Lucas tak bisa melawan lagi disaat ia dikepung. Tadi saat ia bertemu niki di tengah ruangan, ia lengah dan berakhir di kepung seperti ini, ia terlalu ceroboh sampai melupakan bahwa ia sedang dalam kawasan berbahaya.
"Aku benar-benar akan melenyapkan mu kalau sampai kita kalah sialan"
Niki berdecak ketika mendengar ancaman itu, apa ia tak salah dengar, justru yang seharusnya mengatakan itu adalah dirinya, ia akan melenyapkan orang ini kalau sampai mereka kalah.
"Tutup mulutmu, lebih baik kau berlindung di balik punggung ibumu dari pada berbicara seperti itu mengenai diriku bodoh"
Lucas tak ada waktu mematahkan tulang anak ini, sekarang waktunya mereka untuk membunuh orang-orang ini.
Dengan cepat lucas bertindak ketika salah satu dari mereka mulai menyerang kearahnya.
Meskipun mereka hanya berdua namun itu tak cukup melumpuhkan mereka, lucas juga niki kuat dan cerdas dalam mengecoh lawan.
Bunyi tembakan juga pukulan sudah tak terhindarkan lagi pada mension itu.
Bruk ...
Menendang dengan kuat tubuh yang kini tergeletak dibawahnya, niki menarik pelatuk pistolnya sebelum..
Dor....
Orang itu tewas dengan timah panas yang bersarang pada jantungnya.
"Sudah kutakan untuk tak menghalangiku"
Bahkan dalam waktu sepuluh menit, lucas juga niki berhasil melumpuhkan mereka. Tak lama yang lain menyusul kearah mereka.
"Kita harus cepat, sudah dipastikan jeno ada bersama jaemin sekarang" heesung sudah bisa menebak itu, karena sejak mereka datang, ia tak ada melihat jeno.
Mereka mengangguk, mulai bergerak lebih dalam mension, mension jaemin begitu luas dan banyak sekali lorong menuju ruangan lain.
_____
Braak......
"Uhuuk...."
Rasanya jeno akan mati, ia sulit mengambil nafas akibat cukup terpental dengan keras ke arah tembok. Itu bahkan rubuh saking kuatnya jaemin melemparkan tubuhnya.
Darah disekujur tubuhnya bahkan kini sudah begitu penuh menutupi kemeja putihnya.
Jeno masih mencoba berdiri meski sebenarnya ia sudah berada di ujung batas hidup, menggelengkan kepalanya dengan pelan ketika buram mulai menguasai matanya.
Grrhhh.....
Jeno masih bisa menghindar ketika kaki itu ingin menginjaknya, matanya terbelalak ketika lantai bekas tumpuan kaki monster itu bahkan retak.
Jeno masih belum menyangka bahwa apa yang ia hadapi itu adalah sahabatnya dulu, orang yang begitu membuatnya yakin bahwa monster itu benar adanya dan membahayakan manusia justru orang itu sendirilah sosok monster itu.
Ggrrhhh....
Jeno berlari mencari tempat sembunyi, ia bisa mati konyol jika terus melawan monster yang bahkan ukurannya tiga kali dari tubuh rubah dewasa umumnya.
Brak...brak..brak ..
Jeno harus memejamkan mata dengan erat saat pintu lemari dimana ia bersembunyi terdobrak dengan kencang, jaemin begitu mengerikan.
Jeno berfikir keras bagaimana agar ia bisa selamat dari jaemin, ia sudah banyak kehilangan darah, belum lagi kepalanya yang sakit akibat terbentur tembok yang cukup keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread (Gumiho) //NoReN//
Historical Fictionmari bertemu untuk waktu yang lama