Antara Cinta dan Benci!

120 6 4
                                    

Donghyuck, sedang duduk bersama temannya di sebuah caffe, memesan minuman, berbicara, dan bernegosiasi bisnis bersama sang teman

"Gue, lihat akhir-akhir ini Lo, jarang ke club?" tanya pria di samping Donghyuck, sambil merangkul pundak Donghyuck.

"Gue, udah enggak sebejad dulu. Gue, udah tobat." jawab Donghyuck.

Tobat katanya, apa yang tobat? Lantas Renjun, di perlakuan bejad olehnya, jelas dia tau jika Renjun, adik tirinya, Sungguh aneh.

"Akhh. Masa iya? Gak percaya gue," sangkal Mark, dengan senyuman semriknya.

"Gue, udah punya satu yang buat gue, tobat dan gak mainin wanita lagi." jelas Donghyuck, dengan mata yang pasti dan bibir tersenyum puas.

Memang jika di bilang Donghyuck, itu lelaki dengan sejuta pesona, walaupun angkuh, dingin, kadang kejam, namun wanita mana yang akan menolak tidur dengan Donghyuck?

Dan jangankan wanita para lelaki saja jatuh hati padanya, itu makanya apakah Renjun, akah luluh juga olehnya.

Setiap malam, lelaki itu selalu ke club hanya untuk meniduri wanita-wanita malam, lalu membayarnya setelah Donghyuck, puas.

Tetapi sejak kedatangan Renjun, di hidup Donghyuck, tidak lagi memainkan wanita, atau meniduri wanita.

"Siapa? Gue, penasaran wanita mana yang membuat teman gue, ini bisa setia sama satu manusia," tanya Mark, menatap lekat matap Donghyuck.

Namun dari raut wajah Donghyuck, dan senyumannya. Mark, mengerti dan tau siapa orang yang ada di hatinya.

"Apakah peria imut itu?"

"Tidak perlu tau, apa urusannya dengan Lo?" elak Donghyuck.

"Santai bro. Kepo aja, kok bisa seorang Lee Donghyuck, tunduk dan luluh seseorang? Biasanya juga anti romantic." jawab Mark, memandang sinis Donghyuck.

Donghyuck, hanya tersenyum devil mendengar pengutaraan dari Mark, memang kenapa kalo dia benar luluh oleh Renjun? Toh, tidak merugikan Mark, jugakan.

"Slow bro, tadinya gue, mau bawa lo, ke club. Di sana banyak banget cewek sexy, semok, bohay, beuh pokonya mantap." ucap Mark, seolah-olah sedang promosi.

"Gak. Gue, mau pulang aja." tolak Donghyuck. 

"Siapa sih? Kok bisa bikin LO, jadi gini." tanya mark, kembali entah yang keberapa kalinya.

"Adik tiri gue,'" jawab Donghyuck, jelas dan padat membuat Mark, kaget.

Tapi tidak begitu kaget karena ini memang sudah sesuai dugaan Mark, selama ini.

"Memang ya, jika bukan wanita malam, ya adik tirik." kekeh Mark, menggelengkan kepalanya.

Dari sini Mark, menyadari temannya itu bukan tobat, hanya berpindah tempat dari wanita malam, menjadi pembucin peria imut perjaka.

*****

Malam yang mendung, hawanya menjadi semakin dingin, rumah yang besar membuat Renjun, ketakutan setengah mati di kamar seorang diri.

Setelah dia pulang dari sekolah hingga sekarang dia sendirian, abangnya entah pergi kemana? Ibu dan ayahnya belum pulang dari kantor, padahal jam sudah menunjukkan pukul 21.00.

Memang belum terlalu malam namun karena langit mendung, menandakan akan turun hujan, membuat Renjun, gemetar di ranjang. Apa lagi setelah mendengar petir yang menyambar begitu dahsyat membuat lelaki itu meringkuk di selimut.

"Hiksss. Aku, takut petir. Kenapa tidak ada seorangpun di rumah?" ucap Renjun, tubuhnya gemetar, bibirnya terisak.

Malam semakin gelap, hujan turun begitu deras bersamaan dengan petir, lelaki cantik itu terisak dalam selimut, memeluk tubuhnya sendiri karena takut mendengar petir yang begitu kencang.

You're Mine! ||Hyuckren||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang