Jarum jam berdetik sesuai dengan arah seharusnya. Kontrakan yang tadinya sunyi, detik per detik mulai ramai dengan kehadiran para penghuni. Harum aroma masakan Karina yang baru matang terhidang di meja televisi mulai didatangi peminatnya. Dengan piring dan sendok di tangan masing masing, manusia manusia yang mirip zombie mulai meletakkan nasi sekaligus lauk di piring mereka. Menyantapnya diiringi tayangan kartun lokal yang hidup dibawah laut mengisi kesunyian mereka yang masih belum sepenuhnya sadar.
"Hari ini apa kegiatan kalian guys" Amri sudah sepenuhnya sadar, bertanya basa basi dan sedikit mengintimidasi.
"Nggak ada ko, paling kuliah aja kaya biasa. Hari ini toko tutup kan?"
Amri mengangguk singkat, sebelum akhirnya ia bangkit dan membasuh piringnya dan segera masuk kamar mandi yang berakhir mendapatkan protes dari penghuni lantai satu. "Jangan lama lama plis, gue pengen berak!!"
...
Awal semester selalu diawali dengan kegiatan yang menyenangkan, selalu ada perayaan sederhana hingga meriah atas usainya liburan panjang.
Misalnya bertemu teman teman di kafe yang baru saja dibuka khusus mahasiswa, bertemu di taman kampus atau membuat janji menonton film horor bersama satu kelas. Bertemu orang orang baru yang dibawa teman, membuat pertemanan lebih besar. Dan beberapa yang lain sibuk membaca buku fantasi di ujung perpustakaan, seperti yang dilakukan Eril saat ini.
"Lo beneran nggak mau ikut kita nonton Ril?" Eril lagi lagi menggeleng kecil.
"Gue mau balik, ini lagi nunggu Karin mau nebeng"
Helaan kecil dari teman temannya menjadi kata perpisahan kecil mereka. Segerombolan ciwi ciwi yang sebelumnya sudah kena tegur dari penghuni perpustakaan itu buru buru keluar, mengejar jadwal nonton yang sudah terlalu mepet.
Eril menghabiskan waktunya dengan mendengarkan lagu lagu lewat headphone pemberian Ovel minggu lalu, tanpa terusik sekalipun oleh laki laki aneh yang entah mengapa memilih menghabiskan menit menit berharganya hanya untuk duduk di hadapannya. Memandangnya penasaran. Tanpa memakan banyak waktu lagi, laki laki jangkung dan hidung mancung itu mengetuk meja tepat di sebelah bukunya, menarik atensi Eril dan menginstruksikan melepas Headphone miliknya. "Hai, gue Sultan"
Tidak ada angin tidak ada hujan, tanpa basa basi tiba tiba laki laki asing itu mengenalkan namanya. Membuat Eril kebingungan, menatap kiri dan kanannya yang kosong.
"Lo ngomong sama gue?" Sultan mengangguk, membalik buku yang dibaca Eril sejak beberapa jam yang lalu. Sebuah series novel petualangan yang ramai pembacanya. "Gue boleh pinjem nggak abis lo baca?"
Sempat terlalu percaya diri Eril meringis kecil, sorot matanya menjadi sedikit ramah dari sebelumnya, namun tetap menunjukkan rasa tidak sukanya.
"Bolehlah, kan bukunya punya perpustakaan" Kekehan Sultan yang muncul setelah kalimat menyebalkan seakan akan menjadi bahan bakar Eril yang sudah kesal. Susah ia melarikan diri dari teman sekelasnya dengan bersembunyi dibalik tembok tinggi menjulang, mengelilingi seribu jendela dunia. Dan, sekarang malah muncul satu manusia yang mengganggu waktunya.
"Lo boleh pinjem kok nanti, tapi sekarang lo boleh pergi dulu"
Tidak serta merta menurut, Sultan mengeluarkan sebuah buku serta memasang headset kabel, mengabaikan Eril yang mengkerutkan keningnya namun tidak perduli. Laki laki yang baru beberapa menit berkenalan dan menyebutkan namanya singkat itu mendadak fokus membaca kata perkata tanpa bicara. Bahkan nafasnya beraturan, tenang.
Tidak lagi ambil pusing, Eril kembali memasang headphone miliknya. Kembali larut dalam kisah kisah fiksi menyenangkan, melarikan diri dari kehidupannya yang membosankan kalau saja ia tidak bertemu teman teman kontrakannya.
Disisi lain, Sultan masih diam diam menatap Eril kecil. Ia mengenal Eril melalui Ovel teman sekelasnya. Beberapa kali Ovel memposting kebersamaan mereka di sosial media. Video video lucu bahkan foto Ajik yang tertidur pulas di karpet ruang televisi dan penuh coretan spidol warna warni. Pernah satu hari Ovel memposting foto Eril yang kewalahan membuat pesanan kue, wajahnya yang penuh cream akibat ulah Karina begitu menggemaskan. Dari sanalah Eril bergerak mendekat. Sedikit demi sedikit ia mencari informasi dari temannya, hingga baru hari ini ia berani mendekati terang terangan.
"Halo"
Sultan tidak benar benar mendengarkan musik. Headset kabelnya tidak menyalurkan frekuensi apapun, ia masih bisa mendengar Eril yang berbisik mengangkat telefon entah dari siapa.
"Bentar lagi Rin, gue di perpus"
Ah, Karina? Sultan juga mengenal gadis itu melalui sosial media Ovel. Gadis yang sangat anggun itu terlihat seperti ibu peri meskipun pakaiannya kadang terlalu laki laki. Orang orang bahkan bergosip, mungkin kemeja yang sering Karina pakai milik teman temannya yang asal ia comot.
"Oke, lo tunggu di parkiran aja, gue on the way"
Sebentar, apa sesi mengagumi Eril akan selesai sampai disini? Tidak bisa, Sultan masih ingin menatap Eril yang sangat cantik dengan cardigan berwarna denim dan rambutnya yang baru dipotong pendek itu dibiarkan terurai, bando putih cantik yang melingkar manis pada rambut hitam Eril.
Eril berbalik mengetuk meja Sultan, sontak saja Sultan menatap Eril. "Gue mau pergi, lo baca aja"
"Lo udah selesai?"
"Gampanglah, besok bisa kesini lagi, jangan lo bawa pulang"
Otak Sultan berputar keras, berpikir bagaimana caranya is bisa bertemu dengan Eril lagi, "Gimana kalau gue bawa pulang, takutnya ada yang pinjem kalau dibawa pulang, ntar kita sharing aja"
"Boleh, nanti dm gue aja di Instagram, kayanya lo follow gue??"
Tubuh Sultan membeku, tatapan matanya mengikuti Eril yang sudah berlalu. Meninggalkan buku yang sebelumnya hanya ia gunakan sebagai alasan. Meskipun ia berakhir ketahuan karena diam diam mengikuti sosial media Eril, ia senang bukan kepalang. Meninjukan kepalanya tangannya di udara heboh sampai dimarahi penghuni perpustakaan
....
Jeong Sungchan as Sultan Alaric.
Teman main Ovel, beberapa kali Eril ngeliat Sultan nganterin Ovel pulang dari balkon.
Akan muncul lagi dibeberapa episode ke depannya, jadi tolong diingat yaaa:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Amitie Restaurant
Fanfiction11 orang dengan kepribadian yang sangat tolak belakang tidak disangka akan bertemu dan berteduh di atap yang sama. Saling berbagi isi kepala, saling lempar argumen dan juga sandal Ghea yang 5 cm. Jarang akur dengan Iyan yang merupakan musuh semua u...