Tak disangka, pertemuan demi pertemuan telah terjadi. Tuhan memang adil dan Tuhan tahu mana yang terbaik untuk hambanya yang bersabar.
•••
Di perjalanan kembali menuju apartemen, Rami dan Rora asyik bercanda di kursi belakang mobil. Sedangkan Ruka yang tengah fokus menyetir, diam-diam mencuri pandangan ke arah Asa yang sedari tadi hanya terdiam dan melamun.
"Sa.. Kakak harap kamu jangan nyalahin diri kamu ya.. Kejadian yang menimpa adek sepenuhnya kan di luar kendali kamu.." Ucap Ruka membuyarkan lamunan Asa dan menghentikan candaan dua adiknya di belakang.
"Tapi kak.."
"Asa.. Kalo kamu kaya gini, terus adek ngeh, nanti dia bakal bertanya-tanya loh. Kamu yang selama bertahun-tahun hidup sama adek pasti paham kan kalo adek punya seribu satu pertanyaan yang sebisa mungkin kita jawab"
"Hufft aku ngga tau kalo ternyata dia otak dari pelecehan ini!" Kesal Asa.
"Nah itu, karna ini semua terjadi di luar kendali kamu. Salahin aja tu cowo yang udah obses sama kamu. Inget! Pokoknya kamu ngga salah" Ucap Ruka lagi dengan nada penuh penekanan. Asa pun hanya mengangguk.
----
Setibanya di apartemen, Asa langsung disambut dengan pelukan dan pertanyaan bertubi-tubi dari si bungsu yang terlampau rindu padanya.
"Kak Asa.. Kakak dari mana aja si! Kok lama banget? Kenapa ngga bangunin adek aja. Adek dari tadi nungguin kakak pulang loh. Pa~"
Cupp
Karena gemas, Asa mengecup bibir Chiquita yang membuat sang empu akhirnya terdiam.
"Kakak abis beli cemilan dek.. Maaf ya lama.." Jawab Asa menangkup wajah mungil adiknya.
"Terus mana cemilannya?"
"Itu~" Belum selesai Asa menjawab, suara berat dari arah kamar mengejutkan para gadis yang baru saja tiba di apartemen.
"Kalian dari mana?" Tanya Samuel.
Deg
"Opah??" Terkejut Rora.
"Omah sama Opah nunggu dari tadi loh" Nara muncul di belakang Samuel.
"Omah?" Terkejut Asa.
Sedangkan Ruka dan Rami hanya diam mematung. Berusaha mencerna apa yang sedang dilihatnya sekarang.
"Ruka, Rami, kalian ngga lupa kan sama kami?" Tanya Samuel. Sedangkan yang ditanya masih bungkam.
"Hei.. Kalian ngga pengen gitu peluk omah sama opah?" Tanya Nara.
Dengan cepat Ruka dan Rami berlari untuk memeluk kakek dan neneknya. Samuel dan Nara pun tak kalah erat memeluk kedua cucunya. Untuk Pharita dan Ahyeon sendiri sudah saling menumpahkan kerinduan nya tadi.
Kelima adik Ruka yang lain mendekat dan ikut larut dalam pelukan yang cukup lama.
Menyampingkan kegiatan saling meluapkan rasa rindu, Samuel dan Nara serta ketujuh cucunya tengah menikmati makan siang yang telah Nara bawa dari mansion.
Kedua orang paruh baya ini sebenarnya merasa heran mengapa ketujuh cucunya kini bisa saling bertemu. Bahkan terlihat sudah lama hal ini terjadi, terlihat betapa akrabnya mereka saat ini. Tapi keheranan itu mereka simpan dahulu sampai Soohyun kembali dari luar negeri. Semuanya akan mereka bicarakan bersama nanti.
----
Setelah Rora, timbul lah Rami yang memiliki bibit unggul untuk mengganggu tidur nyenyak adik kecilnya. Sebelumnya Rora memang sangat suka mengusik tidur Chiquita. Alasannya tetap sama, "karena gemas". Dan sekarang sepertinya Rami sudah menjadi partner Rora.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN fairies
FanfictionLagi dan lagi karena ulah orang tua, anak yang menjadi korban. Tapi hal itu tidak menggoyahkan keteguhan ke tujuh gadis cantik untuk saling menyayangi entah itu dari dekat maupun jauh. • first time cerita tentang baemon • no jiplak jiplak • untuk p...