6. Keanehan

34 2 0
                                    

Rui masih belum sadar juga. Itu semua memaksa Li Hongyi  untuk menarik-narik tubuh Rui ke tempat yang lebih hangat. "Cih jangan pikir gue bakal gendong elo ya," gerutu Li Hongyi .

Di belakang Li Hongyi  ternyata ada Bailu  yang mengikutinya. Mermaid cantik yang menolong Rui adalah Bailu  dan orang yang ditolong Rui dia juga, Bailu . Orang yang ngebully Rui juga Bailu . Sekarang Bailu  berjalan dengan kedua kakinya mengikuti Li Hongyi .

Akhirnya Li Hongyi  memutuskan untuk berhenti di sebuah pohon besar rindang yang penuh dengan buah-buahan.

Lama sekali Rui tak bangun, niatnya Li Hongyi  ingin kabur dari Rui. 'Mustahil gue satu tim sama Rui bisa-bisa gue jadi gold abadi selamanya.. kayaknya dia juga feeder.' pikir Li Hongyi  sambil mengetuk-ngetuk kepalanya.

Ia akhirnya memutuskan.
"Yuk Bai kita pergi aja," Li Hongyi  meninggalkan Rui di hutan sendirian. "Serius nih?" Bailu  sebenarnya agak ragu meninggalkan Rui sendirian apalagi dalam kondisinya yang mengenaskan itu.

Li Hongyi  berusaha mencari alasan agar Bailu  setuju untuk pergi dengannya.
"Gue gak bisa satu tim sama Rui, lo Magical dia juga magical kita gak bisa bikin tim yang isinya magical semua.." jelas Li Hongyi . Sebenarnya itu bukanlah sebuah alasan. Dua magical dalam satu tim itu bukan masalah tapi karena Li Hongyi  tak terlalu suka pada Rui makanya dia berani berbicara seperti itu.

"Yaudah deh terserah," ucap Bailu . Bailu  tak suka keributan. Pada akhirnya Bailu  mengikuti Li Hongyi  untuk pergi, meninggalkan Sang Pangeran Naga sendirian.

•••

Lima jam kemudian Rui baru bangun. Makin lama makin dingin karena hari sudah malam. Kelelawar berterbangan di bawah langit malam.  "Hoam," Rui merenggangkan kedua tangannya. "Tunggu ini di mana?" Tanya Rui pada diri sendiri. Tubuhnya di ikat di dekat pohon selain itu ada dua orang aneh yang sedang membuat api unggun di dekatnya.

"Oi anak Naga sekarang kau santapan kami, daging mu pasti empuk, Naga bayi ehe." Ucap orang itu tapi sepertinya tubuhnya bukan tubuh manusia. Orang itu berwarna hijau seperti kacang hijau. "Iyuh Goblin menjijikan," ledek Rui. Goblin itu terlalu bodoh untuk Rui, kedua tangan Rui tak di ikat hal itu membuat Rui jadi lebih mudah membuka ikatan di perutnya dengan jari-jari panjangnya yang setajam pisau.

Dua Goblin itu kemudian saling menoel-noel. Sepertinya mereka salah sasaran, karena sepertinya Anak Naga di depannya lebih pintar dari mereka atau mereka saja yang pada dasarnya bodoh.

Rui langsung melompat ke arah Goblin itu. "Halo," sapanya kemudian tanpa basa-basi Rui langsung mencakar leher kedua Goblin itu hingga putus. "Selamat tinggal untuk selamanya hahahaha," Rui kemudian menginjak-injak api yang sedang berkobar dengan kakinya, tanpa alas sambil menjilati tangannya yang penuh darah.

Wajah lugunya kini terlihat semakin menyebalkan. "Akh apa yang anak itu lakukan selama aku tak bangun ya... Rui Rui ck." Ucap Rui pada dirinya sendiri. Kemudian ia memainkan rambut panjangnya. "Kenapa pula rambut gue jadi panjang gini, kenapa juga banyak Goblin di sini?" Rui berputar melihat tubuhnya. Sayapnya kini melipat ke seluruh tubuhnya.

"Akh," Rui mundur berusaha menenangkan kepalanya yang terasa pusing. Rui memejamkan matanya sebentar.

"Eh?" Ketika Rui membuka matanya ia terlihat bingung melihat tangannya yang berdarah dan melihat kedua Goblin yang sudah mati di dekatnya dan...

"Apa ini, aw." Rui menyingkir dari api yang diinjaknya. "Aduh kenapa bisa gini," keluh Rui kemudian dia duduk di tanah membersihkan kakinya dari bubuk arang yang menusuk. Rui tak ingat dengan apa yang terjadi menimpanya tadi, dia juga tak ingat kenapa kakinya melepuh. "Li Hongyi ? All?" Panggil Rui. Ia mencari Li Hongyi  namun sayangnya sepertinya Li Hongyi  meninggalkannya sendirian. Tidak ada yang ingin berteman dengannya harusnya Rui sadar itu.

Checkmate King (Yirui) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang