Putus asa (2)

3 1 2
                                    

Di hari berikutnya, setelah pertandingan. Naya masih terbayang-bayang dan penasaran. Tentang seorang pria yang kemarin baru saja melawannya, Rehan. Mengapa bisa Rehan membuat gerakan yang begitu cepat serta tepat kemarin?

Naya yang penasaran mulai, mencari tau lebih dalam tentang keberadaan Rehan, melalui telepon genggam miliknya. Tak lama, Naya menemukan akun Instagram milik pria itu.

Naya, mulai mengirimkan pesan kepada Rehan.

. . .
Isi chat

Naya: "Halo, Rehan?"
R

ehan: "Halo, siapa?"
Naya: "Aku Naya, lawan tanding mu kemarin"
Rehan: "Oh, halo Naya"
Rehan: "Ada apa Naya?"
Naya: "Tidak apa, aku hanya berpikir bahwa kamu seorang yang hebat. Kamu mampu membuat ku gagal untuk kedua kalinya"
Rehan: "Maksudnya"
Naya: "Maksudnya? Kamu masih tanya itu? Sudah jelas kan aku katakan bahwa kamu telah membuat ku gagal kedua kalinya. Dan sekarang aku tidak tau kemana lagi, aku harus mencari bakat!"
Rehan: ...

Rehan bingung, apa yang harus dia katakan lagi kepada gadis itu. Terlihat juga, bahwa Naya sangatlah kecewa.

Rehan mulai memberikan pesan lagi.

Rehan: "Naya, aku minta maaf. Walaupun aku telah memenangkan pertandingan ini. Tapi percayalah, bahwa kamulah yang terhebat, Naya"
Naya: "Aku tidak butuh pujian darimu!"
Rehan: "Naya, kamu sangatlah pandai dalam melukis"
Rehan: "Sedangkan aku"
Naya: "Kamu pikir melukis adalah bakat istimewa? Tidak bagiku"
Rehan: "Mengapa tidak? Apa kamu tau kakakku?"
Rehan: "Dia memiliki impian untuk dapat memanjangkan lukisannya di sebuah museum ternama, tetapi dirinya tidak bisa dan tidak akan pernah bisa mencapai impiannya"

Belum selesai Rehan menceritakan banyak tentang kakaknya itu, rehan mengirim audio yang berisi suara tangis nya. Sontak, Naya mulai menanyakan keadaan Rehan saat itu.

Naya: "Rehan, apa yang terjadi? Apakah kamu baik baik saja?"

Rehan kembali mengirimkan sebuah foto, sebuah pemakaman yang di taburi bunga. Di bawahnya tertulis.

"Naya, tolong hargai bakat mu yang sebenarnya. Aku tau Naya, kamu pandai dalam melukis, tolong lanjutkan ya? Kamu harus bisa membuat karya lukisan mu tertata di sebuah museum ternama disini. Dulu, kakakku juga pandai melukis loh, sehingga dirinya memiliki mimpi untuk dapat memanjangkan lukisannya di sebuah museum. Tapi, Tuhan berkata lain, Nay. Kakakku, terkena serangan jantung. Sehingga dirinya berpulang kepada Tuhan. Di sisa hidupnya, aku pernah berjanji kepada kepada kakakku untuk terus melanjutkan bakat melukisnya itu. Tetapi, aku gagal. Nay, aku tidak pandai dalam melukis, bahkan sebenarnya. Aku tidak tertarik pada lukisan. Aku sedih Nay, aku belum bisa menepati janji ku kepada nya. Aku takut dia kecewa kepada ku"

Naya mulai merasakan, tentang apa yang Rehan rasakan saat itu. Perlahan Naya mulai menenangkan Rehan.

Sedikit demi sedikit, Naya mulai menyerapi tentang apa yang Rehan katakan.

🇧 🇪 🇱 🇺 🇲
🇸 🇪 🇱 🇪 🇸 🇦 🇮

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kau tidak harus jadi sepertinya (Kelompok 5) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang