Di perjalanannya pulang dari les vokal menuju rumahnya, Naya duduk di kursi depan sebelah kiri mobil, wajahnya begitu muram. Yang teringat di benaknya hanyalah kata-kata dan olokan dari Pak Budi dan teman-teman lainnya.
Naya merasa gagal. Dia merasa bahwa dia tidak akan pernah bisa menemukan bakatnya.
"Nak, kenapa kamu diam saja? Apa yang terjadi di kelas les vokal?"
tanya Ayah Naya dengan lembut.Naya terdiam sejenak.
Dan mengatakan."Ayah, aku merasa aku tidak punya bakat. Pak Budi terus menerus mengkritikku dan teman-temanku juga mengejekku"
jawab Naya.Ayah Naya mengelus rambut Naya dengan lembut.
"Nak percayalah, apa yang di katakan Pak Budi tadi itu bukan karena hasil menyanyi mu buruk, tapi karena Pak Budi ingin membuat mu dapat bernyanyi lebih baik" kata Ayah Naya.
"Tapi Ayah, aku sudah berusaha untuk itu. Namun aku tetap saja tidak bisa mengeluarkan suara 'lo' dengan baik, dan Pak Budi terus menerus mengkritik ku. Aku merasa aku tidak akan pernah bisa menjadi penyanyi yang baik"
ucap Naya, putus asa."Nak, mencari bakat itu bagaikan mencari harta karun. Kadang-kadang kita harus menggali lebih dalam dan mencari di tempat yang tidak terduga. Mungkin kamu punya bakat di bidang lain, yang belum kamu temukan"
"Kamu harus terus mencoba hal-hal baru dan jangan pernah menyerah"
ucap Ayah Naya, mengelus kepala NayaNaya terdiam sejenak, menyerap kata-kata yang di berikan Ayahnya itu. Dia merasa sedikit lebih tenang dan mulai menyadari bahwa dia tidak boleh menyerah begitu saja. Dia harus terus berusaha untuk mencari bakatnya.
Naya mulai mengamati lingkungan sekelilingnya. Dan mata Naya terpaku pada sekelompok orang yang memakai baju putih longgar, di sertai dengan celananya. Tak lupa ada pengait yang melingkari pinggang para sekelompok orang itu dengan warna yang berbeda.
"Ayah, itu apa?"
tanya Naya."Itu Seni Bela Diri nak, namanya Karate"
jawab Ayah Naya."Wah keren ya Ayah"
"Ayah, apa Naya boleh ikut seperti mereka?"Terlihat Naya mulai tertarik dengan Seni Bela Diri Karate. Di tambah sang Ayah, yang juga menjelaskan secara rinci tentang Karate yang belum Naya ketahui sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau tidak harus jadi sepertinya (Kelompok 5)
Short Story"Pencarian Diri" Naya awalnya terobsesi untuk menjadi seperti teman-temannya yang memiliki bakat tertentu, seperti olahraga atau seni. Dia mencoba mengikuti mereka, tetapi selalu gagal. Akhirnya, dia menyadari bahwa dia harus menemukan bakatnya se...