Malam itu, Arga merasakan hawa dingin yang merayap di sepanjang lorong-lorong Rumah Gading. Cahaya bulan temaram menyusup melalui celah-celah jendela, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak di dinding seperti sosok-sosok yang mengintai. Arga dan Alya berjalan perlahan, dengan setiap langkah seolah membawa mereka semakin dekat pada sesuatu yang tidak terlihat.
Arga merasa ada sesuatu yang tak biasa dengan cermin besar yang berada di ujung lorong, sebuah cermin antik dengan bingkai kayu berukir rumit. Cermin itu menampakkan bayangan yang tidak sama dengan apa yang ada di depannya—bayangan yang tampak hidup, seakan menanti mereka untuk lebih dekat.
"Alya, lihat itu..." bisik Arga, menunjuk cermin tersebut. Alya menatap cermin dengan jantung berdebar. Dalam pantulan cermin, mereka melihat sesosok bayangan seorang perempuan, mengenakan pakaian khas zaman dulu dengan wajah yang samar, seolah diselubungi kabut.
"Apa itu... Melati?" Alya bergumam, merasakan perasaan asing menyelubungi dirinya.
Tiba-tiba, cermin itu bergetar halus, dan suara bisikan lembut terdengar, seperti rintihan dari dunia lain. Arga mencoba mendekatkan diri, tetapi ia merasa hawa dingin yang menusuk semakin kuat seiring langkahnya. Ketika ia berdiri hanya beberapa inci dari cermin, bayangan itu berubah, memperlihatkan sosok perempuan yang tidak dikenalnya—wajah yang berbeda dari Melati, namun penuh dengan kemarahan dan kesedihan.
"Sekar..." Arga berbisik, yakin bahwa ini adalah saudara kembar yang selama ini dicari dalam misteri ini.
Seketika, sebuah dorongan kuat seperti angin menghantam mereka, membuat Arga terhuyung mundur. Cahaya di sekitar mereka berkedip, dan suara tangisan lembut terdengar dari cermin. Arga dan Alya merasa terjebak di antara dunia nyata dan dunia lain yang melampaui logika. Rasa takut dan penasaran bercampur dalam dada mereka, tetapi Arga tahu bahwa mereka semakin dekat untuk mengungkap kebenaran kelam ini.
"Ada sesuatu yang Sekar ingin kita ketahui... sesuatu yang belum diungkapkan," kata Arga. "Kita harus kembali menyelidiki ruang bawah tanah dan mencari petunjuk yang mungkin bisa membantu Sekar mendapatkan kedamaian."
Alya menatap Arga dengan penuh tekad meskipun ketakutan terlihat di matanya. Mereka tahu, sejak menemukan cermin ini, bahwa tidak ada jalan untuk mundur. Misteri di balik Rumah Gading semakin mendekati puncaknya, dan Arga serta Alya pun harus bersiap untuk menghadapi segala risiko yang menanti di depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang-Bayang di Balik Cermin
AdventureDi sebuah desa terpencil yang sering tertutup kabut, berdiri sebuah rumah tua bernama Rumah Gading. Rumah itu memiliki sejarah panjang sebagai tempat serangkaian peristiwa mengerikan yang tak terjelaskan. Ketika seorang detektif muda bernama Arga da...