Episode 6: Gauntlet

3 1 0
                                    

Nick Mendoza kembali ke Departemen Kepolisian Miami, memproses fakta mengerikan tentang keterlibatan Carl Stoddard dalam perdagangan narkoba dan korupsi yang menjalar dalam departemen. Ketegangan terasa saat Nick melewati rekan-rekan yang kini tak lagi bisa ia percayai.

Nick (narasi, suara latar): "Ada momen di mana lo sadar kalau semua yang lo anggap kokoh itu ternyata mulai runtuh. Semua terjadi cepat, dan saat itu terjadi, lo sendirian."

Nick dipanggil ke kantor Kapten Julian Dawes. Saat berjalan melewati kantor, ia merasakan tatapan penuh curiga dari rekan-rekannya. Bisikan-bisikan terdengar, tapi Nick mengabaikannya. Ada masalah yang lebih besar yang harus ia urus.

Dawes (duduk di belakang meja, tenang): "Nick, kita perlu bicara."

Nick duduk, merasa berat dengan situasi ini tetapi belum tahu apa yang akan menimpanya.

Nick (mengernyit): "Ada apa, Kapten?"

Dawes bersandar ke depan, nadanya dingin dan penuh perhitungan.

Dawes: "Lo udah terlalu deket sama hal-hal yang seharusnya nggak lo usik. Stoddard, Neltz, narkoba—semuanya berantakan. Dan sekarang lo kejebak di dalamnya."

Nick mengernyit, merasa bingung sekaligus marah.

Nick: "Saya cuma berusaha bersihin kekacauan ini, bukan ikut campur di dalamnya. Hanya itu Pak."

Dawes berdiri, berjalan ke jendela, memandang ke awan badai yang mulai berkumpul di cakrawala. Kata-katanya berikutnya diucapkan dengan nada pelan dan berbahaya.

Dawes: "Gue bicara soal duit, Nick. Kita nemuin rekening yang terhubung sama nama lo. Jutaan dolar dicuci lewat perusahaan-perusahaan bayangan. Lo ternyata sibuk juga, ya."

Nick langsung berdiri dari kursinya, terkejut.

Nick: "Lo ngejebak gue? Duit haram narkoba? Gue nggak sentuh sepeser pun! Ini ulah Stoddard, dan lo tau itu!"

Dawes akhirnya berbalik, badai di luar makin intens dan hujan mulai menghantam jendela.

Dawes: "Semuanya udah selesai. Lo bakal kena masalah karena ini. Dan lo nggak bisa ngapa-ngapain soal itu."

Pengkhianatan Khai

Nick keluar dari kantor Dawes dengan tergesa, jantungnya berdegup kencang. Ia langsung mencari Khai Minh Dao, berharap dia masih di pihaknya. Ia menemukannya di garasi parkir, sedang bersiap untuk operasi penyamaran.

Nick: "Khai! Kita harus ngomong."

Khai berhenti, memandang Nick dengan ekspresi penuh konflik. Ia tampaknya tahu sesuatu yang tidak diketahui Nick.

Khai (menghela napas, menghindari tatapan Nick): "Nick... lo mundur aja deh. Ini lebih gede dari yang loe kira."

Nick merasakan pengkhianatan yang menghujam saat melihat keraguan Khai untuk mendukungnya.

Nick (marah): "Lo ikutan juga,? Lo, Dawes, Stoddard—heh, semuanya udah disusun buat ngejebak gue."

Khai akhirnya menatap matanya, wajahnya penuh dengan penyesalan dan tekad.

Khai: "Gue nggak mau kayak gini, Nick. Tapi lo udah terlalu ikut campur. Mereka nggak ngasih gue pilihan."

Suara guntur menggelegar di kejauhan saat Nick menerima kenyataan pahit dari pengkhianatan Khai. Ia melangkah mendekat, menurunkan suaranya.

Khai: "Lo harus pergi dari sini, Nick. Sekarang. Mereka udah siap buat lo."

Pikiran Nick berputar, tapi dia tahu Khai benar. Dawes sudah menjebaknya, dan tidak ada waktu yang tersisa.

Nick (dengan dingin): "Gue kira kita partner."

Khai (pelan): "Maaf, Nick."

Melarikan Diri dari Perangkap

Saat Nick meninggalkan garasi, badai di luar telah berubah menjadi badai besar. Jalanan terendam air, dan angin meraung saat ia berlari melewati jalanan Miami yang penuh hujan, mencoba memikirkan langkah berikutnya. Ponselnya bergetar—ada pesan anonim yang menyuruhnya kembali ke gudang tempat Neltz tewas. Mungkin ada bukti untuk membersihkan namanya.

Nick tahu itu perangkap, tapi dia tidak punya pilihan lain. Saat tiba di gudang, ia disergap oleh sekelompok pria bersenjata yang dikirim oleh Dawes dan Stoddard. Lingkungannya kacau—badai bertambah parah, menambah kebingungan saat Nick berjuang melewati gudang, menggunakan perlindungan dan keahlian bersembunyi untuk mengelabui musuh-musuhnya.

Nick (pada dirinya sendiri, menghindari tembakan): "Fuck! Kota ini udah kayak tai! Dan nama gue ke bawa bwa lagi."

Keganasan badai merobek area sekitar, menyebabkan pemadaman listrik dan banjir. Suara tembakan bercampur dengan kemarahan badai saat Nick menghabisi para penyerangnya satu per satu, semakin dekat untuk menemukan jalan keluar.

Perjuangan untuk Bertahan Hidup

Saat Nick berhasil mengosongkan gudang, dia menemukan sebuah brankas tersembunyi yang berisi bukti—rekaman yang memberatkan Stoddard dalam transaksi narkoba. Tepat saat ia mengambilnya, Stoddard sendiri muncul, diikuti lebih banyak pria bersenjata. Terjadi kebuntuan yang tegang.

Stoddard (tertawa): "Nick Mendoza... Seharusnya lo nggak ikut campur."

Nick, dengan badai yang mengamuk di luar dan tanpa bantuan, tahu ini saatnya berjuang habis-habisan.

Nick (menggertakkan gigi): "Gue bakal bunuh lo sendiri kalo perlu."

Baku tembak semakin intens saat Nick memanfaatkan gudang untuk berlindung, menghabisi anak buah Stoddard satu per satu. Stoddard, melihat keadaan berbalik, mencoba melarikan diri, tapi Nick mengejarnya melewati jalanan yang banjir.

Perubahan Hati Khai

Selama pengejaran, Nick menerima panggilan tak terduga dari Khai. Dia menyaksikan semuanya dari kejauhan, diliputi rasa bersalah.

Khai (di telepon): "Nick... gue nggak mau semua ini terjadi. Gue nggak pernah mau ngejebak lo. Tapi lo harus bertahan. Stoddard nggak bakal berhenti sampe lo mati."

Nick, terengah-engah tapi tetap tegar, menjawab dengan dingin.

Nick: "Lo udah pilih jalan lo, Khai."

Khai: "Masih ada cara keluar. Gue ninggalin sesuatu buat lo—mobil di deket dermaga. Cabut dari kota ini selagi lo bisa. Itu satu-satunya kesempatan lo."

Nick ragu sejenak, tapi dia tahu Khai benar. Dia nggak bisa menang malam ini. Belum.

Pelarian Besar

Dengan badai yang terus mengamuk, Nick menuju dermaga, nyaris lolos dari penangkapan. Dia menemukan mobil yang disebutkan Khai, tetapi saat dia masuk, ada rintangan terakhir—Dawes sendiri, menunggu di kegelapan.

Dawes (tenang): "Gue udah bilang, Nick. Lo nggak bakal bisa lawan sistem."

Nick menggenggam kemudi, menatap Dawes. Sejenak, tampaknya mereka mungkin mencapai kesepakatan. Tapi Nick tahu lebih baik.

Nick: "Gue bukan bagian dari sistem lo."

Ia menginjak pedal gas, melaju kencang ke dalam badai, meninggalkan Dawes dan sistem korupnya di belakang, untuk saat ini.

Nick mengemudi di tengah jalanan yang banjir, badai mengguyur saat wiper mobilnya berjuang untuk menjaga kaca depan tetap jelas. Dia telah lolos dari bahaya langsung, tapi perang masih jauh dari selesai. Kini dia seorang buron, dikhianati oleh sekutu terdekatnya, hanya dengan bukti yang ia miliki untuk membersihkan namanya dan menjatuhkan korupsi dalam kepolisian Miami.Nick (narasi): "Mereka bilang badai bisa bersihin semuanya. Tapi busuknya kota ini terlalu dalam buat itu. Kalo gue mau selamat, gue sendiri yang harus bikin semuanya runtuh."

Bersambung...

HARDLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang