Hari demi hari, percakapan kami makin intens, tapi status kami tetap sebatas teman. Olive sering cerita tentang kesehariannya, dan aku juga begitu. Rasanya, kami saling melengkapi. Kalau Olive kesulitan dengan tugas sekolah, aku selalu siap bantu semampuku.
Suatu hari, aku kirim pesan ke Olive:
Raden: "Ive, tugas yang ini udah kamu kerjain belum?"
Nggak lama, Olive balas pesanku:
Olive: "Maaf, Den. Belum. Akhir-akhir ini aku sibuk kerja, jadi nggak sempat ngerjain."Baca pesan itu, rasanya aku pengen langsung ngebantu. Aku pun balas:
Raden: "Mau nggak, tugasnya aku yang kerjain?"Olive baca pesanku dan jawab dengan nada terharu:
Olive: "Serius, Den? Makasih banget, ya. Kamu selalu ada tiap kali aku butuh bantuan."Keesokan harinya, aku kirim pesan lagi ke Olive:
Raden: "Nanti kita ketemuan di mana?"
Olive: "Habis istirahat, atau pas aku mau berangkat aja."Dalam hati, aku pengen banget bilang: "Mau nggak kita berangkat bareng?" Tapi, pikiran berkata lain. Akhirnya, aku cuma balas:
Raden: "Oke, nanti aku tunggu di bawah tangga, ya."
Olive: "Oke, atau nggak nanti aku samper kelas kamu."
Raden: "Sip. Sampai ketemu di sekolah!"Di sekolah, aku udah sampai lebih dulu dan duduk di gazebo, main ponsel sambil nunggu Olive datang. Nggak lama, aku lihat Olive datang sambil senyum. Dia langsung nyamperin aku dan menyapa:
Olive: "Halo, Den! Tugas aku udah selesai?"Aku balas dengan senyum dan kasih tugasnya ke Olive:
Raden: "Ini tugas kamu udah kelar. Maaf ya, kalau ada yang salah."Olive tersenyum lebar:
Olive: "Tenang aja, nggak masalah. Aku makasih banget, ya. Kamu tuh selalu ada buat bantu aku."Aku hanya tersenyum dan bilang:
Raden: "Sama-sama. Kalau butuh apa-apa, bilang aja. Aku usahain deh."Setelah itu, kami berdua masuk ke kelas masing-masing buat mulai pelajaran. Momen sederhana itu bikin aku sadar, ada rasa nyaman yang makin tumbuh di antara kami, walaupun statusnya masih sebatas teman.
Sepulang sekolah, aku sempat berpikir, "Kenapa ya, rasanya gue nggak pernah keberatan bantu dia? Malah gue seneng bisa ada buat dia." Ada sesuatu dalam setiap interaksi kami yang nggak bisa dijelasin dengan kata-kata. Aku nggak tahu apakah ini perasaan lebih dari sekadar teman, tapi aku tahu satu hal aku selalu ingin Olive bahagia, apa pun caranya.
Malamnya, Olive kirim pesan lagi:
Olive: "Den, makasih banget ya hari ini. Kamu baik banget."
Raden: "Santai aja, Ive. Aku selalu ada buat kamu."Dan di situ, aku sadar: meskipun nggak ada label khusus, hubungan ini udah jadi sesuatu yang berarti buat kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Like Story, Berujung Cinta
RomanceKisah ini mengangkat perjalanan cinta sederhana namun penuh makna antara Raden Zayendra Mahesa Dirgantara dan Olive Laverna Aletha, dua siswa SMK yang secara perlahan menemukan cinta di tengah pertemanan mereka. Berawal dari interaksi ringan di What...