6. binal🔞

1.7K 188 52
                                    

Jeongwoo itu memang kejam, tapi Doyoung tidak tahu jika syarat menjadi mafia harus punya otak dongo.

Doyoung menghela nafas berat, dari banyaknya teman Junkyu kenapa dia harus bertemu satu makhluk menyebalkan bernama Park Jeongwoo.

Orang-orang di mansion ini mengira jika mereka punya hubungan spesial bahkan sang kakak juga secara terang-terangan mengijinkan jika Doyoung ingin menjalin hubungan dengan Jeongwoo, banyak rumor yang beredar juga tentang kedekatan mereka itu sebabnya selain karena mempunyai predikat Kim dia juga dekat dengan Jeongwoo, jadi tidak ada yang berani mengusiknya.

Tapi apakah rumor itu benar? maka Doyoung akan dengan lantang menjawab, Tidak.

Dia tidak sudi, dia tidak mau, jangankan untuk menjadi kekasih berdekatan saja rasanya Doyoung alergi.

Wajar jika mereka mengira Doyoung memiliki hubungan khusus dengan Jeongwoo ya karena hanya dia yang dengan enteng bisa menoyor kepala sang ketua mafia yang mendapatkan gelar iblis.

Doyoung bahkan bisa mengomel dari lorong lantai empat sampai lantai dasar dan Jeongwoo hanya bisa mendengarkan dengan wajah malasnya.

Pemandangan itu kembali terlihat namun kali ini ada seseorang yang duduk di kursi roda, wajahnya masih terlihat pucat, para pekerja sudah tak asing dengan seorang pemuda yang duduk di kursi roda itu, dia yang membuat kegaduhan dan meminum cairan waktu itu.

"Ya sialan, apa kau mendengar ku?!"

Doyoung berhenti, dia menatap tajam pada Jeongwoo yang menampilkan wajah malas.

"Tidak, aku tidak sudi jika harus berbaik hati pada jalang ini!"

Haruto biasa saja, dia tidak merasa jika dirinya jalang.

"Bisa kita lanjutkan perjalanan kita tuan Kim? disini hawanya panas, saya rasa setan sudah mulai berkeliaran"

Sudut bibir Doyoung berkedut, para pekerja terkejut, mereka tidak menyangka dengan apa yang mereka dengar, setelah banyaknya penyiksaan yang dialami oleh bungsu Watanabe sama sekali tak membuat pemuda manis itu takut.

"Dengan senang hati, tuan Watanabe"

Doyoung tersenyum miring, dia puas setelah melihat wajah Jeongwoo yang menahan kesal.

Kali ini sepertinya Jeongwoo salah target, karena Haruto tidak akan mudah tunduk atau bahkan dia tidak akan tunduk sama sekali.

Tapi disatu sisi Doyoung benar-benar puas, dia yakin jika Jeongwoo akan menjilat ludahnya sendiri.

"Memang seharusnya aku jahit saja mulut dia!"

Jeongwoo menggeram, dia sudah kepalang kesal karena Haruto terus meremehkannya.

"Kau harus sering berjemur agar kondisi mu berangsur membaik"

Doyoung bersimpuh didepan Haruto yang memandang kedepan, tatapannya tampak kosong, meskipun tidak terlalu dekat namun Doyoung pernah menjadi salah satu tamu di rumah Watanabe, dia hanya melihat Haruto sekilas tapi rasanya dulu binar itu masih ada tidak redup seperti sekarang.

"Kau bisa ikut bersamaku jika Jeongwoo terus menyakiti mu"

Doyoung tersenyum kecil, jemarinya menyentuh sudut bibir si manis yang masih ada memar.

"Maka aku akan benar-benar menghancurkan kakakmu!"

Doyoung mendecih, dia melihat kearah manusia gila yang berbicara sendiri.

"Jangan takut dengan ancamannya, dia tidak akan benar-benar membunuhmu karena jika si gila itu akan menghabisi mu dia tidak akan repot-repot untuk membawamu kesini, dia sebenarnya ingin menolongmu hanya saja caranya memang agak lain"

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang