16. Adenza dan Seila

1 1 0
                                    

7 tahun. Selama itu lah kebersamaan seorang Adenza dan Seila.

Selama itu pula selalu saja masalah menghampiri hubungan mereka.

Tidak.

Tidak ada yang salah dari Adenza, laki-laki itu sangat sangat baik memperlakukan wanitanya. Apapun yang diinginkan kekasihnya ia berikan semua. Belanja barang branded, make up yang harganya mahal, mobil bahkan sebuah apartemen ia berikan pada Seila.

Satu hal.

Wanita itu Seila.

Sudah lebih dari 4 kali selama tujuh tahun menjalin hubungan dengan Adenza, ia kepergok selingkuh dan lagi lagi Adenza maafkan semuanya karena ia merasa sangat menyayangi wanita itu.

Katakan saja bodoh.

Tapi memang begitulah seorang Adenza Pradipta.

Seperti masalah beberapa bulan belakangan ini. Setelah ia merasakan perasaan aneh dengan bertatapan dengan staff baru perusahaannya.
Ia menyuruh agennya untuk mencari seluruh informasi mengenai gadis itu sampai-sampai keempat sahabatnya merasa heran.

Semakin hari semakin ada rasa tertarik dalam dirinya terhadap Aera. Tetapi tetap ia singkirkan perasaan itu.

—————————————————————————

Hari ini adalah hari dimana karyawan baru dikumpulkan dan dikenalkan mengenai perusahaan tempat mereka akan bekerja. Ia dan keempat sahabatnya turut hadir tetapi menolak untuk memberi sambutan. Ia merasa cukup lelah setelah kembali dari restoran baru diujung kota bersama dengan sang adik Adero.

Bahkan orang tuanya pun turut hadir diacara itu. Memang selalu begitu, apapun acaranya orang tuanya akan menyempatkan hadir untuk mengawasi kinerja bawahan mereka.

Setelah selesai acara itu, ia dan sahabatnya kembali keruangannya bersama adik dan orang tuanya.

Tiba-tiba saja Seila masuk tanpa mengetuk pintu dan bahkan langsung duduk dipangkuan Adenza tanpa memperdulikan semua yang ada disana.

"Denzaaa,, kesel banget dehh, karyawan baru kamu nambrak aku dan hampir aja pakaian 10 juta ini kotor", adunya dengan sangat drmatis.

"Heiii Seila, apa kamu tidak tahu sopan santun, apa kau tidak melihat ada banyak orang disini? Apa bagus sikapmu seperti itu?", cerca Nyonya Pradipta, Karana ibu Adenza.

"Sudah ma sabar, ada apa kamu Seila berkata seperti itu?" Tanya Tuan Rega pada pacar putra sulungnya itu.

"Omm pokoknya aku mau karyawan itu dipecat sekarang juga, dia udah berani jelek-jelekkin aku didepan semua orang hari ini, Denza kamu harus lakuin kataku", desak Seila pada Tuan Rega dan Adenza.

"Kak, ga semua harus begitu penyelesaiannya, kakak aja yang terlalu alayy jadi cewek, lagian semua yang kakak pake dari Kak Adenza bukan murni uang lo kak", sarkas Adero, muak melihat tingkah pacar sang kakak.

"Seila bisakah kau turun dan duduk dengan baik? Dan yang dikatakan Adero benar, bersabar sedikit dan semua akan baik-baik saja okeyy ", kata Adenza menyembunyikan rasa malu sekaligus amarahnya.

"Kok kalian begitu sihh, ihhh males banget, gw pergi aja deh" Seila memilih pergi dari ruangan itu.

"Lihat. Lihat bagimana kamu memilih seorang wanita Denza. Kamu kebanggaan keluarga ini jangan sampai hancur hanya karna kamu memiliki wanita seperti itu. Mama benar-benar tidak suka melihatnya. Mama harap kamu bisa berpikir jernih dan membuka matamu, ayo Pa kita pulang mama sudah lelah", kata Karana marah dan langsung meninggalkan ruangan Adenza.

"Nak, tenang lah mama mu hanya lelah, kalau begitu papa pulang dan kalian temani Adenza disini", kata Tuan Rega pada putranya dan keempat sahabat putranya itu.

Setelah kepulangan orang tuanya, Adenza menghela nafas. Sering sekali mamanya memperingatkan hal yang sama padanya tapi dia berusaha untuk menutup mata dan telinga. Sebenarnya ia juga lelah akan sikap kekasihnya tidak berubah dari dulu.

"Denza menurut gw yang dibilang tante Rana bener, gw aja jijik ngeliat tingkah Seila begitu dan jujur aja ya dulu waktu dia nembak lo, gw bener-bener ilfil njirr dan gw ga habis pikir lo nerima dia Za", sahut Seano.

"Za walaupun gw punya cap playboy begini, gw juga mikir-mikir kalau mau serius sama cewek Za", Gery menimpali.

"Ehhh tapi setelah gw pikir-pikir lewat pikiran, terpikirkan yang gw pikirin emangnya Lo punya pikiran Ger", sambung Onero.

"Ehh kok Lo berbelit-belit sih ngomong Ro, gw gapaham deh", kata Bernio.

"Udahlah gausah bahas itu, nihh sekarang gw kasih kalian kerjaan", kata Adenza sambil memberikan dokumen yang cukup tebal pada mereka.

———————————————————————-

Lain hal.
Disaat Seila menampar pegawai kebersihan perusahaan di hari itu.

Benar-benar membuat keributan. Bahkan kesekian kalinya sang Mama marah besar padanya.

"Adenza, mama tidak ingin ini terjadi lagi. Ini terakhir kalinya. Beberapa waktu kemarin wanita ini membuat masalah dengan karyawan kebanggaan perusahaan dan hari ini. Lihat dengan ringannya tangan itu menampar pegawai diperusahaan ini. Mama tidak habis pikir dengan kamu, bagaimana bisa kamu memilih wanita seperti ini Adenza. Lihat penampilannya, samgat tidak pantas menjadi menantu mama", marah Rana.

Tuan Rega tidak bisa melakukan apapun. Ia sangat menghormati istrinya itu. Apapun keputusan sang istri adalah keputusannya juga.

"Lohh tante, jangan sembarangan ya. Emangnya gw kenapa? Tante aja yang berlebihan dan emang tante aja yang gasuka anaknya punya pacar kan", sahut Seila dengan beraninya.

"Lihattt. Berani sekali berkata kasar pada mama mu sendiri Adenza"

"Cukup. Sebaiknya Seila pergi dulu ya biar tante menenangkan diri", kata Tuan Rega.

"Gabisa gitu dong om, harusnya tante yang pergi, inikan ruangan Denza" tolak Seila dengan angkuh.

Mendengar itu membuat amarah Karana semakin memuncak. Dengan cepat ia menampar wajah wanita itu sehingga Seila mundur beberapa langkah. Hal itu membuat semua orang yang ada menjadi terkejut. Bahkan sahabat Adenza sangat terkejut, seorang ibu yang lembut terlihat sangat marah hari ini.

Seila. Wanita itu benar-benar terkejut. Beraninya menampar dirinya itu. Dengan langkah pelan iya ingin melawan tamparan ibu Adenza itu dan berhenti karna perkataan Adenza.

"SEILA JANGAN BERANI MENYENTUH IBUKU", suara keras Adenza.

Adenza sangat menyayangi sang ibu. Papanya selalu mengajarkannya untuk menghormati dan menyayangi seorang perempuan terutama Mamanya sendiri.

"Adenza kamu..." dengan kesalnya, wanita itu pergi dari aula itu.

__________________________________

Hai haiiii
Nanti aku lanjut lagiii guyssss

See you bye bye



Semua kritik dan saran diterima:)

AerAdenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang