Cemburu {2}

646 69 3
                                    


Flashback Mode: On

Love menaruh tasnya di kasur, kemudian ia berniat untuk pergi mandi.

Kegiatannya terhenti karena Mamahnya mengetuk pintu kamar Love, meminta izin untuk masuk.

"Masuk, Mah."

Mamah duduk di kasur, memperhatikan Love memilih baju di lemari. "Gimana tadi mainnya?"

Love berbalik menghadap Mamahnya. Merasa asing dengan pertanyaan itu.

"Lumayan, ngisi libur dari pada di rumah terus." Jawabnya, ikut duduk di sebelah Mamahnya.

"Oh gitu..."

Love melirik tangan Mamahnya yang mengelus pahanya seperti orang yang mau minjem uang, membuat Love semakin curiga.

"Kenapa, Mah? Mamah akhirnya mau jujur ya ke aku kalo Mamah sama Papah sebenernya orang kaya raya tajir melintir tujuh turunan?" Love memegang tangan Mamahnya. "Aku udah siap banget kok, Mah. Siap lahir batin pegang uang banyak." Kata Love dengan mata berbinar.

Omongan Love membuatnya menerima jitakkan dari Mamahnya.

"Serius nih, ya. Jadi gini Love, ada temen Papah yang mau dateng ke sini besok, mereka bakal dateng sekeluarga."

"Terus aku harus bilang 'wow' gitu mah? WOOWWW." Jitakkan kedua berhasil Love dapatkan.

"Terus apa hubungannya sama aku?" Love mengusap kepala bekas jitakkan.

"Mereka dateng sama anaknya, cowo sih, tapi mapan, ganteng, siap berkeluarga, jujur, baik hati, rajin menab-"

"Iya iya Mamah aku ngerti, terus kenapaaaaa?"

"Kamu jangan kaget ya," Mamahnya menarik napas dalam, "Sebenernya kamu dijodohin sama dia."

"APA????!!!!!" Love berdiri, tidak percaya dengan Mamahnya. Matanya kecewa.

"Eh tunggu dulu, dengerin Mamah, kamu dud-"

"MAMAH???? AKU KAN MASIH-" Love berusaha menekan suaranya, dia tetap ingat untuk tidak meninggikan suaranya bagaimana pun keadaannya.

"Mamah... Aku kan sama Kak Pansa. Mamah kok tega sama aku? Sama Kak Pansa juga?" Suara Love bergetar hebat.

Dari jaman kuliah, hubungan Love dan Pansa sudah terbuka oleh keluarga mereka berdua, tidak ada tutup-menutup, apalagi backstreet.

Hal itu membuat Love merasa sangat kecewa, dia pikir orang tuanya benar-benar merestui hubungan mereka. Tapi sekarang kenyataannya terbalik.

Love akhirnya berani menatap mata Mamahnya, tetapi itu membuat dirinya bingung. Mamahnya justru menutup mulutnya dengan tangannya, terlihat seperti tidak menyangka.

"Sini turun, ikut Mamah ke bawah." Mamahnya keluar dari kamarnya, Love mengikuti dengan lemas.

"PAPAH! SINI CEPET!" Ucap Mamah Love.

life with you, happy and sad, smile and tearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang