Sekarang di sinilah Rui di tempat ruang bawah tanah sekolah bersama Shunxi dan Neo. Rui terlihat terkagum-kagum, di depannya sekarang adalah sebuah tempat bermain game terbesar dan terluas, pembuat ruang bawah ini sepertinya menghabiskan tempat sekitar 105 x 68 meter (115 x 74 yards) atau 7.140 meter persegi. Banyak sekali orang-orang yang sedang duduk di hadapan komputer dan juga ada komputer besar berukuran 370 inch dengan resolusi 4K ukurannya besar seperti raksasa lalu ada layar monitor lebar yang merekam aktivitas pemain di dunia game agar tidak ada kecurangan di game itu.
"Kita daftar dulu," Neo menarik tangan Rui untuk ke tempat komputer, Neo pun meminta ponsel Rui untuk mengunduh sesuatu di ponselnya setelah selesai Neo mengembalikan ponsel itu pada Rui dengan cara melemparnya untung saja Rui refleks.
Sampai di tempat komputer Shunxi menyuruh Rui untuk duduk dengan rileks. "Pilih role hero apa yang ingin kamu gunakan.." titah Shunxi, Shunxi pun membantu Rui untuk menjelaskan semuanya di sana terdapat magical, Destroyer, Figther, support atau healer dan juga assassin.
Padahal Shunxi sudah menjelaskan panjang lebar tapi Rui malah pencet-pencet ngasal. Ada fakta menarik tentang Rui dia itu gaptek (gagap teknologi) Neo dan Shunxi jadi saling lirik sambil tertawa kaku melihat Rui yang sama sekali tak mendengarkan penjelasannya.
[Ping]
Ponsel Rui bergetar pendaftaran nya sudah berhasil. Shunxi pun menunjukan Rui untuk tandatangan di komputer itu, Rui mengangguk pelan dia pun tandatangan tanpa membaca persyaratan yang tertera di komputer.
"Ini amankan?" Tanya Rui ragu. Dia kan sudah mendaftarkan data-datanya pada komputer dan game itu dia takut informasi pribadinya malah tersebar.
Neo pun langsung menepuk bahu Rui. "Tenang Wi ini itu aman kok, tenang aja."
"Ayo atuh masuk tunggu apa lagi?" Ucap Shunxi. Ternyata Shunxi sudah ada di depan portal yang bentuknya seperti pintu, masing-masing pintu beda-beda level kesulitannya tergantung rank apa yang telah pemain dapatkan.
"I, iya." Rui dan Neo pun langsung berlari kecil menghampiri Shunxi tapi lagi-lagi kesialan menimpa Rui, saat berlari dia malah menabrak seseorang yang berlari ke arah yang berlawanan juga.
Orang itu pun jadi jatuh, jatuhnya orang itu sebenernya bukan salah Rui tapi salah si penabrak itu yang memakai perban di mata.
"Dasar lo ya! punya mata gak sih?! hah!!" Rui langsung kena semprot dari orang yang ditabraknya. Orang itu akan mulai menampar Rui, Shunxi langsung saja menghentikan pergerakan Hongyi."Wow sabar dong Hongyi, itu kan salah lo sendiri yang jalan gak pake mata malah pake perban," jawab Shunxi yang memang benar, Hongyi berjalan asal dengan mata tertutup tapi mau bagaimana lagi itukan sudah ciri khas nya.
Orang-orang yang ada di sana berusaha menahan tawanya. Sindiran Shunxi benar-benar langsung masuk ke hati, kenyataannya Hongyi lah yang buta dia juga yang menabrak Rui duluan.
Wajah Hongyi langsung memerah karena malu, ia pun mengepalkan tangannya. "AWAS YA KALIAN!" teriak Hongyi tak terima Hongyi pun kabur dari hadapan Rui.
•••
[Welcome to Checkmate King]
[Akan ada lima pemain yang akan melawan kalian]
[Dan membunuh mereka akan membuat kalian mendapatkan Bintang]
Rui langsung melotot mendengar penjelasan dari operator. "Apa! kita main bunuh-membunuh!" Teriak Rui panik. Kebiasaan Rui saat panik adalah memainkan kacamatanya tapi kacamata Rui sudah tidak ada di matanya, pandangan Rui harusnya buram saat tidak memakai kacamata.
"Kacamata aku hilang!" Rui semakin panik mencari-cari kacamatanya ia pun mencari ke bawah kakinya. Saat Rui membungkuk ia merasakan jika rambutnya yang terurai menjuntai menapak ke tanah.
Shunxi dan Neo yang melihat wujud Rui tidak bisa berkata-kata sambil menutup mulut mereka. "Wow,"
Wujud Rui sekarang di dunia game berbeda dengan wujudnya di dunia nyata. Di dunia game Rambut Rui berwarna ungu terurai panjang sampai pinggang dengan satu tanduk di kepalanya, belum lagi di tambah dengan baju hanfu berwarna biru dengan motif pohon sakura tanpa bunga yang menyeret tanah. Rui mengunakan gelang kayu di tangan kanannya. Mata Rui juga berwarna ungu berbentuk kristal.
"Cih dia magical."
"Ada apa dengan kalian?" Rui bertanya pada teman barunya itu yang malah menatapnya tanpa berkedip. Wujud Shunxi dan Neo juga berbeda tidak seperti di dunia nyata. Shunxi berpenampilan seperti badut dengan rambut panjang yang di kepang, di punggung Shunxi ada tas transparan berisi obat-obatan di lihat dari gaya dan ciri khasnya Shunxi adalah seorang healer.
Sedangkan Neo berwujud kakek-kakek swag yang sering sekali bergaya sambil mengigit bibir bawahnya itulah yang Rui lihat saat ini juga. Neo berambut panjang sebahu di tambah dengan jenggot yang menghiasi dagunya, kumisnya juga terlihat panjang seperti lele, role Neo adalah tank.
"Wow," Rui langsung bertepuk-tepuk tangan melihat wujud mereka secara dekat.
"Cih norak!!" Ujar dua orang lainnya yang ternyata masuk kelompok Rui, game yang di mainkan Rui adalah game 5V5. Karena Rui cuma bermain tiga orang berarti akan ada dua pemain lainnya yang otomatis masuk ke timnya agar jadi pas lima orang.
Dua orang itu membawa senapan dan sebuah pedang. Secara otomatis Rui melihat Nickname yang tertera di kepala pemain itu. Pemain yang penuh perban sambil bawa pedang namanya Hongyi dan pemain yang membawa senapan adalah Yuliang, dua laki-laki aneh penuh perban di tubuhnya.
"Eh Hongyi perasaan aku pernah dengar nama itu," Rui berbisik kepada Shunxi. Saat Shunxi ingin menjawab, senapan peluru langsung menembak mereka.
Dor
Shunxi membawa Rui untuk menunduk.
"Kok kalian malah nge feed!" Orang yang tadi menembak pun tiba-tiba muncul dari balik pohon.
(Feed atau feeder artinya diam saja)
"Andai ada empat orang temen gue pasti kalian udah mati sekarang..." Ujar orang itu sambil memainkan pistolnya.
Inilah kesempatan Shunxi untuk mengajari Rui bermain. "Nah mumpung dia sendiri kamu harus mulai nyerang dia." Shunxi menunjuk si penembak itu.
Sambil menggaruk keningnya Rui berkata, "Gimana caranya?"
"Kamu kan magical alias Mage ya lemparin sihir kamu aja ke dia!" Sentak Shunxi kemudian dia mendorong-dorong Rui untuk maju.
Bukannya Rui membaca mantra untuk melempar kekuatannya ke si penembak itu, dia justru malah berlari sambil memukul-mukul dada lawannya. Neo dan Shunxi pun langsung menepuk jidatnya. "BUKAN GITU!" Teriak empat orang kelompok Rui bersama-sama.
[Rui lose]
Rui pun langsung mati tertembak di kepalanya oleh si lawan.
•••
"Rui!! lo itu gimana sih tuh kan Bintang gue turun! awas lo ya kalau gue turun ke Bronze!!" Omel Shunxi tak terima. Mereka sekarang sudah kembali ke dunia nyata dan langsung memarahi Rui, gara-gara Rui mati. Shunxi dan Neo jadi out dari game karena kekurangan tim penting.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Checkmate King (Yirui)
FanfictionRui salah masuk sekolah, ia malah menjadi korban bully dan terpaksa mengikuti permainan disekolahnya agar bisa mengubah peraturan sekolah yang bobrok