Bab 6 : Tak Lagi Memendam, Raden Akhirnya Mengungkapkan Perasaan nya

8 0 0
                                    

Pagi itu, pukul 05.30, Raden terbangun dengan semangat berbeda. Ia merapikan kamar, mencuci muka, dan sarapan sambil memikirkan sesuatu yang telah lama ia pendam. Sebelum mandi, ia membuka ponsel dan mengetik pesan:
"Good morning, Olivee! Udah bangun? Gimana tidurnya? Semoga mimpimu indah dan hari ini banyak hal baik yang menghampirimu."

Tak lama, Olive yang sudah bangun membaca pesan itu sambil tersenyum kecil. Ia mengetik balasan:
"Good morning too, Den! Tidurku nyenyak kok, dan mimpinya indah. Kamu gimana? Semoga hari ini juga penuh hal baik buat kamu."

Usai bertukar pesan, keduanya bersiap untuk berangkat sekolah. Raden, dengan motor kesayangannya, melaju diiringi lagu "Magic" dari Lyla. Pikirannya terus dipenuhi Olive, dan ia bertekad untuk mengungkapkan perasaannya hari ini.

Saat tiba di sekolah, Raden mengirim pesan lagi:
"Ive, nanti pulang sekolah bisa ketemu sebentar?"

Olive langsung membuka ponsel dan balas: "Boleh, ketemuan di mana?"

Raden mengetik cepat: "Aku tunggu di bawah tangga, ya. Kita jalan bareng ke parkiran, soalnya aku mau ngomong sesuatu."
Merasa penasaran, Olive hanya membalas: "Oke, sampai nanti ya."

Selama pelajaran, Raden sulit fokus. Perasaannya mengaduk-aduk, memikirkan bagaimana nanti ia akan menyampaikan semuanya. Jam pulang akhirnya tiba. Raden segera bergegas ke bawah tangga, menunggu dengan hati berdebar.

Saat Olive turun dari tangga, Raden menyapanya dengan senyum yang sedikit gugup.
"Udah nunggu lama?" tanya Olive.
"Nggak kok," jawab Raden sambil berusaha tenang. "Gimana, pelajaran tadi seru?"
"Lumayan bikin pusing sih. Gurunya kasih tugas banyak banget," keluh Olive sambil tertawa kecil.

"Kalau butuh bantuan, tinggal bilang aja ya," ucap Raden sambil mengumpulkan keberanian.

Mereka mulai berjalan bersama menuju parkiran. Setelah beberapa langkah, Raden akhirnya menghentikan langkah dan menatap mata Olive dalam-dalam.
"Ive..." Raden menarik napas panjang. "Atas nama Raden Zayendra Mahesa Dirgantara, gue jatuh cinta sama lo."

Kalimat itu meluncur begitu saja, jujur dan tanpa keraguan. Olive terdiam sejenak, mendengarnya dengan hati berdebar.

"Gue mau jadi pemilik senyum lo, hari-hari lo, dan cinta lo," lanjut Raden. "Gue nggak bakal nyakitin. Jadi... mau nggak, lo jadi pemilik hati gue, Ive?"

Rasa hangat menjalari hati Olive. Kata-kata Raden terasa tulus, sederhana, namun penuh makna. Tanpa ragu, Olive tersenyum dan berkata:
"Atas nama Olive Laverna Aletha, aku juga cinta kamu, Raden."

Raden merasa seolah seluruh beban yang ia pendam selama ini terangkat. Mereka saling bertukar senyum, seakan dunia berputar hanya untuk mereka berdua.

"Ayo kita pulang bareng," ajak Raden dengan senyum lega.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran. Sepanjang perjalanan, rasa bahagia melingkupi keduanya. Raden memutuskan untuk membawa Olive berkeliling kota Tegal. Dalam perjalanan, ia mampir ke sebuah toko bunga dan membelikan Olive buket mawar.
"Ini buat kamu," ucap Raden sambil menyerahkan bunga itu. "Sebagai tanda cinta aku."

"Makasih, Raden," jawab Olive sambil memeluk buket itu dengan senyum manis.

Setelah mengantar Olive pulang, Raden melaju kembali ke rumahnya. Langit senja menemani perjalanannya, bersama lagu "Penjaga Hati" dari Nadhif Basalamah. Raden mendengarkan setiap lirik dengan hati penuh rasa:

Karna bersamamu semua terasa indah
Gundah gulana hatiku pun hancur sirna
Janji ku tak kan ku lepas
Wahai kau bidadariku dari surga
Tuk selamanya, tuk selamanya, tuk selamanya.


Saat tiba di rumah, Raden merasa hatinya lebih ringan dari sebelumnya. Ia menatap langit malam yang bertabur bintang, bersyukur atas keberanian yang ia kumpulkan hari ini. Sebelum tidur, ia membuka ponsel dan mengetik pesan terakhir untuk Olive:
"Good night, Olive. Semoga besok kita selalu dipenuhi hal-hal baik."

Tak lama kemudian, notifikasi masuk dari Olive:
"Good night too, Raden. Sweet dreams. Aku senang kamu ada di hidupku."

Raden tersenyum puas, menatap layar ponselnya sejenak sebelum memejamkan mata. Dengan hati penuh kebahagiaan, ia berdoa agar kisah ini terus berlanjut dan cinta mereka semakin tumbuh-indah dan tulus, tanpa ada lagi yang dipendam.

Berawal Like Story, Berujung CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang