TW/ghost, jumpscare, monster, tentacle, sex, non-con, rape, mature/explicit
Jaemin tidak pernah menyukai pesta yang ramai dan penuh kebisingan, tapi malam itu Jeno, sahabatnya, memaksanya datang ke sebuah klub malam terkenal yang berada di sebuah kapal. Sejak awal, Jaemin merasa ragu ketika Jeno memberinya pakaian yang terlalu minim dan ketat untuk dikenakan, sesuatu yang sama sekali tidak sesuai dengan gaya Jaemin yang lebih kasual dan santai. "Ayo, Na, sekali ini aja. Lu harus tampil beda," kata Jeno dengan nada memaksa, senyum liciknya menyiratkan rencana yang sudah ia siapkan.
Setelah beberapa gelas minuman beralkohol yang dipaksakan oleh Jeno, Jaemin mulai merasakan kepalanya berputar dan kesadarannya memudar. Dia mencoba menolak, tapi Jeno selalu punya cara untuk membujuk dan memaksa Jaemin menenggak lebih banyak lagi. Musik berdentam keras, menggetarkan seluruh tubuhnya. Jeno menarik Jaemin ke lantai dansa yang penuh sesak dengan orang-orang yang bergerak liar mengikuti irama musik.
"Udah, Na, joget aja! Ikutin alur!" seru Jeno, mendorong tubuh Jaemin agar ikut bergerak. Jaemin menatap sahabatnya dengan tatapan kosong, berusaha mengendalikan tubuhnya yang mulai goyah akibat pengaruh alkohol. Meskipun setiap gerakan terasa berat dan canggung, Jaemin tetap mencoba mengikuti perintah Jeno, walaupun dalam hati kecilnya ia merasa tidak nyaman dan terjebak dalam situasi yang tidak ia inginkan.
Semakin lama Jaemin berada di lantai dansa, dia mulai merasa suasana berubah menjadi semakin tidak nyaman. Tubuhnya bergerak tanpa irama yang jelas, hanya berusaha mengikuti desakan dari Jeno yang terus memaksanya untuk lebih rileks dan menikmati suasana. Namun, perlahan, Jaemin menyadari sesuatu yang membuat perutnya terasa tidak enak, semakin banyak pria yang mulai mendekat ke arahnya, mengitari dengan cara yang membuatnya merasa seperti sedang terjebak. Tatapan mereka bukan lagi sekadar menatap seseorang yang berdansa, mereka menatapnya dengan tatapan lapar, seolah-olah Jaemin adalah mangsa yang baru saja masuk ke dalam sarang pemangsa.
Beberapa di antara mereka bahkan mulai bergerak lebih dekat, mencoba menyentuh punggung dan bahunya dengan cara yang membuat Jaemin merasa risih. Meskipun tubuhnya sudah mulai berat karena pengaruh alkohol, dia tetap bisa merasakan niat yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Dia ingin mundur, tapi kerumunan terlalu padat, dan setiap kali dia mencoba bergerak menjauh, ada saja tangan yang meraih untuk menahan atau menariknya lebih dekat.
"Jeno, gue mau keluar dari sini," ucapnya, suaranya serak dan gemetar. Tapi Jeno, yang sudah terlalu larut dalam kegembiraannya sendiri, hanya tertawa dan menepuk bahu Jaemin, seolah-olah tidak menyadari atau tidak peduli dengan rasa takut yang mulai muncul di mata sahabatnya.
Jaemin merasa semakin terpojok, seolah tidak ada jalan keluar dari situasi ini. Dalam hatinya, ia mengutuk malam itu dan keputusan untuk mengikuti ajakan Jeno, berharap ada seseorang yang bisa membantunya atau setidaknya mengakhiri semua ini secepat mungkin.
Jaemin merasa jantungnya berdetak kencang, hampir menenggelamkan suara musik yang memekakkan telinga. Dia terperangkap di tengah kerumunan, dan udara di sekelilingnya semakin menyesakkan. Pria-pria di sekitarnya semakin berani, tangan-tangan asing mula menyentuh tubuhnya-bahunya, pinggangnya, bahkan ada yang berusaha meraba bagian lain dengan kasar. Setiap sentuhan itu membuat kulitnya merinding dan tubuhnya bergetar hebat, bukan karena dingin, tapi karena ketakutan yang kini sepenuhnya menguasainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAM BERACUN-NOMIN🔞
KorkuJaemin hanya diajak Jeno berpesta di sebuah kapal, tetapi malah membawa dirinya pada peristiwa yang merenggut seluruh jiwanya. TW/ghost, jumpscare, monster, tentacle, sex, non-con, rape, mature/explicit, gangbang, dll