Raden menyalakan motor dan mulai melaju dengan kecepatan stabil di bawah langit senja yang indah. Angin sore menyapu lembut wajahnya, membawa aroma dedaunan basah setelah hujan siang tadi. Jalanan terasa lengang, dan suasana sore memberi ketenangan di tengah hiruk-pikuk pikirannya. Lagu "Magic" dari Lyla berputar lembut di telinganya, menemani perjalanan pulang yang seolah tak ingin ia akhiri cepat-cepat. Bagi Raden, lagu itu seperti soundtrack hidupnya, terutama saat ia memikirkan Olive sosok yang diam-diam telah mengisi ruang di hatinya.
Ada satu lirik dari lagu itu yang selalu membuat Raden tersenyum dan mengingat Olive:
"Mahakarya Tuhan
Menciptakanmu
Begitu indahnya
Makhluk sepertimu
Saat kau bicara
Aku tak kuasa
Mendengar suaramu, oh."Lirik itu begitu bermakna bagi Raden, karena menurutnya Olive adalah salah satu mahakarya terbaik Tuhan. Setiap kali mendengar lirik tersebut, ia merasa seolah-olah lagu itu ditulis khusus untuk menggambarkan Olive. Bagi Raden, Olive bukan hanya sekadar teman dia adalah sosok istimewa, sederhana namun selalu berhasil membuat dunia Raden terasa lebih berwarna dan hangat.
Selama perjalanan, Raden membayangkan senyuman Olive dan momen-momen kecil mereka di sekolah. Setiap tatapan, senyum, atau pesan singkat dari Olive selalu memiliki arti lebih baginya. Lagu itu terus berputar, seakan ingin menegaskan bahwa perasaannya tidak pernah sesederhana yang ia tampakkan. Di antara bunyi angin dan deru mesin motor, Raden bergumam pelan, "Seandainya suatu hari Olive tahu, seberapa berartinya dia bagiku."
Sesampainya di rumah, Raden segera membuka ponselnya dan mengabari Olive:
Raden: "Aku udah sampai rumah, Ive."Setelah mengganti baju dan membersihkan diri, Raden keluar ke halaman untuk menikmati malam. Langit malam itu cerah, dihiasi bulan purnama dan ribuan bintang berkelap-kelip. Sambil duduk santai, ia memutar lagu "About You" dari The 1975, menikmati suasana malam yang tenang.
Tiba-tiba, notifikasi pesan berbunyi-pesan dari Olive. Senyuman kecil langsung terukir di wajahnya.
Olive: "Hallo Raden, kamu lagi ngapain?"Melihat pesan itu, Raden tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ia segera mengetik balasan.
Raden: "Aku lagi mandangin kamu di atas langit malam yang cerah ini."Olive yang membaca pesan itu merasa salah tingkah dan buru-buru mengetik balasan.
Olive: "Aduh, gombal mulu lu, Den."Raden hanya tersenyum sendiri, lalu membalas:
Raden: "Ya gimana, kamu memang secantik bulan dan seindah bintang malam ini."Membaca pesan itu, Olive semakin salting dan tertawa kecil di balik ponselnya. Mereka terus bertukar pesan, bercanda, dan berbicara ringan hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 21.30.
Raden yang mulai merasa lelah akhirnya mengirimkan pesan terakhir untuk malam itu:
Raden: "Aku tidur dulu ya, Ive. Good night."Olive: "Good night, sweet dreams. Semoga besok selalu ada hal baik yang menghampirimu, Raden."
Setelah membaca pesan itu, Raden tersenyum puas. Ia merapikan kamar, mencuci muka, dan berbaring di tempat tidur. Sebelum memejamkan mata, ia tak lupa membaca doa, berharap hari esok membawa lebih banyak kebahagiaan untuk dirinya dan juga Olive.
"Semoga, suatu saat nanti, aku bisa mengungkapkan semua perasaan yang ku pendam selama ini padamu, Olive," pikir Raden dalam hati, sebelum akhirnya terlelap dengan senyuman tipis di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Like Story, Berujung Cinta
RomanceKisah ini mengangkat perjalanan cinta sederhana namun penuh makna antara Raden Zayendra Mahesa Dirgantara dan Olive Laverna Aletha, dua siswa SMK yang secara perlahan menemukan cinta di tengah pertemanan mereka. Berawal dari interaksi ringan di What...