Ini hanya fiksi jangan menyamakan cerita ini dengan kehidupan mereka.
Gimana sama pengumuman semalam? Senang? Gue kaget Cok sama Lulu, keren banget.
Gue belum sempat nonton show Halloween nya soalnya gue baru pulang zikir sekitar setengah sepuluh, demi menonton hasil pengumuman SSK tahap dua gue minta hotspot sama kembaran gue, padahal yang ditonton sama aja, emang rada-rada.
••••••••
[HAPPY READING]
*
*
*
*
*
|
|
"Cici kenapa bisa sakit sih?" Shani menggeleng, dia memeluk pinggang adeknya."Cici?"
"Diam dulu dedek, aku lagi nggak mau ngomong." Mau tak mau Christy menuruti perintah Shani, dia hanya khawatir sama cicinya itu.
"Minum obat aja ci ya? Biar cepat sembuh." ucap Christy setelah terdiam beberapa saat.
"Nggak mau pahit."
"Dimana-mana obat emang pahit ci, ayo minum ya? Biar aku yang ambilin." Shani menarik tangan Christy untuk duduk kembali saat adeknya itu berdiri.
"Gak usah dedek! Kamu disini aja." Christy menghembuskan napas berat, gini nih kalau Shani lagi sakit, manja ditambah susah diatur.
"Cici, tapi-"
"Aaaa....diam aja dedek, gak usah ngomong." Rengek Shani.
"Gini amat hidup gue." Batin Chirsty.
"Dedek."
"Iya Ci kenapa?"
"Nggak papa, aku sayang dedek." ucap Shani, Christy tersenyum.
"Iya aku tau kok." Shani menatap tajam Christy.
"Jawabannya kok gitu sih?"
"Terus aku harus jawab kayak gimana Cici?"
Shani melengkungkan bibirnya kebawah. "Gak peka dasar!"
"Hehhe, maaf ci, aku juga sayang Cici kok."
"Beneran?" tanya Shani tersenyum.
"Iya, sama Freya juga deng." Senyum Shani memudar, Christy tertawa lalu mengecup singkat bibir cicinya.
°°°°°°°°
Freya dengan senyuman semanis karamelnya itu merentangkan tangannya meminta sebuah pelukan dari seorang cowok yang baru saja turun dari sebuah taksi.
Cowok berkacamata hitam itu tersenyum, melepas kacamatanya lalu berjalan kearah Freya menarik gadis itu kedalam dekapannya.
"Aku kangen kamu Freya." ucap cowok itu.
"Aku juga, kamu kemana aja? Aku sendiri disini tau." Cowok itu melepas pelukannya lalu menatap mata Freya.
"Maaf ya, baru ngabarin sekarang, sekarang kamu gak sendiri lagi ada aku, aku janji gak bakal pergi-pergi lagi." ucap cowok itu.
"Ya udah ayo masuk, ini rumah lama aku, kamu bisa tempati dulu untuk sementara." Cowok itu mengangguk.
Cowok itu mengambil tangan Freya lalu menggerakkannya untuk memegang alih kopernya. "Bawa masuk ya cantiknya aku."
Freya membulatkan matanya. "Wah, benar-benar ya kamu, Jason Chandra!!"
Ashel menatap Marsha yang fokus ke layar laptopnya, tanpa sadar Ashel menarik senyuman tipis.
"Kenapa shel?" Ashel menelan ludahnya susah payah.
"H-ha? G-gak papa kok, tadi ada nyamuk dimuka kamu makanya aku lihatin." Jawab Ashel gugup.
Marsha mengangguk paham. "Kamu mau jalan nggak?"
"Emang boleh?"
"Boleh sih, ya udah mau nggak?" Ashel mengangguk, Marsha menutup laptopnya lalu berjalan kearah lemari, menggambil dua Hoodie berwarna hitam menyerahkan satu kepada Ashel.
"Gini lebih cantik." ucap Marsha menatap Ashel yang sudah tidak memakai kacamata.
"Iyalah, lagian kamu hancurin kacamata aku, aku gak tau harus pakai apa kalau masuk sekolah lagi, kayaknya aku harus tukar tempat sama Adel supaya bisa lihat papan tulis lebih jelas deh."
Marsha mengacak rambut Ashel. "Maaf ya, nanti aku beliin kacamata baru."
"Janji ya?"
"Iya janji."
"Sha?"
"Hm kenapa shel?"
Ashel menunduk sesaat kemudian menatap Marsha, menunjuk bibirnya dengan jari telunjuknya.
"Kenapa? Kamu mau pakai lipstik?" tanya Marsha bingung.
"Kiss me sha, please."
°°°°°°°°
"Gila lo Fre, gimana nanti kalau Christy tau semuanya?" Freya menarik rambutnya frustasi, sejak kedatangan Adel dia terus diceramahi dengan gadis tomboy itu.
"Ck.....cukup Del gue juga bingung harus ngapain." Adel mengebrak meja membuat Freya sedikit terlonjak kaget.
Adel memang mengetahui hubungan Freya dan Christy, dia ikut merahasiakan hubungan mereka walau murid-murid lain curiga bahwa Christy dan Freya memiliki hubungan yang lebih dari sebatas teman.
"Putusin salah satunya." ucap Adel.
Freya terdiam beberapa saat kemudian kembali bersuara. "Gue bakal putusin Christy."
"Ha? Gue kira lo bakal putusin cowok itu, nggak nyangka gue sama jawaban Lo."
"Gue lebih cinta sama dia dibanding dengan Christy dell!"
"Selama ini yang ada buat lo itu siapa ha? Christy kan? Sedangkan cowok itu apa? Dia cuman taunya datang dan pulang seenaknya, seharusnya cowok itu yang lo putusin bukan Christy, Freya!!"
"Tapi biar gimanapun gue sama Christy gak bisa bersama selamanya, lo tau itu kan del?" Adel menarik napas dalam dan menghembuskannya.
"Serah lo, gue udah muak sama sifat egois lo, dan satu lagi, jangan anggap gue sahabat lo lagi apa lagi teman, ngerti?!" Setelah mengatakan itu Adel melenggang pergi dari sana.
"Maaf Christy, tapi kita harus putus." Gumam Freya.
••••••••••
Ini gue ngetiknya setelah nonton pengumuman hasil SSK sementara tahap dua, hehee senang banget. Walaupun rada ngantuk tapi aku sempetin buat ngetik dulu, soalnya aku pengen jadi author yang rajin up cerita.
Sumpah gue ngakak banget baca-baca komen live JKT48 tadi malam, mereka terlalu banyak mau udah dikasih gratis pula, emang gak tau diuntung. [Salah satunya aku juga sih, gak sabaran orangnya.]
Udah mikirin oshi barunya belum?
Entah kenapa gue salting pas Shani nyebut nama lengkapnya Gracia, eh benar Shani kan yang nyebut?
Plot twist banget sih ini namanya, Lulu bisa masuk top 10, ditambah lagi dengan Fiony WTF! Kayak wah banget gitu.
YANG NGGAK TINGGALKAN JEJAK OSHI NYA GRAD, ayo loh, follow akun aku juga ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend || Frechris [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Tentang rasa yang harus abadi di bait aksara, tentang asmaraloka yang menjadi melankolia, tentang Harsa yang harus menjadi lara.