●dua puluh delapan

1 0 0
                                    

𖥔 ݁ ˖༄

Kantin sekolah, tempat yang akan Ona, Zia dan Farel tuju begitu mendengar bel istirahat. Sementara Jingga dan Zia akan menyusul katanya. Mereka masih meminjam buku di perpus.

"Ona kayaknya pernah nemu sesuatu deh di bukunya Jingga"

"Apaan?" tanya Farel

"Susu!"

Ona sangat antusias melihat susu kotak di kulkas kantin. Gadis itu segera berlari kecil mengambilnya.

Farel menggeleng maklum, "Dasar bocil," gumamnya

Setelah memesan makanan, ketiganya pun duduk. Zia mengawali topik lebih dulu.

"Tadi lo mau bilang apa, Na?"

"Jingga nulis tanggal lahirnya di buku. Kalo nggak salah besok sih"

"Gimana kalo kita janjian sama Langit dan temen-temennya buat surprise ultahnya Jingga?" Saran Zia, yang langsung di setujui oleh Ona dan juga Farel

"Gue bawa tumpeng deh buat kuenya," ucap Farel yang langsung di lirik oleh Zia.

"Plis ini acara ultah, bukan sunat"

"Dih yaudah gue bawa buat gue sendiri"

"Serah!"

Bahkan Zia pun sudah lelah berdebat dengan Farel.

"Nanti deh Ona chat Langit. Kayaknya Bara punya nomornya Langit. Ona mau minta ke Bara sekalian caper,"

Ona senyum-senyum sendiri membayangkan aksi capernya yang akan ia lakukan. Disana Farel dan Zia menatap gadis itu datar.

𖥔 ݁ ˖༄

Sesuai rencana, keesokan harinya Langit dan teman-temannya beserta Farel, Zia, dan Ona berkumpul untuk merayakan ultah Jingga.

Kalimat kemarin sebenarnya masih terngiang di benak Langit. Ia memikirkan kondisi Jingga. Masih belum dipastikan, namun Langit yakin ada sesuatu yang seolah masih Jingga sembunyikan darinya. Ia juga tak mengerti maksud ucapan Jingga kemarin. Tapi mungkin Langit bisa membicarakan hal ini lagi di lain hari. Yang terpenting hari ini acaranya berjalan lancar sesuai rencana.

Langit

Gimana udah ketemu Jingga?


Marisa

Aman. Gue otw kesana sama dia

Langit tersenyum setelah membaca pesan dari Marisa itu. Ia harap, kejutan ini akan berjalan lancar sesuai rencana.

"Eh Lang. Gue lupa, njir, nggak bawa kuenya"

Aidan dengan muka berdosa menghampiri Langit. Ia benar-benar lupa padahal semalam Langit sudah mengingatkannya puluhan kali di chat.

Mereka sekarang tengah berada di lapangan indoor basket sekolah. Langit sengaja menyewanya spesial untuk ultah Jingga.

"Ya allah, Dan, mana gue udah bayar dp ke elo. Jingga juga udah otw kesini, njir"

Sebelumnya Langit memang sudah memesan kue pada Mama Aidan. Tapi karena kepikunannya, Aidan lupa membawa kue itu ke sekolah.

"Kenapa, Lang?"

Gio mendekat dan beberapa anak lainnya—Ona, Zia, dan juga Farel. Ya, mereka memang sudah merencanakan hal ini dan akhirnya memutuskan untuk merayakannya bersama.

Mereka sebenarnya sibuk meniup beberapa balon dan menghias sebagian ruang. Namun kegaduhan kedua manusia itu telah mencuri perhatian.

"Ini si Aidan lupa bawa kue. Terus pake apaan dong buat gantinya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENYUMAN JINGGA 《on going》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang