14. Survei

1 1 0
                                    

Masih ingat ketika Seila ke ruangan dokumen dengan seorang laki-laki?

Mari kita dengar apa yang dikatakan mereka berdua dan siapa sebenarnya laki-laki itu?

FLASHBACK

"Beb apa benar Aera yang mengerjakan dokumen proyek D ?", tanya Seila.

"Benar, ayahku sendiri yang bercerita kalau dia adalah orang yang pintar" sahut laki-laki itu.

"Ihhhh gabisa, aku gamau dia dibangga-banggain gitu, sedangkan dia buat aku tak dihiraukan oleh  Adenza dan membuat rencana kita hancur beb"

"Shuttt tenang aja sayang, hari ini dia bakal dicerca habis-habis oleh ayah"

"Hah kamu udah bertindak beb?"

"Tenang aja sayang semua ada dikendali kita"

Mereka berdua tersenyum senang dengan rencana mereka.

Disisi lain, Aera yang berada di ruangan itu juga mendengar semuanya. Untung saja dia membawa ponselnya jadi ia bisa merekam semua yang mereka katakan.

"Okeyy gw ikutin rencana kalian berdua, kita lihat aja siapa yang akan menang di permainan ini"

Aera memutuskan keluar terlebih dahulu dari ruangan itu dengan perlahan.

FLASHBACK OFF

—————————————————————————

Negara M.

Disinilah Adenza dan Adero serta beberapa manager bertugas untuk mempelajari detail perusahaan dan bisnis keluarga Pradipta.

Keluarga Pradipta memiliki sebuah rumah disana yang dibangun bertujuan untuk ditinggali anggota keluarga disaat bertugas seperti tahun ini.

Untuk para manager mereka difasilitasi menginap dihotel terbaik Negara M.

Dirumah itu Adenza tengah menelpon dengan salah satu sahabatnya yang hari ini bertugas mengawas diperusahaannya.

"Za gw dengar tadi si Raffa tua bangka marahin Aera, karna dokumen proyek D salah revisi semua"

"Kenapa bisa sampai salah, bukannya proyek D proyek yang cukup besar dan harus hati-hati?"

"Nahh itu sebelum dokumennya ke tangan Si tua Raffa, udah gw periksa dengan teliti juga dan semua fine-fine aja Za, apa jangan-jangan ada yang berencana jahat sama perusahaan?"

"Tolong bantu gw buat selidiki Se, awasi juga Aera jangan sampai dia dalam bahaya, minta bantuan ke anak yang lain buat nyelidiki semuanya, gw bakal berusaha buat balik cepet"

"Tenang Za, gw sama yang lain bakal bantu, lo fokus disana aja, kalau gitu gw tutup dulu"

"Thanks Se"

Sean. Laki-laki itulah yang berbicara dengan Adenza. Hari ini adalah tugasnya membantu Adenza di perusahaan.

Sean juga merasakan ada yang aneh, jadi dia mengajak sahabatnya yang lain untuk membantunya ke perusahaan.

—————————————————————————

Diruangan Aera dan Hana ada seseorang yang masuk dengan mengendap-ngendap. Orang itu membawa sebuah dokumen penting perusahaan dan menaruhnya di meja Aera.

🍃🍃🍃

Hari ini kedua gadis itu tiba-tiba saja diperintahkan untuk mesurvei hasil keuangan restoran diujung kota, salah satu bisnis baru yang dibuka beberapa bulan lalu milik keluarga Pradipta.

Bahkan mereka sempat menolak perintah itu, karena menurut Aera itu bukan salah satu tanggung jawab mereka berdua. Seharusnya mereka berdua hanya diam dikantor dan merevisi dokumen.

"Eraaa kenapa harus diujung kota sih, inikan lumayan jauh perjalanannya, mana perlu waktu tiga jam buat sampai kesana", kata Hana kesal.

Didalam mobil itu mereka berdua hanya melamun. Aera sendiri juga bingung oleh managernya itu. Seharusnya ini tugasnya kenapa malah melemparkan tugas sulit kepada staff baru.

🍃🍃🍃

Tiga jam sudah. Akhirnya mereka sampai di restoran itu. Cukup mewah tampilan tempat itu dan sudah dipastikan harganya tidak akan murah.

"Ayoo Hana kita selesaikan dengan cepat dan kembali. Pekerjaan kita sudah menumpuk dikantor dan besok aku harus kekampus. Hari semakin malam", ajak Aera sambil menarik tangan Hana.

—————————————————————————

"Malam ma pa", sapa Aera ketika baru saja sampai dirumahnya setelah pulang dari survei restoran diujung kota itu.

Dengan lesu ia duduk disebelah sang papa yang sedang menonton bersama Mamanya. Aera duduk dengan menyenderkan punggungnya sambil memejamkan matanya.

"Lelah putri papa ya?" Tanya sang papa, sungguh kasian melihat putrinya seperti itu.

Aera pun mengangguk kemudian mulai menceritakan kejadian tadi siang.

"Lalu bagaimana, Papa sebenarnya ingin kamu berhenti bekerja saja, Papa tidak mau putri Papa tertekan dengan hal yang bahkan bukan seharusnya kamu kerjakan", Kata Ayaz khawatir.

"Benar kata Papamu Era", Katherina menyetujui perkataan sang suami.

"Gapapa pa ma, aku bisa kok. Cuma karena tadi perjalanan cukup jauh jadi agak kelelahan, besok juga udah membaik, kalau gitu aku ke atas istirahat dulu ya, malam ma pa", katanya sambil berlalu meninggalkan orang tuanya.

Dikamarnya, baru saja merebahkan dirinya, Aera sudah terlelap tanpa membersihkan dirinya itu. Sangat lelah yang ia rasakan hari ini. Bahkan ia berharap dokumennya tidak ada kekurangan sedikitpun sehingga ia tidak akan dikirim kembali ke tempat jauh itu.

__________________________________

Hai haiiiii

Gimana ceritanyaaaa guysss

I hope kalian semua suka yaaa

I hope kalian semua suka yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam dari si cantik Aera :)...





Semua kritik dan saran diterima:)

AerAdenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang