50 cambukan benar-benar Haruto dapatkan, kini tubuhnya terbaring dengan banyak luka yang masih basah, Haruto masih berada didalam ruangan gelap dan pengap ini, dia tak peduli, yang Haruto lakukan hanya memandang kosong para tawanan yang menjerit kesakitan.
Luka-luka yang ada di tubuhnya sudah diobati, Haruto sama sekali tak memperlihatkan ekspresi kesakitan.
"Makanlah, kau akan dikeluarkan besok malam!"
Haruto menatap datar pada satu bungkus roti yang dilemparkan kedalam sel tahanannya, dia merasa dejavu, ini seperti reka adegan saat Haruto berada di tempat pelelangan.
"Apa kau ingin membuatku mati tersedak?"
Haruto berucap datar dan pengawal itu kembali melemparkan minuman botol, dengan malas Haruto mengambil roti yang tergeletak tak layak, Haruto tak memikirkan itu beracun atau tidak, sudah sudah benar-benar tak memiliki semangat hidup.
"Sampai kapan kau akan terus memberontak?"
Yoon Jaehyuk, pemuda itu seperti tampak peduli padanya, Haruto mendengus, siapa yang memberontak? dia rasa dia anak baik, hanya saja jika berhadapan dengan Jeongwoo dia tidak bisa mengendalikan sisi liarnya.
"Kau cukup patuh dan jadi anak baik, tuan Jeongwoo pasti tidak akan memperlakukan mu seperti ini"
"Aku tidak suka rasa coklat, aku lebih suka rasa strawberry"
Jaehyuk menghela nafas, Haruto benar-benar diluar prediksi, otaknya tidak jalan, Jaehyuk bahkan memikirkan kemungkinan buruk jika dalam waktu dekat Haruto akan dibunuh dengan cara dilemparkan ke kandang singa dalam keadaan hidup.
"Haruto jangan bermain-main dengan tuan Jeongwoo, kau bisa mati ditangannya"
"Lalu?" Haruto terlihat tidak minat.
"Jika mati tinggal dikubur saja, kenapa susah?"
Semudah itu? Jaehyuk sampai menganga, apa dia baru saja berbicara dengan orang aneh?
Hei, setiap tawanan yang ditangkap akan memohon bahkan sampai rela mencium kaki Jeongwoo hanya untuk meminta ampunan, tapi Haruto? Jaehyuk rasa otak Haruto sudah geser.
"Jaehyuk?"
Jaehyuk menghentikan langkahnya, apa Haruto berubah pikiran?
"Aku mau berak"
Pandangan Jaehyuk kembali mendatar, menyebalkan.
*************
Haruto tidur dengan nyenyak, berada di sel tahanan tak membuat tidur Haruto terganggu, namun dia benar-benar jengah mendengar manusia-manusia itu terus menangis, apa air mata mereka unlimited?
Haruto saja muak mendengarnya.
Haruto terlihat tak peduli, bahkan ketika ada yang membasuh tubuhnya Haruto biarkan saja.
"Apa kau pikir ini hotel bintang lima?"
Suara itu kembali terdengar, Haruto menampilkan senyum tengilnya.
"Apa jarimu tidak jadi putus?"
Dia melirik kearah tangan kanan Jeongwoo yang diperban.
Sepertinya gigitan Haruto lumayan juga, Haruto akan melakukan itu lagi jika Jeongwoo kembali menyebalkan.
"Apa hukuman ku tidak membuat mu jera?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Teen FictionJeongwoo layaknya iblis tak mengenal ampun, dia menyiksa seperti beruang yang akan menguliti mangsanya lebih dulu, hal itu mengerikan dan sialnya Haruto terjebak bersama pria iblis yang paling dia benci, rasa dendam Haruto benar-benar besar untuk me...