Chapter 10: Reason

51 13 2
                                    

Don't forget to like and coment.
.
.
.
.
.

-------------------------------------------
Happy Reading.
-------------------------------------------
.
.
.
.
.

S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

ore harinya...

"Ap... A-Apa-apaan ini?!" Seru Uraraka saat melihat kerumunan murid di depan pintu kelas.

"Kelas kita jadi seleb dadakan." Kata [Name] yang berdiri di tengah-tengah Iida dan Midoriya. Yang dibalas kekehan gugup dari Midoriya.

"Kalian, ada perlu apa dengan kelas A?" Tanya Iida.

"Kami nggak bisa lewat tau! Ngapain sih kalian kesini?!" Protes Mineta.

"Mengamati lawan lah, Cebong." Sahut Bakugo dengan datar tanpa ngegas seperti biasanya. "Karena kita pernah berhadapan langsung dengan penjahat. Mereka ingin melihat kita sebelum festival berlangsung."

Mineta melihat Midoriya sambil menunjuk Bakugo yang berjalan santai. Melihat hal ini Midoriya berusaha menenangkan Mineta. "Kacchan orangnya memang begitu."

Bakugo lalu berhenti berjalan dan berdiri di depan kerumunan siswa. "Tak ada artinya melakukan hal ini. Minggir, dasar Ekstra!"

"Jangan panggil orang yang tak kau kenal dengan sebutan ekstra!" Seru Iida yang menegur Bakugo sambil menggerak-gerakkan tangannya.  Melihat hal yang terjadi Uraraka dan Midoriya bergetar antara kaget atau ketakutan, sementara  [Name] hanya menatap Bakugo datar.

"Ganteng-ganteng mulutnya ngak bisa dijaga." Gumam [Name] pelan, bermaksud bermonolog dengan dirinya sendiri tapi malah kedengeran Bakugo.

"Damare Kumo On'na." Balas Bakugo datar yang membuat [Name] kaget dan langsung sok sibuk, agak malu karena tertangkap basah lagi ngomongin Bakugo dibelakang tapi malah terdengar oleh orang nya sendiri.

"Jadi ini kelas A yang terkenal itu." Kata seseorang yang menyalip diantara kerumunan. "Aku datang karena penasaran, tapi ternyata isinya anak sombong semua ya. Apa semua orang di prodi pahlawan memang seperti ini?"

[Name] mendengarkan sambil menyilangkan tangannya. Bakugo menatap orang itu tajam. Iida, Mineta, Uraraka dan Midoriya langsung menggelengkan kepala mereka dengan cepat.

"Melihat yang seperti ini membuatku kecewa." Lanjut orang itu, seorang pemuda berambut ungu terangkat dengan wajah lelah yang tampak khas, Sinso Hitoshi. Yang kini sudah berada di hadapan Bakugo.

"Ada banyak orang yang masuk prodi umum karena gagal masuk prodi pahlawan. Apa kau tahu itu?" Kata Sinso dengan malas dan meletakkan tangannya di tengkuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Spider GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang