○Kebetulan?

2 1 0
                                    

Setiap aksara yang aku tulis ini sepenuhnya menceritakan tentang dirimu.

*•*

Entah ini hanya sebuah kebetulan atau sudah ditakdirkan, kita dipertemukan kembali. Kali ini, aku tidak akan berdiam diri seperti sebelumnya.

Dua bulan sudah berlalu, dan ini adalah kebetulan yang sangat tidak terduga. Setelah meyakinkan diriku, aku akan mengungkapkan perasaanku ini dengan sepucuk surat.

Setelah selesai menulis surat, aku menaruhnya ke dalam tote bag hadiah yang akan kuberikan padanya. Jantungku berdebar kecang saat menyerahkan hadiah ini.

"Assalamu'alaikum, maaf mengganggu waktunya. Aku hanya ingin memberikan sedikit hadiah untukmu. Terima kasih sudah menjadi inspirasiku," ucapku dengan suara bergetar gugup sambil menyerahkan hadiah yang aku bawa

"Terima kasih! Bukannya kamu yang waktu itu bilang akan menjadikanku karakter di novelmu?" tanyanya sambil menerima hadiah dariku dengan senyum hangat.

Aku mengangguk membenarkan, kemudian pergi dari hadapannya. Sejak tadi, aku hanya bisa menundukkan kepala, menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar di pipiku. Perasaanku begitu campur aduk saat membayangkan dirimu membaca sepucuk surat yang ada di hadiah itu.

Setelah merasa sudah cukup jauh darinya, aku segera mengipasi mukaku. Rasanya begitu memalukan, namun juga mendebarkan seolah aku sedang berada dalam babak paling romantis dari novel yang kutulis.

Lantunan Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang