Kode {4}

718 99 9
                                    


WARNING 18+

Love menepuk kasur di sebelahnya agar istrinya segera menyusul ke dalam selimut.

Pansa melihat Love dengan senyum yang susah dijelaskan, dirinya berpikir apakah senyum itu karena es krim tadi, atau jajanan? Atau karena dirinya telah membuat kesalahan?

Wanita tinggi itu sudah memakai baju tidur, ia duduk di pinggiran kasur, menatap istrinya yang sudah menempelkan kepalanya ke bantal.

"Ga mau tidur?" Tanya Love.

Pansa tersenyum, kemudian ikut masuk ke dalam dekapan selimut itu. Ia memeluk istrinya erat dan berniat untuk mengelus punggung istrinya.

Tapi tangannya ditahan oleh Love, ia terheran dengan istrinya. Jarang-jarang wanita kesayangannya itu menolak belaian darinya.

Love menolak usapan dari Pansa bukan karena tidak suka, tapi ia takut jika dirinya tidak tahan kantuk dan langsung tidur. Rencananya bisa gagal.

"Kamu peluk aja jangan dielus, tangannya masuk ke dalam sini."

Pansa memasukkan tangannyake dalam selimut kemudian mendekap istrinya, mengurangi jarak di antara mereka.

"Sayang." Panggil Love dengan manja.

"Ya? Kamu mau aku beliin apa lagi?"

Love cemberut, kepalanya mendongak agar menghadap ke arah istrinya, "Kok gitu?"

"Kamu kalo panggil sayang gitu pasti ada maunya kan? Bilang aja dulu nanti pikir-pikir." Pansa mendekatkan kepalanya, bermaksud untuk mencium kening wanita mungil miliknya.

Lagi-lagi ditahan oleh Love, wajah Pansa penuh dengan tangan kecil itu.

"Sejak kapan? Kamu kali yang kayak gitu."

Pansa terkekeh, "Kamu juga gitu kali. Jarang loh manggil sayang. Ga sesering waktu pacaran."

"Iya sih." Love membenamkan wajahnya ke leher Pansa.

"Kamu pake baju apa sih ini? Ga pake baju tidur couple kita?"

"Engga. Kalo mau tau buka aja selimutnya."

"Kok ga make baju tidur couple?"

"Kamu kenapa sih? Ya aku lagi ga mau aja pake itu." Tubuh Love menjauh.

"Iya iyaa. Aku cuman nanya doang."

Love menunggu gerakan tangan Pansa untuk memulai langkahnya lebih dulu.

"Kamu ga mau liat?"

"Liat apa?"

"Baju aku."

"Ngapain? Dingin juga, uda biarin aja sini aku peluk." Pansa kembali menarik tubuh Love ke pelukannya.

Kali ini Love yang menurut. Awalnya ia ingin menolak pelukan itu karena kesal, tapi nanti suasananya malah makin suram. Biarlah dengan pelukan dulu, tidak perlu buru-buru.

Dugaan Love benar.

Pansa mulai menghirup wangi yang tidak biasa, ia penasaran dari mana sumber aroma ini. Hidungnya mencoba mencium leher istrinya, kemudian turun ke bahu.

Love berpikir siasatnya berhasil, umpan untuk istrinya ditangkap.

"Bau apa ya ini?" Pansa masih mencium tubuh istrinya, berpikir aroma apa yang ia hirup.

Love menekuk lehernya, membuat Pansa lebih leluasa untuk menjamah leher miliknya."Kenapa? Wangi ga?"

"Kayak wangi daun mangga depan rumah bunda. Kenapa ya? Perasaan tadi kamu ga makan rujak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

life with you, happy and sad, smile and tearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang