11. Perhatian Manis

1 1 0
                                    

Seperti biasa hari ini, semua orang sudah melanjutkan kegiatan mereka, ada yang kembali sekolah, ada yang berkerja bahkan ada juga yang baru membuka mata mereka.

Tidak jauh berbeda dengan Aera, gadis itu tengah melamun di dalam ruangannya.

"Pagii Era,, lohh kamu kenapa ngelamun gitu sih", sapa Hana.

"Ehhh engga kok, lagi kepikiran kampus aja", jawab Aera.

"Ohhh gitu ya, kamu tau ga Ra hari ini akan ada pengiriman beberapa koper berisi berkas yang bakal di keep dan akan dipelajari semua atasan lohh"

"Hah koper apaan isi berkas begitu"

"Itu dari Negara M Ra, sebelum pergi mereka harus mempelajari berkas itu sih katanya"

————————————————————————

Setelah makan siang yang sedikit menghebohkan dimana Seila kembali berulah di kantin karyawan. Ia bahkan dengan seenaknya menampar salah satu karyawan OB yang tidak sengaja menambraknya. Memang benar-benar tidak waras wanita itu.

Semua karyawan dikumpulkan di aula perusahaan untuk menyambut kedatangan orang dari Negara M dan mendengar sedikit sambutan dari pemilik perusahaan yang juga turut hadir bersama sang istri.

Setelah semua sambutan selesai, para karyawan dimohon untuk membantu memindahkan koper itu dengan pengawasan ketat.

Hana sudah pergi lebih dahulu membawa koper besar itu. Hanya tersisa dirinya dan dua karyawan laki-laki serta orang tua dan sahabat Adenza. Belum sempat akan mengambil salah satu dari tiga koper itu, ia melihat Adenza tengah memilih koper mana yang menurutnya ringan untuk dibawa Aera.

Setelah melihat Aera menghampirinya, ia memberikan koper yang berukuran sedikit lebih kecil untuk dibawa gadis itu.

"Ini, kamu bawa yang kecil", kata Adenza.

"Ehhh iya makasih", jawabnya kemudian pergi dari aula itu.

————————————————————————-

"KIAAA WAHHH GIMANA NIHH, meleleh aku kii diperhatiin sedetail itu sama dia", cerita Aera pada sahabatnya melalui ponselnya di roftoop cafe perusahaan.

"Hahahaha tenang Eraaa, gimana ya, apa bener yang aku bilang waktu ditaman itu ya"

"Ah ga mungkin, cuma begitu doang Ki, mungkin udah biasa begitu ke ceweknya kali", tentang Aera.
"Bentar Kii, aku liat dia lagi sama ceweknya mesra-mesraan doang huhu", sambung Aera, dari atas sana dapat gadis itu lihat, Adenza dan Seila sedang berpelukan.

"Hah gillaa sih Kak Denza, bisa-bisanya mainin cewek begini, Udahlah niatnya aku mau nyantai disini malah liat begitu jadi kit hati aku tuh"

"Eraaa sabar yaa, apapun itu jangan sampai kemakan semua tingkah dia okeyy"

"Iyaaa Kia gaakan, aku tutup dulu ya nanti kita bicara lagi"

"Byeee Eraaa, semangat yaaa"

Aera pun pergi dari cafe itu dengan perasaan kesal. Kembali menyibukkan dirinya dengan dokumen yang isinya hanya angka-angka aneh itu.

———————————————————————-

Lembur. Kata itu adalah kata yang akan selalu dihindari oleh seluruh karyawan didunia ini. Tetapi Aera malah merasakannya.

Bagaimana tidak tadi ia didatangi managernya dan ia diberikan 5 tumpukan berkas tebal yang diminta Tuan Pradipta selaku pemilik perusahaan itu untuk ia revisi.

Kenapa harus dirinya?
Sudah pasti ulah pemuda tampan dilantai paling atas itu. Pemuda itu benar-benar membuat dirinya emosi.

Selama mengerjakan, tersisa satu berkas lagi yang harus ia revisi. Tetapi ia dikejutkan oleh Adenza yang masuk keruangannya membawa makan malam untuknya.

"Nihh saya bawakan makan malam untukmu, sorry sudah membuatmu lembur begini Aera. Hanya saja saya ingin kamu menemani saya disini", kata Adenza.

"Kenapa bukan pacar tercinta kakak aja suruh nemenin disini. Lagian tadi siang dia kesini kan? Apa cuma buat pelukan doang kesini gitu ?", kata Aera kesal.

Adenza tersenyum mendengar itu. "Jadi kamu mengintip saya siang tadi hmm?", sambil duduk di sofa ruangan Aera.

"Ga kok santaii aja kak, mana makanan aku siniin, laper banget nihh", pintanya dengan berdiri dihadapan Adenza.

Adenza menarik tangan gadis itu sehingga gadis itu terduduk tepat dipangkuannya. Bahkan membuat jarak mereka sangat dekat.

"Aku suka wangi sekitar lehermu Aera", kata Adenza lirih di ceruk lehernya.

"Ehh kak... a-aku boleh makan ga nih?", tanya nya dengan gugup karena sikap Adenza.

"Makan aja Aera tapi tetaplah diposisi ini, saya suka", senyum smirk pemuda itu.

"Tapi saya ga terbiasa kak"

"Terbiasalah dari sekarang, makan lah"

Dengan pasrah Aera menyantap makan malamnya di pangkuan bossnya itu.

Setelah selesai, Aera di antar pulang oleh Adenza karena ini sudah cukup larut malam.
________________________________

Hehehehehe gimana udah bisa di cap playboy juga ga si Adenza ini




Semua kritik dan saran diterima :)

AerAdenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang