"KENAPA AKU JADI ANJING?!"
Bong Jaehyun berteriak tak percaya melihat wujudnya di depan cermin. Tubuh jangkung 177 cm dengan sepasang kaki jenjang, hidung bangir, dan rambut cokelatnya, kini berubah menjadi sosok pendek sekitar 30 cm berkaki empat, dengan hidung hitam bulat kecil dan bulu lebat putih seperti salju. Ia pun menyadari suara teriakannya tadi tidaklah mengeluarkan kata-kata yang ada di benaknya, tapi menghasilkan suara gonggongan.
Perlahan Bong Jaehyun berjalan mendekat ke arah cermin. Ia ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang terpantul dalam cermin benar-benar sosoknya kini. Bong Jaehyun mengangkat tangan kanannya untuk menyentuh cermin. Namun, bukan tangan dengan lima jemari yang terangkat, melainkan sebuah cakar berbulu lembut yang saat ini menyentuh cermin tersebut. Ya, Bong Jaehyun sekarang yakin bahwa dirinya tidak sedang bermimpi. Saat ini ia bukan lagi manusia, tetapi seekor anjing bichon.
Entah sudah berapa lama ia terdiam menatap kosong ke arah cermin. Pikirannya kosong. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Kenapa ia bisa berubah menjadi anjing? Bagaimana jika selamanya ia terus berada dalam sosok anjing? Bagaimana cara menjelaskan hal ini pada orang tuanya, sementara ia bahkan tidak bisa berbicara?
"Hyung?"
Bong Jaehyun sedikit tersentak dan tersadar dari lamunannya kala mendengar sebuah suara, yang diikuti dengan sentuhan pelan pada tubuhnya. Di sebelah kanannya telah ada sosok yang sama seperti dirinya kini. Moncong mungil kepala berbulu putih itu perlahan kembali menyundul lembut tubuhnya. Bongji, seekor bichon yang dianggap Bong Jaehyun sebagai adiknya, kini tengah menatapnya khawatir. Di belakang Bongji, terlihat pula Bonggu yang memandangnya dengan tatapan tak kalah khawatir.
"Bongjae Hyung?" Bongji kembali memanggilnya.
Bong Jaehyun sedikit bergidik saat mendengar namanya dipanggil. Ia yakin mendengar suara gonggongan dari mulut Bongji, tapi di saat bersamaan, ia pun bisa mendengar dengan jelas kata-kata yang diucapkan Bongji. Sungguh berbeda ketika ia dalam sosok manusia dulu.
Apa karena sekarang aku juga anjing, jadi bisa ngerti apa yang dikatakan Bongji? Kalau aku ngomong, Bongji ngerti juga nggak, ya? Sudah seperti ini, sekalian dites aja, deh.
"Iya, Bongji. Ini Hyung," jawab Bong Jaehyun sambil menatap anjing kecilnya yang kini terlihat sama besar dengan dirinya.
Tanpa aba-aba, Bongji tiba-tiba melompat dan menimpa tubuh Bong Jaehyun. Belum sempat Bong Jaehyun menguasai tubuhnya yang sudah tersungkur, Bonggu langsung turut menimpanya, mengikuti jejak Bongji. Menyerah untuk berusaha berdiri, Bong Jaehyun akhirnya hanya tergeletak pasrah. Membiarkan dua adiknya sibuk menciumi dan menjilati tubuh barunya itu.
Lima belas menit berselang, Bongji dan Bonggu akhirnya selesai mengusal, mencium, dan menjilati sosok bichon Bong Jaehyun. Ketiganya kini berdiri berhadapan. Bong Jaehyun menatap kedua adiknya yang terlihat sangat antusias dan gembira. Ekor keduanya mengibas dengan semangat saat memandangi Hyung mereka, yang kini memiliki wujud serupa dengan mereka berdua.
"Hyung sekarang sama!"
"Hyung bakal gini terus, kan?"
"Ayo main kejar-kejaran!"
"Hyung nggak tahu tempat rahasia, kan? Ayo ke sana! Dulu badan Hyung besar. Sekarang pasti bisa ikut masuk."
"Ah, sebentar." Bong Jaehyun mundur selangkah, menghindari dua bichon yang mulai melompat-lompat antusias di depannya sambil terus berbicara. Ia khawatir mereka kembali menubruk tubuhnya seperti tadi.
Melihat Bong Jaehyun yang bergerak mundur, Bongji dan Bonggu pun berhenti melompat dan mengibaskan ekor mereka. Ekor keduanya kini jatuh terkulai di antara kedua kaki belakang. Setengah ragu, Bonggu berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bongs
Hayran KurguTentang Bong Jaehyun, putra tunggal generasi ketiga keluarga konglomerat Bong, yang mendapat keajaiban di hari ulang tahunnya. "Jika keajaiban ini hanya bisa terjadi di hari ulang tahun. Aku harap, aku bisa berulang tahun setidaknya sebulan sekali...