chapter 4: Unspoken promise

187 20 1
                                    

Beberapa minggu berlalu, dan Jake mulai membiasakan diri tanpa Sunghoon. Meskipun hatinya belum sepenuhnya pulih, keberadaan Heeseung membantunya melangkah. Setiap hari, Heeseung selalu di sisinya, membuatnya tertawa dan merasa berarti. Di tengah ketidakpastian yang pernah ia rasakan, Jake kini mulai melihat Heeseung dengan cara yang berbeda sebagai seseorang yang mungkin bisa ia cintai.

Namun, di saat Jake berusaha melanjutkan hidupnya, Sunghoon mulai merasakan kekosongan yang perlahan menghantui. Ia tidak pernah menyangka bahwa ketidakhadiran Jake akan memengaruhinya begitu dalam. Setiap kali melihat Jake bersama Heeseung, ada rasa aneh di dalam dadanya sesuatu yang ia tidak bisa pahami.

---

Sore itu, Sunghoon duduk sendirian di rooftop sekolah, tempat ia biasa merenung. Danielle, yang biasanya selalu di sampingnya, tampak semakin jauh karena hubungan mereka yang mulai renggang. Sunghoon tidak bisa memungkiri bahwa ada sesuatu yang hilang dari hidupnya dan ia tahu, itu adalah Jake.

Sunghoon menundukkan kepala, membiarkan angin sore menerpa wajahnya. "Kenapa gue jadi kayak gini?" gumamnya, seolah bertanya pada dirinya sendiri.

Di tengah kebisuannya, langkah kaki terdengar mendekat. Ia menoleh dan melihat Jungwon, teman sekelasnya, berdiri di pintu masuk rooftop.

"Lo lagi merenung sendirian, Hoon?" tanya Jungwon sambil duduk di sampingnya.

Sunghoon hanya mengangguk, tidak mengatakan apapun. Jungwon menatapnya sejenak sebelum akhirnya membuka suara lagi. "Lo ngerasa kehilangan Jake, ya?"

Sunghoon terdiam lama sebelum akhirnya menghela napas. "Mungkin."

Jungwon tersenyum tipis. "Kalo lo beneran suka sama dia, kenapa nggak lo bilang?"

"Gue nggak tahu gimana caranya," jawab Sunghoon lirih. "Selama ini gue pikir Jake bakal selalu ada, jadi gue nggak pernah ngerasa perlu ngungkapin perasaan gue."

"Kadang, orang yang kita pikir nggak akan pergi justru orang pertama yang ninggalin kita," kata Jungwon bijak. "Lo harus tentuin apa yang lo mau, Hoon. Sebelum semuanya terlambat."

Kata-kata Jungwon menancap dalam di hati Sunghoon. Ia sadar, selama ini ia terlalu takut mengakui perasaannya. Tapi sekarang, saat Jake perlahan menjauh, ia merasa harus melakukan sesuatu sebelum benar-benar kehilangan pria itu.

---

Keesokan harinya, Sunghoon berusaha mendekati Jake di sekolah. Namun, setiap kali ia mencoba berbicara, Heeseung selalu ada di samping Jake, seolah menjadi penghalang tak kasat mata. Jake sendiri juga terlihat semakin nyaman bersama Heeseung, sesuatu yang membuat hati Sunghoon semakin gundah.

Di lorong sekolah, Sunghoon akhirnya berhasil menyusul Jake sendirian. “Jake, gue butuh ngomong sama lo,” katanya cepat, sebelum Jake sempat pergi.

Jake menoleh dengan ekspresi datar. “Ngomong apa lagi, Hoon? Bukannya semua udah jelas?”

Sunghoon menelan ludah, berusaha mencari kata-kata yang tepat. “Gue... Gue minta maaf. Gue nggak tahu perasaan lo sedalam itu. Tapi sekarang gue sadar... Gue juga—”

“Gue udah capek, Hoon,” potong Jake dengan suara serak. “Gue udah cukup nunggu. Lo terlalu lama buat mutusin apa yang lo mau.”

Sunghoon menatap Jake dengan mata yang mulai memerah. "Tapi gue beneran suka sama lo, Jake. Gue baru sadar setelah lo mulai menjauh."

Jake menggeleng pelan, senyumnya pahit. "Gue bukan cadangan, Hoon. Gue nggak bisa balik sama lo cuma karena lo baru sadar sekarang."

Sunghoon merasa dunianya runtuh. Ia tahu, Jake benar. Tapi ia juga tahu, perasaannya tidak lagi bisa ia abaikan.

---

Malam itu, Heeseung datang ke rumah Jake seperti biasa. Mereka duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir teh hangat. Jake merasa lebih tenang di dekat Heeseung, meski ada bagian kecil di hatinya yang masih terikat pada Sunghoon.

"Lo yakin mau ninggalin Sunghoon sepenuhnya?" tanya Heeseung hati-hati.

Jake mengangguk. "Gue udah harus move on, Hee. Sunghoon bukan orang yang tepat buat gue."

Heeseung tersenyum kecil dan meraih tangan Jake. "Kalo gitu, izinkan gue jadi orang yang tepat buat lo, Jake."

Jake terdiam sejenak, lalu perlahan tersenyum. Untuk pertama kalinya, ia merasa mungkin ada harapan untuk bahagia tanpa Sunghoon.

---

Di rooftop sekolah, Sunghoon duduk sendirian, merasa kehilangan segalanya. Ia menatap langit yang mulai gelap, merasa seolah dunia ikut merasakan kepedihan yang sama.

Ia tahu bahwa penyesalannya datang terlambat Jake kini telah memilih Heeseung. Dan tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menerima kenyataan pahit itu.

To be continued...

A love left unspoken (Sungjake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang