2. belakang gudang

96 79 492
                                    

Sejak tadi itu levia terus memarahi zea ia tak rela jika sahabat nya di jelek jelekkan, zea itu cantik cuman salah di polesan make up dan kaca mata bulat nya aja jika ia tanpa make up iia sangat cantik via akui itu ya kerna via pernah melihat zea tak memakai make up sama sekali

Padahal sudah dibilang via berkali kali untuk tidak memakai riasan yang tebal bukan cantik jadi nya tapi seperti badut

"Udah lah vi, udh biasa gue kaya gitu"  ucap zea yang mencoba menenangkan via agar tidak emosi

Vi menoleh kaget mendengar ucapan zea
"UDAH BIASA?! Lu diam aja di ejek kaya gitu? Mau sampai kapan zee kapan?"

Ucapan via membuat zea bungkam ia bingung harus menjawab apa kalau di bilang cape ya ia memang cape tapi ia tak bisa berhenti sebelum ia mendapatkannya

"Sampai gue nyerah vi" lirih zea dengan shara yang rendah namun itu dapat di dengar via

"Ra-
"Udah mau bell via ayo masuk kelas" ucap zea mengalihkan pembicaraan

"Hm"

Sesampainya di kelas mereka langsung duduk di kursi kerna tak lama mereka duduk bel berbunyi

Zea dan via fokus memperhatikan guru pengajar yang sedang menjelaskan dan sedangkan tiga gadis di belakang sibuk dengan membully teman sebangku nya yang bernama sophia ia gadis polos dan lugu ia berteman dengan tiga gadis yang tak memperlakukannya dengan baik yaitu reva->gadis yang menyuruh temannya untuk membully atau yang memerintah, angel->teman dekat sekaligus pembully, gladis->teman dekat sekaligus pembully

*Kringg

"Cukup sampai di sini pembelajaran kita hari ini sampai juga minggu depan"

…⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

Bel pulang sudah berbunyi saat merek untuk pulang

"Ze ayo pulang" ajak vi pada zea

"Duluan aja gue lagi piket bentar lagi selesai"

"Lah, reva, angel, bara mana? Kenapa lu doang yang piket"

"Bara tadi udah buang sampah kalau reva sama angel gak tau ke mana"

"Gak bisa gitu dong ze gak adil nama nya lapor-"

"Udah udah gak papa leviaa" potong zea yang tengah fokus merapikan buku

"Di potong mulu ucapan gue perasan" ucap levia yang kesal akibat ucapannya di potong oleh zea

"Pulang duluan aja vi"

"Yasudah bye gue duluan lu nanti jangan lupa kabarin gue ya!" Pasrah via

"Iya"

Via berjalan keluar kelas menuju parkiran untuk pulang, tak lama setelah levia pergi zea selesai mengerjakan tugas piket nya dan ia membereskan buku buku nya memasukkan buku nya ke dalam tas setelah semua sudah beres ia beranjak untuk keluar kelas

Tapi saat mau keluar kelas ia di hadang oleh gladis, angel, reva dan sophia

"Girls liat ada badut" ucap angel tersenyum miring sambil menatap ara dari bawah hingga ujung kepala

"Mau kemana? Mau main sama kita gak?" Timpal gladis

Jangan tanya kan zea ia sudah menggenggam rok nya dan sophia ia hanya bisa menunduk melihat temannya

*Plakk
Gladis menampar zea tanpa sebab bahkan parah nya tamparan keras itu membuat zea terduduk lemas

"Ikut gue" tarik paksa angel pada kerah baju zea
"Udah seret aja jel"

Dan benar angel dan gladis menyeret paksa zea, ia tak bisa menyeimbangkan badannya saat di tarik oleh angel dan gladis tarikan paksa itu membuat kaki zea terkilir dan tergores hingga berdarah sedangkan reva ia yang memimpin jalan dan shopia ia berada di belakang

"Berat juga lu" ucap gladis setelah sampai di belakang gudang

*Plak
*bugh
hantaman yang terdengar sangat jelas di belakang gudang

di sana bisa di lihat bahwa reva dan 2 teman lainya sedang membully seorang gadis
apa kalian bisa menebak siapa gadis itu?
bagi kalian yang menebak itu nazea ya kalian benar zea lah yang di bully habis habisan oleh mereka
hampir setiap hari zea merasakan sakit bukan hanya fisik tapi mental nya juga sakit

"muka lu masih bagus nih" ucap Angel mencekram dagu zea sambil tersenyum miring
Reva tau apa yang sedang di pikir kan angel iya terkekeh melihatnya, bagi mereka menyiksa zea seperti kebiasaan mereka, mereka tidak akan puas jika tidak memberi sesuatu hal pada zea

"gass aja lic" ucap gladis yang sendari tadi memegang rambut zea bahkan di tarik nya hingga ara meringis

"etss kali ini gue yang nentuin" ucap reva yang membuat aksi angel terhenti, Reva berjalan mendekati Sophia yang dari tadi hanya menyaksikan mereka

"lu yang akan melakukan nya" ucap reva kepada Sophia
Zea menatap Sophia sambil tersenyum getir kini mata nya pun mulai sayu, kepala nya juga terasa pusing akibat rambut nya di tarik oleh gladis

"t-tapi ak1u ga-"
"gak ada penolakan" potong Reva
sebenarnya Sophia bukan lah orang yang tegaan seperti mereka ber 3, ada hal yang membuat nya seperti ini, Selama berteman mereka, ia paling jarang ikut membully zea, kalau iya pasti ia di paksa, ia tak mau sebenarnya membully zea,
mungkin ada sesuatu yang membuat nya seperti itu.

Sophia berjalan mendekati zea, ia sangat deg degan pasal nya ia membawa kaca yang akan di gores kan di wajah zea.
ia menengok ke Reva memastikan, reva membalas dengan senyuman miring kecil,
dengan rasa tak karuan dengan cepat Sophia menggores kaca itu tepat di pipi sebelah kanan

*Scrett

"ah, sssh" ringkasan itu terdengar dari mulut zea, darah segar mengalir di pipi nya, bahkan ia masih menahan air mata nya agar tidak gugur,
ia berusaha tersenyum walau sakit mengakui ia tersenyum sekarang

Sophia reflek menghempaskan pecahan kaca itu ia sungguh merasa sangat bersalah pada zea ia tidak seperti mereka yang tega pada zea.
Reva, angel, gladis tertawa puas  melihat nya, tidak dengan Sophia yang masih mematung melihat darah itu mengalir

"kuy" ucap Reva mengajak mereka semua pergi meninggalkan zea sendiri

"ck, anj" ucap angel kesal sambil menarik Sophia beranjak meninggalkan tempat
Sophia yang terkejut dan menatap zea dalam dengan tatapan sayu, mencoba untuk meminta maaf ke pada zeaa, zea tau arti tatapan itu ia  tersenyum pada nya, senyuman itu sepeti tulus untuk Sophia, melihat zea tersenyum Sophia juga ikut tersenyum kikuk dengan rasa bersalah, dan pergi meninggalkan kan zea.

kini hanya zea yang berada di belakang gudang dengan rambut yang acak berantakan, wajah yang sudah tergores luka, baju yang sudah kotor.  dan akhirnya zea bisa menangis, air mata yang sudah lama  ia bendung baru saja ia mengijinkan air mata itu untuk membasahi pipinya, perih memang tapi apa boleh buat?

Zea beranjak meninggalkan tempat itu ia segera berlari ke toilet sebisa mungkin ia berlari agar tidak siapapun melihatnya dalam kondisi seperti ini padahal tubuh nya saja penuh memar

sampai di toilet iya segera masuk dan mengunci pintu nya dengan nafas yang tersengal-sengal bahkan sampai saat ini ia masih menangis untung saja toilet nya kedap suara jd tidak ada siapapun mendengarnya. ia terus menyalahkan diri nya sendiri kerna terlalu lemah, bahkan untuk berucap saja tidak bisa ia lakukan saat di depan mereka, ia terus memukul kepala nya sendiri sambil menangis tersedu sedu.

ia segera membersih kan luka nya dan pakaian nya, untung saja ia selalu membawa Hoodie nya di dalam tas

"ssh" ringis nya saat ia membasuh wajah nya dengan air mengalir
kali ini ia berbeda ia menggunakan masker untuk menutupi luka nya di bagian wajah dan jua memakai bedak untuk menutupi bekas tangisannya.

selesai.... ia segera membersihkan tisu yang ia pakai tadi dan memasukan baju nya ke dalam tas, dengan tergesa gesa ia segera meninggalkan toilet dan pergi ke kelas, kerna ia lah yang hari ini piket bersihkan kelas

VIA-AMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang