Sret!
"Jangan mempermalukan ku sialan, kau harus bisa membuatnya senang, mengerti?"
Netra sayu itu menatap tajam pada seorang pria gemuk dengan wajah jelek, tubuh ringkih yang tampak meringkuk mendesis sakit ketika rambutnya ditarik kencang, dia mendongkak dengan terpaksa.
"Turunkan pandangan mu bajingan kecil, ingat kau bukann lagi siapa-siapa!"
Pintu sel kembali terkunci, tatapannya kian menjadi tajam, sorot penuh dendam terlihat disana, dadanya naik turun menahan emosi, kedua tangan itu terkepal erat.
Tragedi menyesakkan 2 bulan yang menimpa keluarga ternama, tidak ada yang tahu dibalik tragedi pemberontakan yang menumbalkan banyak nyawa dan sialnya dia adalah bagian-bagian dari orang yang selamat, dia lebih baik mati daripada harus hidup seperti ini.
Kehilangan orangtuanya menjadi pukulan besar, pembantaian itu terjadi didepan mata, disaksikan langsung dan membuatnya mengalami trauma berat, suara tembakan bahkan peluru menembus kepala sang ayah masih terekam jelas di kepalanya.
"Ayah.."
Rintihan itu kembali keluar, tubuh yang biasanya terawat kini terlihat menyedihkan dengan luka cambuk pada punggungnya, netra hitam legam itu kian menatap sayu pada pemandangan sel tahanan bawah tanah, suara jeritan dan tangisan seolah menjadi melodi menyedihkan selama 2 bulan dia mendekam didalam sini.
"Makan lah, kau harus punya tenaga untuk menyambut tuan mu!"
Lemparan roti yang masih terbungkus plastik dimasukkan kedalam sel tahan, pemuda itu berusaha untuk duduk meskipun tubuhnya bergetar lemas, bunyi gemericik rantai terdengar ketika pemuda itu bergerak, tangannya yang terborgol mengambil bungkusan roti yang dilemparkan tadi padanya.
Dengan tangan gemetar dia membuka bungkusan roti, terlihat memakannya dengan rakus, tubuh yang dulu ideal kini benar-benar kurus hanya dalam waktu dua bulan semuanya berubah drastis.
"Kakak.."
Air mata kembali menetes disudut matanya, dia masih ingat jelas bagaimana kondisi sang kakak yang kala itu masih bernafas, dia yakin jika kakaknya masih hidup.
Satu-satunya harapan untuk dia bertahan hidup adalah mencari kakaknya.
Lama termenung hingga suara pintu besi itu kembali terbuka, seorang pria gemuk menarik rantai yang menjerat lehernya, dengan tertatih dia mengikuti langkah pria itu, tubuhnya bukan hanya ditarik tapi diseret.
"Lihatlah, dia sangat menarik bukan?"
Tubuhnya tersungkur ketika pria gemuk tadi menghempaskan nya begitu saja.
Perlahan dia mendongkak, netranya menatap tajam pada sosok pria dewasa yang kini menatapnya angkuh.
"Tuan Park, apa anda berkenan untuk membelinya dengan harga besar?"
"Meskipun dia seorang pria, tapi wajahnya sangat manis bukan?"
Seringai itu terlihat menyeramkan, namun berhasil membangkitkan amarah pada seorang pemuda ringkih yang kini meringkuk didepan pria dewasa.
"Aku akan membelinya, berapapun harga yang kau inginkan, aku akan membeli dia untuk dijadikan budakku"
Kedua tangannya terkepal kuat, emosi semakin memuncak.
"Tidak sudi, aku tidak sudi menjadi budakmu bajingan, aku lebih baik mati!"
Tawa remeh terdengar, pria dewasa itu bahkan tak segan menendang kepalanya.
"Sepertinya aku perlu menjinakkannya, apa kau tidak memberi dia pelatihan selama 2 bulan? dia terlihat sangat buruk saat menjamu tuannya"
Pria gemuk itu membungkuk hormat.
"Maaf tuan, saya mohon maafkan saya"
"Bukan masalah besar, aku ingin dia menjadi milikku mulai sekarang-"
"Dan menjadi budakku, bukankah begitu tuan Watanabe Haruto?"
Haruto menggeram penuh amarah, sorot matanya penuh dendam, menyimpan kemarahan besar, ambisinya untuk membunuh semakin tak terbendung lagi.
"Aku akan membunuhmu Park Jeongwoo!"
Jeongwoo tertawa keras mendengar anjing kecil yang menggonggong.
"Maka kita lihat siapa yang akan lebih dulu mati, tapi sebelum itu akan mengajari bagaimana caranya anjing untuk menjadi patuh dan tidak menggigit tuannya"
***********
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Teen FictionJeongwoo layaknya iblis tak mengenal ampun, dia menyiksa seperti beruang yang akan menguliti mangsanya lebih dulu, hal itu mengerikan dan sialnya Haruto terjebak bersama pria iblis yang paling dia benci, rasa dendam Haruto benar-benar besar untuk me...