12. Yanan Adik Rui

61 7 0
                                    

Setelah transfusi darahnya selesai Rui langsung pulang bersama Hongyi karena Jiarui  tidak balik lagi, mungkin mencari Tank dan healer itu butuh waktu lama. Jadi Hongyi berpikir untuk membawa Rui ke rumahnya, lagi pula Hongyi tinggal di apartemen sekarang.

Di dalam bus Rui terus memainkan apel yang dibentuk seperti kelinci, Ligth kreatif juga. Rui menyukainya saking sukanya Rui tak berani memakannya.

"Buang apel itu Rui!" perintah Hongyi, pemuda itu kemudian mengambil potongan apel di tangan Rui. Hongyi malu duduk di dekat Rui. Tingkah Rui benar-benar seperti bocah SD yang sedang main mobil-mobilan.

Rui langsung mengambil apel miliknya lagi dari Hongyi.

"Kenapa? bukankah ini unik," jawab Rui sambil menunjukan apelnya yang terlihat unik. Tapi Hongyi malah menarik apel itu lagi kemudian melemparnya jauh dari Rui.

"Hey jangan di buang!" sentak Rui. Pemuda itu langsung bangun mencari potongan apelnya.

"Aish," potongan apel itu ternyata mengenai kepala seseorang. "Siapa yang buang ini?!" teriak pemuda yang kepalanya terkena potongan apel itu.

Rui segera mengambil apel itu tapi si pemegang apel itu malah menyembunyikan apel itu di kantongnya.

"Yanan?" tanya Rui memastikan. Pemuda yang memegang apel Rui adalah Yanan adik Rui yang paling bungsu.

Yanan pura-pura mengernyitkan alisnya. "Siapa ya?" tanyanya. Yanan tak sadar jika orang di depannya itu Rui karena Rui tidak memakai kacamata.

"Ini Kakak," tunjuk Rui pada dirinya sendiri, wajah Rui nampak senang melihat penampilan Yanan yang lebih modis dan terlihat seperti orang kaya.

"Gue gak kenal Kakak gak waras kayak lo," jawab Yanan ketus. Rui hampir lupa jika keluarga nya itu benci padanya. Rui pun jadi merenung bingung harus jawab apa.

"Oh jadi ini punya lo," Yanan mengambil potongan apel di kantongnya kemudian menjatuhkannya lalu meremukkan apel itu menggunakan kakinya.

"Jangan di injak, tega banget sih," Rui menyingkirkan kaki Yanan dari apelnya tapi sayangnya apel itu sudah tak berbentuk lagi.

"Tigi bingit sih, lo aja yang aneh," ledek Yanan sambil memonyongkan bibirnya.

Rui melihat orang-orang yang ternyata menatapnya juga, mereka menatap Rui dengan tatapan aneh.

Rui tidak peduli ia langsung mengambil apelnya yang sudah remuk itu.

"Rui buang gak!" perintah Hongyi. Hongyi tidak suka Rui mengambil apel remuknya lagi.

"Gak," Rui berlari ke bangkunya sambil melindungi apelnya dari orang-orang seperti Yanan dan Hongyi.

"Buang," Hongyi berhasil mengambil apelnya kemudian dia membuang apel itu keluar jendela.

"Jangan!" teriak Rui namun sayangnya terlambat.

Tubuh Rui bergetar melihat apel bentuk kelinci itu di geleng mobil seketika ingatan jeleknya muncul. Ingatan dimana Yanan melempar kelincinya ke tengah jalan hidup-hidup, kelinci itu di tabrak truk hingga remuk.

Gara-gara potongan apel itu Rui jadi banyak diam. Di bus kini ia hanya menatap kosong jalanan.

"Lebay!" sentak Yanan. Rui nampak tak peduli dengan sentakan Yanan. Pikirannya sekarang sedang kacau.

Mata Yanan tak sengaja melihat tangan Rui yang di perban, ada sedikit rasa khawatir di hatinya. "Kenapa?" tanya Yanan sambil menunjuk tangan Rui menggunakan mulutnya.

Rui tak menjawab ia hanya menggeleng sambil mengelus-elus tangannya. Ingatan-ingatan yang muncul di kepala Rui ternyata membuatnya merasa pusing, tangannya kini tidak digunakan untuk mengelus tangannya lagi tapi untuk memijat keningnya.

Merasa tak dihiraukan Yanan berdecih.

"Cih, jangan pulang ke rumah, kita udah pindah dan jangan panggil gue adek lo lagi, lo bukan kakak gue sekarang," ucap Yanan dengan ketus. Mereka memang sudah pindah menggunakan uang hasil menjual Rui ke Tuan Tan.

Rui memejamkan matanya sebentar ketika matanya terbuka tatapan Rui berubah.

"Bodo amat, gue gak butuh orang kayak lo di dunia ini, gue bisa berdiri tanpa orangtua dan adek gak tahu diri kayak lo," ucap Rui sambil melipat kakinya. Tubuhnya sudah diambil alih oleh Wujie si pengiris tangan.

"Uhuk, uhuk." Hongyi batuk gara-gara Rui yang berubah dalam sekejap.

"Hello my brother," sapa Wujie pada adiknya itu. Yanan menganga dengan pikiran kosong. 'mustahil harusnya dia tidak kembali lagi,' gumam Yanan. Rui mengorek telinganya, ia mendengar gumaman itu.

"Kenapa My Little Brother, wajahmu seperti katak, jelek sekali," ledek Wujie dengan tatapan jijik.

Yanan mengepalkan tangannya. Kakaknya terlihat sangat menyebalkan gara-gara kepribadian Wujie yang bar-bar itu.

Bus yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti mendadak. Wujie melihat keluar jendela bus dan ternyata ada mobil Jiarui  di depan bus itu. Dengan gilanya Jiarui  menghalangi bus dengan mobilnya.

Jiarui  turun dari mobilnya kemudian mengetuk-ngetuk pintu bus. "Buka ...," perintah Jiarui, pintu bus itupun terbuka.

"Ayo turun," Hongyi menarik tangan Wujie. Mereka melewati Yanan yang sedang berdiri mengepalkan tangannya. Yanan ingin sekali menyapa Wujie namun egonya berbisik pada Yanan untuk tak berurusan dengan Wujie lagi.

"Say goodbye!" Wujie ternyata melepas tangan Hongyi kemudian menginjak kaki Yanan sebagai kenang-kenangan.

"Wujie sialan!" Yanan menahan sakit di kakinya.

••

Jiarui  ternyata membawa Wujie dan Hongyi ke rumah besarnya, sekarang mereka di ruang komputer bersama pemain lainnya yang telah dipilih oleh Jiarui .

Jiarui  memperkenalkan Tank dan healer yang dia dapatkan.

"Perkenalkan ini Shunxi dan ini Neo mereka yang bakal ngejaga lo sebagai magical, Rank mereka udah sama kayak lo kemungkinan besar lawan-lawan lo juga bakal lebih mudah dan gue harusnya destroyer tapi gue gak bisa jadi digantiin sama Ligth ya, level gue lebih tinggi jadi ternyata level tinggi itu gak bisa gabung sama Bronze, jadi si pengganti gue itu Ligth ya.." jelas Jiarui .

Wujie bersalaman dengan dua teman barunya. "Halo nama gue Wujie, Li Wujie dan gue ganteng," puji Wujie pada dirinya sendiri.

Shunxi dan Neo tertawa kaku kemudian membalas salaman Wujie. "Serius lo lupain gue," bisik Shunxi di sela-sela salaman itu.

"Jangan sok kenal orang jelek gak wajib kenal gue," jawaban menyebalkan dari seorang Wujie yang cukup membuat Shunxi jadi diam.

"Ahahaha Shunxi udah," Neo mendorong Shunxi untuk menjauh dari Wujie.

Wujie hanya tersenyum sambil menunjukan pisau cutter nya. "Ahahah pisau yang tajam," ucap Neo ketakutan.

Jiarui  langsung menyingkirkan pisau Wujie kemudian kembali menjelaskan lagi. "Kita gak akan main di Sekolah tapi kita pakai jaringan yang di sini aja biar gue mudah pantau kalian. Tapi tenang aja kalian akan bertanding dengan anak-anak SMA Conqueror jadi jangan khawatir kalian gak bakal masuk Server internasional lagi tenang aja," selesai menjelaskan Jiarui  mendorong Ligth untuk masuk portal.

"Ready Go," Shunxi, Neo dan Hongyi langsung masuk ke dalam dengan semangat tapi tidak dengan Rui yang sekarang sedang dirasuki Wujie.

"Lho Rui ada apa?" tanya Jiarui  heran. Rui malah tiduran di lantai.

"Males gue pengen rebahan aja," jawab Rui.

"Rui ayolah kerja sama..." Pinta Jiarui . Tubuh Rui langsung bangun kemudian matanya memicing menatap Jiarui .

"Siapa yang lo panggil Rui?!" tanya Wujie tak terima.

"Wujie?" Jiarui  sebenarnya tak yakin jika orang di depannya Wujie tapi setelah mendengar ledekan menyebalkan dari orang di hadapannya Jiarui  jadi yakin itu Wujie.

"Yes I'm Wujie, stupid," jawab Wujie.

"Oke kalau gitu," Jiarui  langsung mendorong Rui ke portal menggunakan kakinya.

"Hey!"

Bersambung

Checkmate King (Yirui) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang