10. Business!

9 1 0
                                    

Pukul 01.24 KST.

Doyoung baru sampai di apartemen nya. Seharusnya sih daritadi, tapi dia memilih untuk jalan jalan sebentar karena pikiran nya sedang kacau.

"Sialan" umpat nya kesal.

Dia kesal karena belakangan ini pikiran nya jadi terganggu. Yang awalnya cuman mikirin kerja, uang, belajar, nilai, lulus dan cari kerja, kini di tambah dengan oknum yang tiba tiba mengacak pikiran nya.

Setelah lulus dia tidak akan meneruskan pendidikan, biaya nya pasti akan sangat mahal. Jadi dia akan langsung kerja saja.

"Aku harus menemukan orang itu dan menyuruh nya berhenti untuk menganggu hidup ku" gumam Doyoung sebelum terlelap tidur.

Keesokan paginya. Matahari sudah agak menampakkan wujudnya. Doyoung sudah siap dengan seragam sekolah nya. Tadi malam tidur nya malam tapi sekarang bangun nya pagi. Memang agak aneh sih tapikan waktu tidur nya acak, ya maklum.

Doyoung mengunci pintu apartemen nya, dia akan berangkat sekolah.

Doyoung mulai berjalan. Dari kejauhan Doyoung dapat melihat pintu lift terbuka dan keluar lah seorang pria paruh baya yang berjaga di ruang cctv apartemen ini.

"Ah Doyoung~ah, syukurlah kau disini, jadi aku tak perlu cape cape mengantuk pintu apartemen mu" kekeh pria itu setelah berdiri di hadapan Doyoung.

"Ada apa, paman?" Tanya Doyoung ramah.

"Aku hanya ingin memberi tahu mu soal; ada orang yang datang ke depan apartemen mu lalu mengambil foto pintu apartemen mu, itu tertangkap kamera cctv" jelasnya membuat Doyoung mendengus.

Ini untuk yang ketiga kalinya ada orang yang memberi tahu Doyoung soal oknum tak di kenal.

Doyoung harus segera mengatasi ini!

"Bolehkah saya melihat rekaman nya?"

"Ah tentu" Mereka berdua pun berjalan menuju lantai dasar.

"Aku hanya khawatir itu kerabat jauhmu, mungkin saja dia kesusahan untuk menghubungi mu" cemas pria itu. Sebaliknya bagi Doyoung, dia itu kesal.

Kerabat jauh? Cih!

Apapun yang berhubungan dengan keluarga atau para kerabat nya, mood Doyoung turun seketika.

Kerabat nya saja tidak peduli padanya. Cukup terbukti, selama ini, tak pernah Doyoung lihat ada yang datang hanya untuk menanyakan kabar. Namun sekarang Doyoung tidak berharap lagi. Kalaupun kerabat nya ada yang datang, maka mungkin Doyoung akan pura pura tidak kenal, haha.

Cek lek!

Ruangan itu terbuka, menampilkan banyak komputer yang memenuhi ruangan. Ada beberapa orang yang duduk juga, entah tengah melakukan apa. Tapi yang pasti, orang orang itu adalah orang yang mendapat kerja untuk memantau setiap cctv di apartemen itu. Hanya untuk berjaga jaga.

Keduanya berdiri di depan salah satu komputer. jari pria itu dengan lihai nya mengetik satu persatu tombol hingga nampak lah rekaman yang menampilkan, seorang lelaki, memakai jaket tebal warna abu abu, tengah berdiri tepat di depan pintu apartemen nya.

"Kau kenal dia?"

"Ya, dia salah satu kerabat ku, paman" bohong Doyoung. Fakta nya dia hanya tidak ingin memperpanjang masalah. Karena jika dia jujur, maka menurut nya akan tambah merepotkan.

"Aah begitu"

Doyoung pamit pergi, waktu berharga nya terbuang hanya untuk melihat siapa orang yang ada di depan pintu apartemen nya. Doyoung mendengus kesal. Tapi, jaket itu, nampak tidak asing.

"Hai!! Selamat malam!!"

Ah benar! Jaket itu sama dengan yang dikenakan oleh salah satu pelanggan tadi malam. Doyoung masih ingat namanya.

"Huang Renjun"

Renjun senyum senyum ga jelas di tempat nya duduk. Masih mengingat kejadian tadi malam, saat dirinya bicara langsung dengan Doyoung. Ya walau hanya dirinya saja yang bicara. Tapi Renjun seratus kali lipat bahagia!

Brak!

"Melamun sambil senyum senyum, ada apa dengan dirimu, huang!?" Goda Haechan membuat lamunan Renjun buyar seketika. Renjun mendengus sebal, sudah dua kali imajinasi nya dengan Doyoung terganggu!

"Aish!" Desis Renjun kesal.

Jaemin duduk di kursi nya. "Aneh, saat bersama kak Doyoung kau cerewet dan seperti anak kecil yang hilang arah, tapi saat bersama kami, kau malah terlihat seperti singa betina yang menyeramkan!"

"Apa apaan itu huang?" Haechan menaik turun kan alisnya; berusaha untuk mengoda Renjun.

"Ck ck ck" Jaemin geleng geleng kepala. "Cinta.. cinta.."

"Yakk! Kalian bicara seolah-olah tak pernah jatuh cinta!" Kesal Renjun.

"Kau tau, cinta itu bagaikan racun yang bisa membuat semua orang yang merasakan cinta keracunan"

"Tapi tidak mati" balas Renjun acuh.

"Karena itu bukan racun mematikan!!" Balas Haechan sama acuhnya.

"Aish sudah sudah! Apa kalian tau?" Tanya Jaemin sambil tersenyum konyol. Haechan yang sudah peka pun memutar bola matanya malas.

Sudah ketebak, pasti Jaemin akan cerita soal Jeno.

"Setelah kak Mark menurunkan aku dan Jeno di cafe, ada banyak moment seru yang kami alami, kami tertawa dan yang paling romantis nya!" Jaemin mengguncang tubuh Renjun saking salah tingkah nya. "Jeno menyuapi ku! Akkhh" Jaemin berteriak nyaring, sampai beberapa atensi teralih pada nya.

Salah satu alasan Haechan kesal saat Jaemin mulai cerita soal pacar nya adalah; karena tangan keramat Jaemin tak pernah diam, dia akan menyentuh, memukul dan menggoyangkan tubuh lawan bicaranya.

"Jadi, pamer keromantisan di depan orang yang masih lajang?" Renjun memalingkan wajah nya angkuh.

Haechan tertawa. "Kan kau sudah bersama kak Doyoung, Huang!"

"Tapi tetap saja kami masih bukan apa apa"

"Aishh! Kau harus berusaha, seperti aku yang mati matian untuk mendapatkan hati nya Jeno" tambah Jaemin.

Kalau diingat memang benar. Jaemin sudah sangat lama naksir Jeno, tapi Jenonya ga pernah ngeliat ke belakang. Dari Jaemin kelas dua SMP dan Jeno kelas tiga SMP. Itupun Jaemin harus melihat fakta yang pahit, Jeno berkeliaran sambil gandeng pacar nya.

Kalau bisa, saat itu juga Jaemin ingin teriak!

Tapi usaha nya membuahkan hasil. Pada akhirnya, Jeno menjadikan Jaemin sebagai kekasih nya.

Benar! Aku tidak boleh nyerah! Suatu saat nanti, pasti kak Doyoung bakal jadiin aku pacarnya!! Batin Renjun.

'✓ My Little Man [DoyRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang