○Menemukannya

5 1 0
                                    

Kita adalah dua orang asing yang dipertemukan oleh takdir.

*•*

Sore itu, gerimis turun perlahan, suara tetesannya terdengar begitu menenangkan.

“Suaranya begitu teduh dan menenangkan hati. Pesannya sangat mudah untuk dirasakan,” ucap seorang perempuan sambil menatap layar laptop, memperhatikan video yang diputar di OuTube.

"Hm, namanya Edzando Devimansyah," gumamnya seraya melihat setiap unggahan video Edzando.

“Dia cocok sekali untuk karakter di dalam novelku. Sepertinya, kali ini novelnya akan selesai lebih cepat.” Dengan senyum tipis, perempuan itu mulai membuat kerangka cerita sambil mendengarkan lantunan nasyid yang dibawakan oleh Edzando, seakan lirik-liriknya itu menyemangati dirinya.

Saat sudah hanyut dalam dunianya, bunyi ketukan pintu tiba-tiba memecah konsentrasinya.

“Reanya, cepat tidur. Besok kamu ada jadwal pagi.”

Suara lembut seorang wanita paruh baya terdengar dari balik pintu. Dengan sigap, Reanya menutup laptop dan buku catatannya.

“Iya, Buna,” jawab Reanya sambil mematikan lampu dan merebahkan diri di tempat tidur.

Dia baru menyadari kalau malam sudah larut sekali dan jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Namun, perasaannya tetap terasa tenang, seolah suara Edzando masih terngiang di benaknya, menemani perjalanan tidurnya.

Lantunan Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang