan kayak gini karena kau"

Jaemin, terdiam sesaat sebelum melangkah mendekati Haechan yang lamgsung bersembunyi di belakang Renjun.

"Maaf jika ini karenaku" ucap Jaemin sebelum dia pergi.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di tempat lain atau lebih tepatnya di markas Jeno, terlihat Jeno memainkan ponselnya dengan dua kacung yang duduk di depannya dengan beberapa botol miras dan cemilan.

"Boss" panggil salah satu kacung Jeno.

"Hhhmmm"

"Kenapa sih boss kejam banget sama itu bocah? kan sebelumnya biasa aja boss"

Jeno, melihat dua kacungnya secara bergantian sebelum menjawan pertanyaan si kacung.

"Menurut kau?"

"Kau suka sama Jaemin ya Boss?" ucap asal kacung Jeno satunya lagi membuat Jeno terdiam menatapnya.

Plak!

Kacung Jeno yang lain memukul temannya saat dia sadar dengan tatapan Jeno.

"Jangan bodoh, Boss itu sukanya sama Haec-"

Brak!

Ucapannya terhenti saat pintu ruangan terbuka dengan kasar dan terlihat sosok Jaemin berdiro di ambang pintu dengan tatapan menahan amarah.

"Boss?" sapa kacung Jeno yang juga memanggil Jaemin Boss.

Jaemin, berjalan memasuki ruangan itu dan langsung menuju ke arah Jeno yang terlihat tak perduli.

Srak!

Buugh! Bugh! Bugh!

Jaemin, melayang tiga pukulan pada wajah Jeno hanya dengan sekali ayunan tangan membuat dua kacung Jeno terdiam terkejut.

"Apa yang kau lakukan ke Haechan hah?!" tanya Jaemin.

"Emang aku melakukan apa?" jawab Jeno enteng setelah dia membuat Haechan di larikan keruma sakit.

"Chk! masih mau pura-pura kau hhmmm?"

Srak!

Jeno, mendorong Jaemin menjauh darinya sebelum dia mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Itu tak seberapa jika di bandingkan dengan Haechan yang harus di larikan ke rumah sakit karena kau" ucap Jaemin.

Jeno, menatap Jaemin dan melangkah lebih dekat dengan pada Jaemin.

Bugh!

"Harusnya aku yang tanya apa maksudmu ke sekolah bersamanya hhhmmm?" ucap Jeno setelah membalas satu pukulan tepat di wajah Jaemin.

"Kau ingin menjatuhkan popularitas kita hhhmmm?"

Jaemin, bangkit dan menatap Jeno, "Dari awal aku tak ingin popularitas ini" balas Jaemin.

"Chk! kau bilang gak ingin? ahahahaha... setelah kau berhasil meniduri beberapa siswi di sekolah bahkan sampai ada yang hamil dan bunuh diri sedangkan kau masih bebas di sekolah itu kau bilang tak menginginkan popularitas?" ucap Jeno panjang lebar dan itu berhasil membuat Jaemin terdiam.

Karena memang ucapan Jeno itu nyata, dengan kekayaan dan ketampanan yang di miliki Jaemin, dia berhasil membuat para ciwi-ciwi di sekolah rela melakukan apapun untuknya termasuk di jadikan budak sex.

Dan orang tua Jaemin akan membungkan siapapun yang bermasalah dengan anak nya dengan uang sekalipun anaknya yang salah dan nyawa seseorang harus hilang karenanya.

Srak!

Jeno, menarik kerah seragam Jaemin, "Gak usah sok jadi jadi orang baik kalau kau tak ingin melihat jasadnya" ucap Jeno akan pergi tapi Jaemin menahan bahu Jeno.

"Kau berani mentuhnya maka kau yang akan menjadi jasad" ucap Jaemin.

Jeno, hanya membalas dengan senyuman mendengar ucapan Jaemin yang seperti mengancamnya.

"Kalian bedua ayo pergi ada manusia Gay di sini" ucap Jeno memanggil dua kacungnya dan pergi.

Sedangkan Jaemin hanya diam menatap ke pergian Jeno sebelum ponselnya bergetar.

"Hallo?"

"Jaem ......"

Jaemin, menutup telefon secara sepihak dan langsung berlari keluar ruangan.

- - -ooOoo- - -

Jaemin kenapa weh..???

Berapa hari aku gak up..?? Kangen gak..??? Kalau enggak ngilang lagi loh aku.

Hate and Love || {NoHyuck} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang