Prolog

908 74 7
                                    


Love dengan baju berserakan di sekelilingnya, terlihat serius melipat dan merapihkan baju-baju itu untuk dimasukkan ke dalam lemari. Sudah beberapa hari semenjak kepindahan ke rumah barunya. Masih ada beberapa barang yang belum benar-benar diletakan di tempat yang sesuai dengan rapih. Untuk menenangkan hatinya di akhir minggu ini, Love menyempatkan waktunya menyelesaikan dengan tuntas rumah baru yang akan dia tinggali selama sisa hidupnya.

Terdengar dari luar suara mobil besar yang tiba di depan rumahnya. Selang beberapa detik, suara lari mendekat ke arah Love.

"Kayaknya mereka udah sampe deh." Ujar wanita jangkung dengan penuh keringat di badannya.

Love menoleh ke arah pintu, mengernyit sebentar, kemudian sadar dengan apa yang wanita itu ucapkan.

"Pansa!" Teriakan Love membuat Pansa berhenti dari larinya ke arah pintu depan, dia kembali masuk ke kamar.

"Keringetan gitu kamu ga malu apa?" Ucap Love sambil memberikan handuk kecil.

Pansa segera mengelap keringat di badannya.

"Ga mau mandi dulu?"

"Nanti aja ah."

Love merebut handuk yang Pansa pegang. Dia mengelap keringat di bagian tubuh Pansa yang terlewat. Setelah selesai, Pansa langsung berlari ke luar rumah.

"HAAIIIIIII." Teriak pansa ke dua orang di depannya yang sibuk memindahkan kardus-kardus dari dalam mobil besar.

"OOOOYYYYYYY WHAT'S UP MA BRO."

"Makin keliatan bahagia aja lo, Tan." Pansa memberi kode ke wanita di depannya untuk tos ala pertemanan mereka.

"Eh, hi Love."

"Hii, akhirnya pindah juga." Ucap Love memberi salam ke wanita satunya.

"Iya baru selesai beresin baju kita berdua, sama sekalian nunggu barang juga biar pas rumahnya dihuni ga kosong banget."

Love mengangguk.

"Itu mereka emang selama itu ya klo tos?" Ujar Love memperhatikan dua perempuan tinggi di kejauhan.

"Iya, kaya ga pernah liat aja kamu."

"Pernah sih, tapi aku sengaja lupain."

Setelah tos mereka selesai yang entah ada berapa versi itu, Namtan dan Pansa berjalan ke arah istri-istri mereka.

"Nah ini Acha."

Istri-istri yang dimaksud tadi berusaha senyum semanis mungkin, berhenti dari gibah mereka.

"Jadi gimana? Mau dibantuin ga? Kita udah selesai beresin rumah kok." Kata Pansa menawarkan diri.

"Gaus-"

"Boleh ayok, mumpung Kak Pansa abis olahraga kan? Biar keringetnya sekalian." Belum selesai Namtan menjawab, Racha memotong, dengan senyum dan lesung kucingnya itu.

Sudah menawarkan dan tidak bisa menang dari senyum istri sahabatnya itu, Pansa dengan senang hati langsung membantu menurunkan barang-barang dari mobil besar ke dalam rumah.

Love yang kegiatan melipat bajunya tertunda, memutuskan untuk masuk ke rumahnya melanjutkan pekerjaannya.

"Cha, kalo butuh bantuan panggil aja ya. Aku masuk dulu, biarin Kak Pansa suruh apa aja." Kata Love.

"Okey, Love!"

Pansa masih melanjutkan membantu memindahkan kardus-kardus hingga kursi ke dalam rumah milik Namtan dan Racha.

"Itu kenapa si Namtan kok diem aja?" Tanya Pansa kepada Racha yang ada di sebelahnya. Mereka melirik Namtan yang sibuk sendiri di dalam rumah sambil menyusun barang-barang dari dalam kardus.

life with you, happy and sad, smile and tearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang