BAB 25: Akhir Cerita

2 0 0
                                    


"Pada setiap cerita akan ada akhir yang bisa saja bahagia atau justru sebaliknya. Tapi setidaknya kita sudah berjuang, melawan ketidak pastian, mencari sebuah kebenaran hingga akhir cerita itu bisa kita abadikan." Elara

Pertarungan terjadi begitu cepat, seolah waktu berlari jauh lebih cepat dari biasanya. Aku, Ronan, Raka, dan Lina berdiri mengelilingi Lucian, sosok yang selama ini aku kira adalah penyelamat ternyata justru adalah musuh yang tersembunyi dari balik kata pertemanan. Hari ini adalah akhir dari segalanya, kami siap bertempur hingga titik darah penghabisan. Lucian berdiri dengan percaya diri, senyumnya penuh arogansi, dan pandangan matanya menyiratkan kekuatan yang tak main-main.

"Tak ada yang bisa mengalahkanku. Kalian hanya sekumpulan anak-anak yang tak tahu seberapa besar kekuatanku," ujar Lucian dengan tawa dingin yang membuat bulu kudukku meremang. Namun, aku bisa mendengar sesuatu di balik suaranya, kebimbangan. Dengan kekuatan pendengaranku yang sangat tajam, aku tahu dia sebenarnya tak sekuat yang dia tunjukkan. Bahkan, aku bisa sedikit menangkap pikirannya. Ada sesuatu yang ia sembunyikan, benda pipih yang ada di sakunya. Benda itu adalah kunci kekuatannya.

Sebelum aku sempat memberi tahu yang lain, Lucian melancarkan serangan pertamanya. Dengan kedipan matanya, ia mengangkat serpihan-serpihan tembok yang besar dan melemparkannya ke arah kami. Kami semua terpaksa berlari menghindar. Ronan mencoba menahan salah satu serpihan itu dengan telekinesisnya, tapi Lucian cukup kuat untuk mengontrolnya kembali dan menghancurkan pertahanan Ronan. Ronan terlempar ke belakang, tubuhnya terbanting keras ke ubin gedung ini.

"Ronan!" teriakku, tapi panggilanku tenggelam dalam kebisingan medan pertempuran. Raka melesat maju, tombaknya yang berbalut listrik menyala terang di tangannya.

"Kau mungkin punya kekuatan, Lucian. Tapi aku punya kecepatan!" Dengan lincah dia mengitari Lucian, berharap menemukan celah untuk menyerang. Namun, Lucian hanya tertawa, mengendalikan kursi besi dan melemparkannya ke arah Raka yang sedang berlari. Raka terjatuh, tertahan, dan terhempas ke dinding dengan keras.

Lina berusaha menembakkan pelurunya dari jarak aman sambil memberi aba-aba pada dua robotnya, Sofia dan Gundala. Sofia bergerak cepat, menyerang Lucian dengan sayapnya yang hampir tak sempurna, sementara Gundala menerjang ke arah Lucian dengan kekuatan penuh. Tapi Lucian memutar mereka dengan kedipan mata, Sofia terempas ke dinding, dan membalikkan arah Gundala, membuat Lina terkejut dan mundur.

Lucian tertawa keras, "Sudah kubilang, kalian hanya sekelompok anak-anak yang tak tahu apa-apa tentang kekuatan sejati!" Dengan setiap serangannya, kekuatan kami semakin terkuras. Rasa putus asa mulai muncul di benak kami. Sejenak aku berpikir, mungkin memang benar bahwa kami tak bisa mengalahkannya. Lucian tampak begitu kuat, seperti tidak ada yang bisa menjatuhkannya.

Namun, sesuatu di benaknya membuatku terdiam sejenak. Aku mendengar bisikan kecil dari pikirannya sesuatu tentang kelemahannya, sesuatu yang tak ingin dia pikirkan terlalu dalam. Aku mendekati Ronan yang tengah berusaha bangkit dari serangan, dan dengan suara serak berbisik, "Kuncinya ada di benda pipih yang dia bawa. Itu sumber kekuatannya." Sebenarnya ini yang sejak tadi aku ingin katakan namun terhalang oleh serangan-serangan Lucian.

"Lakukan sesuatu aku akan menahannya!" perintahku pada Ronan.

Mata Ronan menyala penuh harapan dan keyakinan. "Baiklah, aku tahu apa yang harus kulakukan." Sambil menahan rasa sakit, Ronan mencoba mengendalikan telekinesisnya lagi, kali ini fokus pada benda pipih yang ada di saku Lucian. Perlahan-lahan, benda itu mulai terangkat dari saku Lucian, melayang di udara. Lucian langsung menyadari hal itu, matanya melebar ketakutan.

"Jangan! Kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan!" jeritnya. Tapi sudah terlambat. Dengan kekuatan api dari tangannya, Ronan menghancurkan benda itu hingga berkeping-keping.

Enigma : The Secrets of the Hidden CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang