Setiap manusia pasti memiliki kelemahan, Jeongwoo yakin itu, namun dia masih bertanya-tanya dimana letak kelemahan seorang Watanabe Haruto, si bungsu Watanabe yang dulu terkenal manja dan begitu di sayang kini terlihat sangat tangguh bahkan hukuman cambuk sama sekali tak membuatnya merasa takut, mengurungnya di ruangan eksekusi juga sama sekali tak membuat Haruto bertekuk lutut padanya.
Segala informasi sudah Jeongwoo ketahui dan Jeongwoo masih menerka-nerka apa yang membuat pemuda Watanabe itu takut?
Jeongwoo menatap lama sebuah foto yang memperlihatkan seorang anak SMA yang masih menggunakan seragam tampak tersenyum, baju seragamnya dipenuhi oleh coretan, ini adalah foto hari pengumuman kelulusan.
Senyum itu tampak sangat manis, binar mata yang memancar kebahagiaan, terlihat begitu indah.
Namun kini ketika Jeongwoo melihat secara langsung tidak ada binar bahagia yang ditunjukkan dulu, sorot mata itu tampak menyimpan beribu luka, terkesan dingin dan berambisi untuk membalaskan dendam.
Layar komputer menunjukkan rekaman cctv yang berhasil dia sabotase, satu jam sebelum tragedi mengerikan itu terjadi semuanya tampak sangat normal, keluarga Watanabe tampak sedang bercengkrama di ruang keluarga dengan gelak tawa kedua anaknya yang tampak memperebutkan hal tidak penting.
Siapa yang menyangka jika tawa indah itu adalah tawa terakhir untuk mereka?
Sang kepala keluarga tampak mengangkat panggilan, wajahnya terlihat cemas, selang beberapa menit sang istri yang kini terlihat gelisah.
Kedua putra Watanabe hanya menatap bingung pada orangtua mereka, bergulir pada cctv yang berada di luar, mereka terkepung.
Pembantaian tak terkendali, banyak nyawa yang dikorbankan, nyonya Watanabe berusaha untuk menyelamatkan kedua putranya namun salah satu dari mereka diseret paksa, si sulung mendorong adiknya masuk kedalam kamar.
Ruangan tampak sangat mencekam, tuan Watanabe terlihat marah dan nyonya Watanabe kini bersimpuh memohon pada pria misterius yang terlihat begitu angkuh.
Cukup lama mereka berdebat dengan si sulung yang memperhatikan dalam diam, berusaha untuk tidak ikut campur.
Tak berselang lama suara tembakan menjadi pertanda awalannya kehancuran, sang kepala keluarga Watanabe yang pertama tewas dengan luka tembak pada kepala.
Si sulung tampak mematung ketika dua orang berbadan besar menyeret tubuhnya, naluri seorang ibu bekerja saat putranya dalam keadaan terancam, namun nyawanya kembali direnggut secara paksa, Jihoon berusaha mempertahankan kesadarannya untuk menyelamatkan wanita yang begitu dia cintai, ibunya sekarat dan itu adalah terakhir kali Jihoon melihat ibunya setelah dia dilemparkan dari lantai dua.
Haruto diseret paksa, dengan mata kepalanya sendiri bungsu Watanabe menyaksikan mayat kedua orangtuanya yang bersimbah darah dan tubuh sang kakak yang sudah tak bergerak dengan luka tak main-main.
"Tuan Watanabe, apa yang sebenarnya mereka cari dari anda?"
****************
Aura yang mencekam ketika kaki sang ketua melangkah dilorong yang temaram, tatapan datar dan menghunus tajam membuat para bawahan menunduk ketakutan.
Jeongwoo melepaskan jas hitam miliknya, memberikan pada salah satu maid yang ada disana, pemuda Park itu lantas menggulung lengan kemeja berwarna putih sampai sikut.
Seringai tercetak jelas disudut bibirnya, tatapan Jeongwoo lurus kedepan melihat Haruto yang sedang sibuk bermain dengan kelinci peliharaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Teen FictionJeongwoo layaknya iblis tak mengenal ampun, dia menyiksa seperti beruang yang akan menguliti mangsanya lebih dulu, hal itu mengerikan dan sialnya Haruto terjebak bersama pria iblis yang paling dia benci, rasa dendam Haruto benar-benar besar untuk me...