14:00
Singkat cerita, waktu pulang pun tiba. Sesuai rencana tadi, aku tidak langsung pulang ke rumah, kami akan menjenguk yudi ke rumahnya bersama pak wawan, asep, deden dan siska. Setelah ku beri tahu yudi sakit lambung, pak wawan dengan sukarela membeli/membayar stok obat M*lanta di UKS sekolah. Untuk diberikan pada yudi.
Setelah siap, kami berlima berangkat ke rumah yudi dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan pak wawan menceritakan masa kecilnya yang penuh lika liku dan ujian, kami mendengar dengan seksama dan mengambil pelajaran dari perjuangan masa kecil pak wawan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Beliau ini salah satu guru yang paling disegani karena attitudenya dan tak pernah marah di kelas.
Tak terasa kami hampir sampai ke rumah yudi, tinggal dua ratus meter lagi.
Masuk ke belokan terakhir sebelum ke rumahnya yudi, kami malah bertemu langsung dengan yudi yang sedang membuka kunci pagar rumahnya.
"Woii yudi!!.." panggil asep
Yudi pun menengok dan salah tingkah melihat kedatangan kami berlima. Yudi jadi grasak grusuk membuka pagar rumahnya.
Kami berlima dengan santai ikut masuk dan duduk di teras yudi yang cukup luas untuk lesehan.
Yudi terlihat canggung dan ketakutan wajahnya.
Saat yudi hendak masuk ke dalam rumahnya, pak wawan menyuruh yudi untuk ikut duduk dahulu. Si yudi malah makin salah tingkah.
"e-ee pa wawan,, anu inii..mau taruh bawaan ini dulu he-he.." ucap yudi gagap
"Udah duduk aja dulu sini, kan bisa nanti itu?.." ucap pak wawan
Yudi pun dengan terpaksa ikut duduk bersama kami.
Pak wawan lalu menanyakan kabar dan perihal sakit apa yang dialaminya. Lalu pak wawan memberi yudi dua botol obat lambung cair ukuran 250 ml.
Saat yudi sedang di hujani pertanyaan oleh pak wawan. Asep dengan nakalnya merebut plastik hitam milik yudi. Yudi kaget setengah mati dan berusaha merebut kembali barangnya.
"Ehh asep j-jangan!.."
"Asep! Kamu jangan gitu di rumah orang.." omel pak wawan
"Hihihi yud, gue penasaran doang kok ini isinya apaan dari tadi hehe.." ungkap asep
Asep lalu membuka plastik itu dengan cepat, dan mengeluarkan isinya ke lantai.
Rupanya isinya sebungkus soto yang masih hangat dan sebuah botol minyak urut akar lawang.
"Wah ini soto buatan bu widi ini mah raf, ibu lo!.." ucap deden
"Iya nih, wah yud lo abis ke rumah gue lagi?.." tanya ku
"Ehehe i-iya raf, di rumah lagi ga ada lauk hehe.." jawab yudi
"Tapi ini minyak urut buat apa?.."
"I-itu a-anu raf, beli tadi sekalian di warung.." jawab yudi
"Ohhh kirain lu abis ngurut di rumah gue yud.."
"Walah iya enak banget kalo gitu lo yud, awas lo yud ga ngajak ngajak ahahaaha.." ucap deden
"Ah mana ada gue kasih lo berdua megang megang kak putri! Haha.." ucap ku
Setelah ngalor ngidul sana sini, akhirnya aku, teman teman dan pak wawan pamit pulang ke rumah masing masing.
15:00
Sesampainya di rumah, aku mengecek ke warung seperti biasa sekalian minta air minum.
Di dalam warung kosong, hanya ada kakak yang sedang meracik sesuatu.
"Kak, minta air dong! Hauss nih.." pinta ku
"Heh kamu raf, kok lama banget??.."
"Tadi di ajak pak guru jenguk si yudi kak.."
"Lah emang dia masih sakit?.."
"Gatau, ngomong ngomong lagi buat apa tuh kak?.." tanya ku penasaran
"Oh ini, baluran minyak kayu putih sama bawang merah buat ibu.."
"Loh ibu sakit??.."
"Iya, meriang menggigil gitu..., nah udah selesai nih-
Raf tolong tutup warungnya ya kakak mau balur ibu dulu.."
Aku pun melakukan perintah kak putri lalu masuk ke dalam rumah.
Di dalam kamar ibu, kak putri sedang membalut punggung ibu yang sedang tengkurap dengan baluran tradisional buatannya.
Aku sedari tadi memperhatikan kak putri yang telaten sekali memijat dan mengurut badan bagian belakang ibu.
Setelah beberapa lama akhirnya kakak menyadari keberadaan ku.
"Eeeeeehh rafii..anak kecil ngintip kamu!! Hushhhh!!.." usir kak putri kesal
Walau kak putri mengusir tapi ibu malah membela ku.
"Gapapa kali kak..., adek mu itu lho bukan orang asing.." ucap ibu
"Sini masuk raf, gimana sekolahnya tadi?.." lanjut ibu
"Ehh i-iya bu, baik baik bu lancar.."
Aku lalu ikut duduk di pinggir kasur sambil mengobrol macam macam dengan ibu dan kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skandal Keluarga (Cuck_old Inc_est Warning)
FantasíaIbuku bernama Widya Anindya, Biasa dipanggil Bu Widi/Widya oleh ibu ibu sekitar dan berumur 39 tahun. Berkulit putih sama seperti kakakku. Wajah ibuku sangat cantik tak begitu termakan usia, jika dibilang mempesona tentu saja. Ditambah bentuk badann...