Dengan ragu Rui membuka pintu rumahnya sambil menunduk, dia takut pasti Mama nya akan marah lagi padanya. Kepala Rui tanpa sengaja menubruk tubuh Mama nya yang menghalangi jalan.
"Apaan kau pulang dengan wajah babak belur seperti itu, kau pasti nakal lagi, kau pasti habis memukul orang lagi?! kau anak ini anak siapa sih, kenapa hobinya bertengkar terus!" Cerocos Nyonya Lei ibu Rui. Rui menatap sinis Mamanya ada rasa kesal di hati Rui.
"Mama penipu! Mama menipu aku, Mama bilang sekolah itu bagus tapi ternyata apa?! Sekolah itu adalah pusat bully terbesar di Negara ini mah!" Rui menyentak Mamanya. Sentakan itu berhasil membuat Nyonya Lei terkejut.
"Bukankah kau juga tukang bully? jadi wajar kan sama aja!? Biar kau puas mukul orang sepuasnya,"
Sudah Rui duga Mamanya ternyata tidak tahu apa-apa tentang realita yang terjadi sebenarnya.
"Mama penipu aku benci Mama! Mama selalu bilang kalau aku bertengkar dan habis memukuli orang karena setiap pulang aku babak belur terus! tapi nyatanya bukan gitu mah, aku yang di bully, aku..." Teriak Rui frustasi, Rui kemudian menatap sinis adiknya yang sedang duduk di sofa sambil memakan jatah makan Rui.
"Jangan ngelawan lo ya! udah bagus di sekolahin!" Ucap adiknya yang malah membuat suasana jadi keruh."Ada apa Mah?" Tanya Ayah Rui yang baru saja keluar dari dapur membawa segelas kopi. Tuh kan Ayahnya juga Mengsha tidak tahu apa-apa tentang Rui anaknya sendiri.
"Aku benci kalian berdua!" Rui berlari ke kamarnya dan tanpa basa-basi dia langsung memasukan baju-bajunya ke tas.
"Mau ke mana kamu!" Nyonya Lei mengikuti Rui, berkali-kali Nyonya Lei melarang Rui untuk tak memasukkan bajunya lagi.
Rui mendorong Mamanya agar berhenti untuk menghalanginya. "Pergi! aku mau pergi dari sini, Mama gak pernah ngerti perasaan aku! gak pernah!" Ujar Rui yang masih emosi. Rui dengan langkah cepat berlari ke pintu keluar.
"Rui mau kemana kamu! Rui!" Nyonya Lei terus mengejar Rui tak lama tangan Adik Rui menghentikan langkah Mamanya.
"Udah Ma, jangan di kejar."•••
Rui pergi meninggalkan kedua orangtuanya. Langkah kakinya malah membawa Rui kembali ke Sekolahnya yang sudah sepi sambil menggandeng tasnya yang penuh baju bukannya buku. Niatnya Rui akan menginap di gudang saja. Rui itu miskin dia tidak pernah jajan ataupun diberi uang, ponselnya saja dia dapat dari adiknya.
Dia selalu unlucky.
Rui langsung naik ke gerbang karena gerbangnya tidak bisa di buka. Disekolah ini sebenarnya keamanan cukup baik.
Setelah berhasil mendarat dengan sempurna, Rui mengendap-endap masuk mencari gudang. Pasti di setiap Sekolah punya gudang kan itulah yang di pikirkan Rui makannya dia ke sini. Entah kenapa kaki Rui malah bergerak ke ruang bawah tanah, jujur dia ketagihan untuk bermain ke dalam game itu lagi.
Dan sekarang di sinilah Rui di depan pintu portal. Tempat ruang bawah tanah itu terlihat kosong orang-orang yang bermain ataupun pengawas sepertinya sudah pulang padahalkan ini baru jam enam sore.
Sebelum masuk Rui melepaskan tasnya dulu, menyimpannya ke dekat pintu portal. Niatnya kan hanya main sebentar jadi mungkin menaruh tas di situ tidak masalah.
[Welcome Rui]
"Uhuk, uhuk," Rui kaget dia jadi tersedak ludahnya sendiri deh. Padahal Rui baru saja masuk tapi sudah langsung di sambut oleh sistem.
[Selamat menikmati dunia kami, semoga kau bertahan lama di sini]
Rui mengangguk kemudian melangkahkan kakinya untuk melihat-lihat seindah apa sih dunia game dan dunia nyata.
[Berhati-hatilah]
Setelah mengucapkan itu sistem langsung mati. Rui tak menghiraukan peringatan itu. "Aku kan sendiri di sini, ngapain hati-hati." Dengan nada sok tahunya Rui berkata seperti itu.
Rui baru sadar rambutnya di bagian telinga di kepang kebelakang. Langkah Rui tanpa sadar menjauh dari pintu portal saking asiknya melihat-lihat pemandangan indah di sekitarnya. "Eh?" Langkah Rui langsung terhenti melihat kota besar ada di dalam game ini. Puluhan naga berterbangan di atas kepalanya. "Apa! ko-ta," Yuga meneguk ludahnya, naga-naga di atas kepalanya bentuknya besar juga.
[Nama: Rui]
[Peran: Anak Raja Naga]
[Level amor dan Emben: satu]
[Umur: 106 tahun]
[Note: masih bayi]
[Rank: Bronze]Glek
Rui menelan ludahnya lagi apa maksudnya ini! dia masih bayi padahalkan karakter yang ia perankan umurnya 106 tahun.
[Peringatan: dilarang masuk ke daerah kota, jangan masuk, jangan, jangan]
Rui mundur perlahan sepertinya mending dia balik ke portal lagi aja. Rui mundur-mundur namun belum juga sampai portal rambut panjangnya langsung di gigit seekor naga kecil. Naga kecil itu membawa Rui terbang dengan cara mengigit rambut panjang Rui dan sekarang Rui bergelantungan panik rambutnya di tarik. "Akh lepas," Rui berusaha menarik rambutnya agar lepas dari gigitan naga itu tapi Rui malah semakin di bawa terbang ke tempat yang lebih tinggi ke atas awan.
Bruk
Tubuh Rui dilempar ke sebuah tempat. "Tempat ini..." Kedua bola mata Rui langsung membulat sempurna, tempat ini seperti sebuah...
"Ini balkon istana!!" Rui langsung bangun mengecek tempat yang disinggahinya.
Ternyata benar Rui di bawa ke sebuah istana.
"Pangeran!!" Teriak para pelayan, para pelayan itu langsung menarik Rui dan mengecup kedua pipinya. Mereka benar-benar memperlakukan Rui seperti bayi padahal jelas-jelas tubuh Rui besar sekali seperti orang dewasa.
Rui menggaruk-garuk rambutnya. "Kalian siapa?" Tanya Rui kebingungan. Bukannya di jawab tanduk Rui malah langsung di tarik oleh seseorang. Mata Rui menangkap sosok yang menarik tanduknya itu. "Hongyi?" Rui berusaha memperjelas penglihatannya. Bener kok yang Rui lihat itu Hongyi manusia aneh yang pake perban di mata.
Samar-samar biodata Hongyi muncul.
[Nama: Hongyi]
[Peran: Pelatih Naga]
[Level amor dan Emben: 10]
[Umur: 20 tahun]
[Note: masih perjaka]
[Rank: Gold]Hongyi pada akhirnya melepas tangannya dari tanduk Rui. Sambil berdecih Hongyi mengeluh, "lu lagi, lu lagi! gak puas apa bikin gue turun Rank?" Ujar ketus Hongyi.
Rui yakin di depannya ini Hongyi yang sama. "Lho kok kamu juga ada di sini? bukankah ini daerah terlarang?"
•••
Pagi-pagi nya sekolah mulai heboh karena peringatan-peringatan mulai bermunculan di notifikasi ponsel mereka. Murid-murid berlarian menyampaikan informasi.
"Ada dua orang pemain yang menerobos pintu portal dia masuk ke server internasional," teriak pemuda yang berlarian itu.
"Apa?!"
"Server negara kita aja udah parah banget apalagi internasional, pasti lebih toxic." Dengan cepat murid-murid dengan level yang sama berkerumun.
Shunxi yang sedang di kejar-kejar pembully langsung berhenti mendengar hal itu. Entah kenapa perasaannya jadi tak enak.
Shunxi bertanya, "Orang itu siapa? jawab aku orang itu siapa?!" Shunxi menerobos kerumunan orang-orang itu karena mereka malah menggeleng mereka tidak tahu juga siapa anak nakal yang masuk ke server internasional itu.
"Kami hanya menemukan tas di depan pintu portal," ujar seorang penjaga komputer. Shunxi langsung menarik tas itu kemudian mencari sesuatu di dalamnya dan benar saja di dalam tas itu ada amplop yang Neo berikan pada Rui kemarin.
"Data-data anak itu tidak dibocorkan nanti kami akan melaporkan hal ini pada orangtua yang bersangkutan," jelas petugas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Checkmate King (Yirui)
Fiksi PenggemarRui salah masuk sekolah, ia malah menjadi korban bully dan terpaksa mengikuti permainan disekolahnya agar bisa mengubah peraturan sekolah yang bobrok