"Hehe iya kak cindy gausah repot repot.." balas ku ikut ikutan
"Hmm yaudah aku buatin kopi aja ya.."
"Lah??..kok kopi.." ucapku dan Ibu seirama
Sambil berjalan meninggalkan kami ke dapur, Kak Cindy mengetuk dan meneriaki kamar Yudi yang persis di dekat ruang tamu.
*TOK TOK TOK!!*
"YUD BANGUN YUD!!.." teriak kak cindy
Tak lama kemudian pintu kamar yudi pun terbuka, rupanya Ibu Nya Yudi, Bu dea yang keluar.
Namun beliau hanya memakai handuk persis seperti sebelumnya. Aku yang melihatnya jadi senang, pikiran mesum ku kembali lagi.
"Ehh Bu Dea, habis mandi ya maaf nih ganggu hihi.." sapa ibu ku
"E-engga B-bu Widya.." jawab bu dea sedikit gugup
"Loh terus kenapa pakai handuk doang bu hihi, gerah ya bu.."
"B-bukan bu, i-ini tadi abis di pijetin si yudi hehe.."
"Oalahh den Yudi baik banget mau pijietin ibunya pagi pagi gini, tuh raf...yudi aja mau pijetin ibunya, gak kayak kamu.." ejek ibu pada ku
"Cih ogah bu, kan udah biasa sama tukang urut si mamang itu.." balasku ketus
"Hmm.. oh iya bu bukannya si Yudi lagi sakit.." tanya ibu ku
"Ohh soal itu...iya tapi ga parah hehe, perutnya aja tadi nyeri Bu Widya.." jawab Bu Dea
"Bisa yah bu mijitin ibunya walau lagi sakit hihi, boleh dong sekali kali saya kesini minta di pijetin hihi.."
"Ehh.. hehehe.. terserah si Yudi itumah bu Widya, saya nggak bakal melarang kok.."
"Sip dehh ga sabar mau dipijitin anak perjaka hahaha.." canda ibu
"Hushh Bu Widya jangan aneh aneh ah.."
"Saya bercanda doang bu hahaha, iya bu ini ada kunyit sebungkus buat den Yudi, biar perutnya enakan.."
"Aduh Bu Widya makasih banyak loh, banyak banget ini.."
"Iya sama sama bu dea, biar si Yudi cepet sembuh aja.."
Kemudian Ibu dan Bu Dea pun lanjut ngobrol ngalor ngidul membahas ini itu sementara aku berusaha menyembunyikan "si joni" ku yang berdiri sedari tadi, karena duduk berdekatan dengan Bu Dea yang hanya memakai handuk. Tak sabar rasanya ingin pulang dan menuntaskan "hajat" ku ini. Tapi dalam hati, aku merasa sangat iri pada yudi yang tadi pagi memijat tubuh Bu Dea, pasti sangat lembut kulit Bu Dea dan harum aroma badannya. Tapi... apa yudi juga punya pikiran mesum pada Bu Dea? Itukan ibunya sendiri?
Ah tak mungkin Yudi berpikiran mesum seperti itu, toh dia anak pintar. Dia jelas hanya membantu orang tuanya.
Singkat cerita, siang harinya aku dan ibu pun pulang ke rumah dan aku buru buru ke kamar mandi untuk mengocok kontol ku, untuk menyelesaikan beban nafsu di selangkangan ku.
*clek clek clek clek clek*
"Ouhh bu dea...tubuh mu....enmgghhhh.."
"Ohh bu dea aku masukin yah...engghhhh ohh.."
*clek clek clek clek clek*
Sambil mengocok, aku bergumam membayangkan Bu Dea. Lama kelamaan rasanya makin enak, sepertinya aku akan segera ejakulasi.
*clek clek clek clek clek*
"Ohh ohh bu dea...aku mau keluar buu...ohhohhh.."
"Memek bu dea sempit bangettttt aahhhh ohh.."
*clek clek clek clek clek*
*clek clek clek clek clek*
Ahh inilah waktunya, aku akan keluar!
*tok tok*
"Nak..., apanya yang sempit?.."
BLARRRR, Bagai tersambar petir di siang bolong. Ibu berbicara di depan pintu kamar mandi. Namun sudah kepalang tanggung, kupercepat kocokanku dan..
*crett crett*, dua kali aku menembakkan sperma ku ke dinding keramik kamar mandi, setelah itu aku buru buru menyelesaikan mandi.
Selesai mandi aku membuka pintu dan aku mendapati Ibu masih di depan pintu kamar mandi, menatap ku dengan curiga.
"Rafi...jawab Ibu, tadi kenapa kamu Ibu dengar samar samar ngomong sendiri?!.."
*JLEB* bagai tusukan telak di urat nadi, rupanya Ibu mendengar ku masturbasi barusan. Ah sialll... ku kira situasi sudah aman, padahal ibu terlihat sedang istirahat tadi di kamarnya..
"Uhhh..a-anu...ituu..." ucap ku sangat grogi
"Tadi ibu dengar sempit sempit, apa itu maksudnya rafi?.."
"Uhh..i-inii..bu, kamar mandinya sempit e-eheehe.." ucap ku ngeles
"Hmm?.."
Ibu menatapku dengan sinis, hingga aku pun tak berani menatap matanya. Sedari tadi aku hanya menunduk malu.
"Sempit?.." ucap Ibu memecah keheningan
"Iya bu.."
"Iya juga sih raf, hmm.."
Fiuhhh, ku kira Ibu akan marah besar. Untung saja aku berbohong tadi, lega sekali melihat wajah ibu sudah tidak menyeramkan lagi.
"Nanti Ibu pikirkan raf buat perluas kamar mandi ini, lihat keuangan dulu kan, dah sanah pakai baju.."
"Siap bu.."
Saat aku sedang asik menyisir rambut tiba tiba terdengar teriakan dari kamar mandi.
"HIIIIHHHHHHHHHHHHHH!!!!!.."
"BUUU!! SI RAFIIIII!!.."
Dari lengkingannya jelas itu Kak Putri, buru buru aku keluar kamar untuk mencari tahu perihal apa barusan.
"Ehhh kakak! Ada apa sih teriak teriak?!..." tanya Ibuku yang sudah duluan di TKP
"Si Rafi bu! Dia...ihhh!! Jijikk!!!!!.." teriak kakak dari dalam kamar mandi
Seketika aku teringat satu hal..
Aku lupa membersihkan bekas peju ku di dalam sana!
SIALLLLLL!!...
"Rafi ngeluarin putih putih bu di pintu!! Ihhhhhhh jorokkk!!!!.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Skandal Keluarga (Cuck_old Inc_est Warning)
FantasyIbuku bernama Widya Anindya, Biasa dipanggil Bu Widi/Widya oleh ibu ibu sekitar dan berumur 39 tahun. Berkulit putih sama seperti kakakku. Wajah ibuku sangat cantik tak begitu termakan usia, jika dibilang mempesona tentu saja. Ditambah bentuk badann...