Dunia terlalu menyakitkan jika hanya menghadapi takdir menyedihkan, kehilangan kebahagiaan dalam satu malam adalah hal yang tak pernah Haruto bayangkan.
Bayang-bayang dimana orangtuanya tewas adalah hal paling mengerikan yang terus berputar memberikan kenangan buruk, rasa trauma tentu saja ada, apalagi melihat darah dan suara tembakan, kejadian itu seolah kembali berputar tanpa permisi.
Langit-langit kamar berwarna putih adalah pemandangan yang pertama kali Haruto lihat saat terbangun.
Tatapannya tampak datar dan kosong, seolah tak ada lagi kehidupan, sorot itu tampak sayu seolah penuh dengan kesakitan namun ada dendam mendalam didalam sana.
Haruto tampak tenang namun tidak dengan gemuruh didada yang ingin melenyapkan Jeongwoo saat ini juga
"Aku akan membantumu untuk membalaskan dendam tapi-"
"Jangan sampai salah sasaran, kau harus bisa mengontrolnya dan jangan gegabah"
Namun apa maksud dari perkataan si Park? membantu membalaskan dendam? bukankah dia yang telah membunuh kedua orangtuanya?
"Haruto!"
Haruto sontak langsung terduduk, sorot mata yang semula terlihat kosong kini tampak bergetar, menatap seseorang yang duduk diatas kursi roda dengan pandangan berkaca-kaca.
"Kak Ji?"
Haruto berlari menghampiri kakaknya, memeluk erat tubuh si sulung Watanabe, dia terisak pilu didalam dekapan kakaknya.
Jihoon juga sama tak bisa membendung lagi tangisnya, tangan pemuda itu bergetar memberikan usapan lembut pada pundak sempit adiknya.
"Mereka melukai kakak?"
Haruto menangkup wajah sang kakak, melihat bagaimana wajah itu penuh dengan bekas luka apalagi dengan sebelah mata yang tertutup eye patch.
"Apa mereka juga melukai mu?"
Namun Jihoon malah bertanya balik, mengamati tubuh adiknya, Haruto menggeleng pelan, dia tak ingin membuat sang kakak khawatir akan kesehatan tubuhnya.
"Aku baik-baik saja, tapi kakak?"
"Kakak baik-baik saja, Doyoung merawat kakak dengan baik"
Haruto seolah baru menyadari kehadiran oranglain, namun dia mengenali jika orang yang berdiri dibelakang kakaknya bukan Doyoung, namun tampaknya pemuda itu jauh lebih berumur dibandingkan mereka.
"Dia Kim Junkyu, kakak dari Kim Doyoung"
Junkyu membungkuk hormat, bagaimanapun Haruto anak dari tuan Watanabe.
Namun tampaknya bungsu Watanabe itu menatap tak minat bahkan kini mata itu menatapnya tajam seolah mengibarkan bendera permusuhan.
Jihoon hanya terkekeh pelan melihat reaksi adiknya, alis itu menukik tajam seperti angry bird, lucu sekali.
"Dia sama seperti Jeongwoo, pria brengsek!"
Perkataan yang membuat Junkyu tertegun, sebentar, apa barusan bocah ingusan yang ada dihadapannya mengumpat? mengatainya brengsek?
"Jangan begitu adik ipar, kau harus hormat pada kakak mu ini!"
"Ya! siapa yang kau sebut adik ipar bajingan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Teen FictionJeongwoo layaknya iblis tak mengenal ampun, dia menyiksa seperti beruang yang akan menguliti mangsanya lebih dulu, hal itu mengerikan dan sialnya Haruto terjebak bersama pria iblis yang paling dia benci, rasa dendam Haruto benar-benar besar untuk me...