Bab 6

1K 3 0
                                    

Aku pun jadi bimbang, antara senang dan malu. Jika aku terima bisa saja kakak menertawai ku, tapi kapan lagi kesempatan ini datang?

Aku pun memutuskan untuk menolak tawaran ibu, lagi pula aku sudah mau dewasa kan, malu dong?

Walau dalam hati ku ingin sekali merasakan kehangatan pelukan kasih sayang ibu menjelang tidur tapi ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu harga diri ku di depan kakak.

Ya, bukannya melebih lebihkan tapi kak putri suka meledek ku dari kecil hingga sekarang jika aku manja pada ibu.

Namun tampaknya ibu tak senang mendengar jawaban ku, wajah manisnya langsung berubah murung, ibu langsung berdiri lalu meninggalkan ku tanpa sepatah kata pun. Aku jadi merasa bersalah membuat ibu sedih.

Hingga akhirnya tiba waktu tidur pukul 22:00, kami semua pun terlelap setelah melewati hari yang aneh.

~~~

Pagi hari pukul 06:10

Aku terbangun agak telat hari ini, sepertinya karena faktor banyak pikiran kemarin. Harusnya pukul 05:30.

Tapi di pikir pikir kenapa ibu tidak membangunkan ku? Biasanya jika aku telat lima menit saja pasti ibu akan membangunkan ku sambil mengomel. Apa ibu masih tertidur?

Aku segera keluar kamar untuk mencari tahu sekalian bersiap-siap pergi sekolah.

Di dapur aku hanya mendapati kakak sedang makan sarapannya.

"Kak, ibu belum bangun??.." tanya ku

"Eh rafi, iya tuh belum.." jawab kakak

Aku pun berinisiatif untuk membangunkan ibu

"Aku bangunin ya kak.."

"Ehh jangan! Nanti kamu telat.."

"Yaelah kak.."

"Sanah mandi cepat, nanti kakak ga anterin kamu sekolah kalau kamu lama raf!.." omel kakak

Ya, aku biasa berangkat sekolah diantar kak putri dengan berboncengan naik sepeda, ya memang memalukan tapi mau gimana lagi aku tidak bisa menggunakan sepeda itu sendiri karena biasa ibu atau kakak pakai pergi ke pasar membeli keperluan dapur & warung.

Setelah selesai bersiap siap, kami pun berangkat ke sekolah.

Meninggalkan ibu yang masih tertidur di rumah sendirian.

Jam istirahat, pukul 10:00.

Akhirnya tiba waktu istirahat, waktunya melepas dahaga dan beban pikiran setelah pelajaran biologi tadi.

Di kantin aku hanya bersama asep dan deden, mereka berdua bagian dari 'geng' kami dengan si yudi. Mereka berdua sepantaran dengan aku dan yudi, tanpa perbedaan mencolok.

Di kelas ini hanya satu murid yang paling mencolok & terkenal yaitu dodi, karena dia selalu mendapat nilai sempurna dan tentunya sangat pintar. Entah bagaimana dodi bisa sepintar itu, tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan anak itu.

Yang ku tahu dari gossip anak perempuan, bahwa si dodi ini memiliki hubungan terlarang dengan anggota keluarganya, anak perempuan ini yang bernama siska mengaku mendengar suara orang "kepedesan" saat ia berkunjung ke rumahnya malam hari untuk mengambil barang yang tertinggal setelah tadi belajar bersama sore harinya. Siska pun mengurungkan niatnya mengambil barangnya malam itu.

Yah namanya juga gossip belum tentu benar adanya, hanya orang bodoh yang mudah percaya gossip.

Kembali ke kantin.

"Woy raf!, kenapa si yudi ga masuk lagi sih??..." tanya asep memulai percakapan di meja kantin

"Hadehh sep sep...gua juga gatau...aneh banget soalnya.." balas ku

Ya, Yudi hari ini tidak masuk sekolah lagi, sangat disayangkan padahal minggu depan ada ulangan. Bahkan guru biologi kami yang kebetulan tinggal sekampung, Pak Wawan. Mengajak kami menjenguk ke rumah yudi, sekalian membawa soal latihan untuk yudi.

"Halah tu anak palingan keracunan keong sep!.." ucap deden sok tahu

"Hahaha pantes badannya kurus yak makannya keong beracun mulu.., mending ke warungnya si rafi makanannya enak bonus liat kak putri juga hehe.." ucap asep

"Ngaca lo sep, badan lo juga kurus!.." ejek deden

"Alah sialan, emang niat lu ke warung gue itu doang kan sep, beli tongkol goceng tapi lama di ngobrolnya.." balas ku

"Eh yang penting gue tiap hari belanja ke warung lu raf, kadang juga beli banyak ah.." balas asep

"Gue sih lebih suka kalo bu widi yang jagain sep, pakaiannya kalau siang wahhh.." ucap deden

"Hahaha kok lu demennya ibu ibu den!.." sahut asep

"Wahh sialan lu berdua ngomongin keluarga gue! Nanti ga gue kasih contekan lagi loo!.." ucap ku mengancam

"Eh iya iya ampun raf, bercanda doang elahh serius amat luu.." balas asep

"Oiya ngomong ngomong lu berdua ikut jenguk si yudi bareng pak wawan kan nanti siang?.." tanya deden

"Iya.." jawab ku dan asep barengan

"Kira kira tu anak sakit apaan dah, tiba tiba gitu gak ada kabar.."

"Kata ibunya sih hari minggu lambungnya masalah, tapi bilangnya udah baikkan.., ehh besoknya ga masuk?..

Yang anehnya kemarin pas gue pulang sekolah dia lagi di rumah gue!.." ucap ku

"Wahh tu anak bolos kali raf!.."

"Iya tuh bolos! Sialan emang.." seru asep dan deden

"Dia tuh bolos mau makan makan gratis di warung lo raf! Hahaha.." canda asep

"Makan makan? Kalau makan makan kenapa di dalam rumah ku dengan pintu terkunci? Harusnya di warung dong.." pikir ku dalam hati.

*KRINGG KRINGG KRINGG KRINGG* setelah 30 menit waktu istirahat pun berakhir, kami semua kembali ke kelas untuk pelajaran kedua.

Skandal Keluarga (Cuck_old Inc_est Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang