"Chapt 7"
:
:
:
:
:
:
- - -ooOoo- - -Pandangan nya memburam saat cairan bening mulai memenuhi kelopak matanya.
"Hiks...Hiks...aku harus kemana Hiks... eomma appa kenapa kalian tinggalin echan sendirian Hiks"
Kaki pendeknya terus melangkah di gelapnya malam tanpa tujuan yang jelas dan tangisan kecil menjadi teman.
"Kenapa aku harus merasakan semua ini..?? apa salah ku..??" gumamnya sepanjang jalan sampai suara klakson mobil menyadarkannya.
Triiiiinnnnn...!!!!
Bukan ingin bunuh diri tapi kedua kakinya terasa sangat berat sehingga Haechan tak bisa bergerak saat sorot lampu mobil yang melaju semakin sedat ke arahnya dan...
Brakkk..!!!
Pandangan Haechan semakin buram dan rada sakit di kepalanya tak bisa dia tahan lagi sampai kesadarannya perlahan menghilang untuk kedua kalinya di hari itu.
Haechan, memilih pergi dari rumasakir saat menyadari hari mulai gelap dan dia tak ingin kena omel eommanya tapi saat dia sampai di rumah dia pun di usir dengan berbai cacian dari eomma tirinya.
Itu sebabnya kenapa sekarang dia ada di jalanan padahal hari sudah gelap dan mungkin luka yang dia dapat tadi pagi masih terasa sakit.
- - -ooOoo- - -
"Renjun!"
Yang di panggil menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara di mana Jaemin berlari ke arahnya.
"Kau sudah dapat kabar dari Haechan?" tanya Jaemin.
Renjun, mengelengkan kepalanya dengan raut wajah sedihnya karena dari semalam bestinya tak ada kabar dan dia bersama Jaeminb juga sudah betusah mencari keberadaan Haechan tapi tak ada hasil.
"Kau kan sahabatnya, kau pasti tau dong tempat favorit Haechan" ucap Jaemin.
Mendengar itu Renjun langsung menatap ke arah Jaemin penuh harap, "Tempat Favorit" ucap Renjun dan Jaemin ngamgguk.
"Aku tau tapi sebentar lagi kelas di mul-"
Srak!
"Kita bolos hari ini" ucapa Jaemin langsung meraih tangan Renjun untuk di genggam dan menariknya kembali ke area parkir.
Renjun, yang melihat itu sedikit terkejut karena sekarang dia lebih ke deg-degan di banding terkejut.
Ya siapa yang gak deg-degan di gandeng cowo ganteng plus populer kaya pula, meski sebenarnya Renjun juga dari kalangan orang kaya. Kan di sekolah itu isinya para anak sultan selain Haechan.
- - -ooOoo- - -
Tok! Tok!
Cklek!
"Gggghhhh~"
Mendengar suara lengungan membuat orang yang baru basuk ke dalam ruangan itu tersenyum.
"Kau sudah sadar?" ucapnya dengan lembut.
Mata bulatnya perlahan terbuka dan melihat sekitar sampai pandangan tertuju pada seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"K-kau siapa?" tanyanya.
Orang itu kembali tersenyum dan mendekat, "Minum lah dulu" ucapnya menyodorkan segelas air putih.
"Siapa namamu?" tanyanya.
"H-Haechan"
"Nama yang manis seperti orangnya" ucapnya sambil mengusap lembut pipi Haechan yang sedikit kotor.
"Tante siapa?" tanya Haechan.
"Maaf semalam tante menabrakmu" ucapnya.
Haechan, terdiam sesaat mengingat kejadian semalam, "Harusnya Haechan yang minta maaf" ucap Haechan yang lagi-lagi membuat wanita itu tersenyum.
"Setelah keadaan kamu membaik, tante akan antar kamu pulang" ucap wanita itu.
Mendengar ucpan wanita paru baya yang sekarang ada di hadapannya, Haechan terdiam dengan wajah sedih.
"Kenapa? ada apa denganmu?" tanyanya.
"Tidak, aku tidak kenapa-kenapa dan tidak usah repot-repot aku akan pulang send-"
"Jika kau ingin tinggal di sini lebih lama, tante tidak keberatan" ucap wanita itu memotong ucapan Haechan yang terkejut.
"B-benarkah?" tanya Haechan dan wanita itu mengangguk.
Haechan, reflek meneluk wanita itu dan menangis sambil terus mengucapkan terimakasih.
- - -ooOoo- - -
Brak!
Jeno, masuk kedalam markas di mana dua kacungnya sudah ada di sana.
"Ada info apa hari ini?" tanya Jeno pada dua kacungnya.
"Haechan hilang"
"Hah?!"
Dua kacung Jeno bukannya menjelaskan malah menatap Jeno bingung.
"Maksudku hilang giman- ah! bukan itu kaksudku kok bis- bukan...bukan... itu loh maksud aku aarrrgggg..!!! au ah! bagus dah kalau dia hilang dan kalau bisa gak usah balik lagi biar kita gak capek-capek nyingkirin" ucap Jeno panjang lebar dan setelah itu dia kembali pergi lagi.
Sedangkan dua kacungnya yang dari awal udah bingung tambah bingung melihat tingkah dan omongan Jeno yang gak jelas
Brak!
"Woe!"
Dua kacung Jeno melihat ke arah pintu di mana terlihat kepala Jeno melihat ke arah mereka.
"Ikut aku" Lanjut Jeno dan dua kacungnya langsung berdiri dan menghampirinya.
- - -ooOoo- - -
Aneh gak sih gaesss ini book...??? Kok aku merasa gak jelas banget ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate and Love || {NoHyuck}
Fanfic"Kalau suka bilang suka jangan sok-sok an" "Gak ada kesempatan kedua di kamus ku" : : : : ⚠️ Cerita ini hanya karangan seorang fans, jika ada kesamaan judul atau nama tempat itu bukan semata-mata plagiat karena pikirab orang gak ada yang tau.