Chapter two

78 6 1
                                    

Sebenarnya. Bekerja di Club malam apalagi menjadi seorang laki-laki panggilan seperti ini bukanlah keinginan Jisung yang sesungguhnya.

Bahkan dulu, saat Jisung masih menginjak usia remaja. Dirinya adalah seorang pemuda yang sangat tertutup, tidak suka keramaian atau dalam bahasa lainnya introvert.

Namun semakin dewasa. Nampaknya kepribadian diri Jisung sendiri menjadi berubah. Ia jadi lebih sering keluar malam bahkan mabuk-mabukan.

Membuat ayah tirinya 'Lee Minhyuk'. Memilih untuk mengusir Jisung dengan alasan tidak ingin memiliki anak yang pergaulannya bebas.

Hal itu yang membuat Jisung membenci sosok ayahnya sampai saat ini, dan memutuskan untuk menggunakan marga 'Han' kembali karena dirinya memang bukan lagi bagian dari keluarga Lee.

Lagipula, semenjak ibu Jisung meninggal. Dirinya sendiri bahkan tidak pernah lagi merasakan adanya sosok keluarga.

Belum lagi, dirinya yang saat itu telah di usir dari rumah. Membuat Jisung semakin merasa puas untuk bermain di luaran sana tanpa harus mematuhi aturan siapapun

Ini dirinya sendiri, tidak ada siapapun yang dapat mengatur hidup Jisung, kecuali dirinya sendiri!.

Hingga Jisung memutuskan diri untuk bekerja di sebuah Club malam karena dirinya tidak memiliki uang sama sekali, Serta kesusahan mencari kerja karena toko-toko di luaran sana membutuhkan pekerja yang memiliki pengalaman selama menjadi pelayan, bukan seorang remaja labil seperti Jisung.

Pada awalnya Jisung bekerja hanya sebagai bartender. Namun saat satu bulan dirinya bekerja. Sang manager yang merasa tertarik akan tubuh Jisung yang bisa di katakan cukup sexy apalagi dengan seragam kerjanya yang memang ketat itu.

Memutuskan untuk terus berusaha mempengaruhi fikiran Jisung hingga laki-laki tersebut mau bekerja di Club malam ini sebagai seorang call boy bukan lagi seorang bartender.

Dan Jisung yang saat itu memang di iming-imingi dengan uang pun tak bisa menolak.

Memangnya siapa yang mau menolak kesempatan emas ini?.

Tidak perlu memikirkan tentang hal lain. Yang di butuhkan hanyalah kebahagiaan, dan juga uang.

Haha. Singkatnya, uanglah yang membuat Jisung terjebak dan tidak bisa lepas dari dalam dunia liar ini. Lagi



•••



Pagi minggu ini tak banyak yang Jisung lakukan. Dirinya memang memilih untuk berdiam diri saja, selain karena tubuhnya yang masih terasa tidak enak, Jisung sendiri terlalu malas untuk berjalan-jalan keluar.

Lagipula, libur seperti ini, lebih baik di gunakan untuk bermalas-malasan di rumah daripada berkeliaran di luar sana.

Namun sepertinya angan-angan Jisung tadi tidak akan terkabulkan.

Karena baru saja bell apartment-nya terdengar berbunyi, bukan satu atau dua kali. Bahkan berkali-kali, membuat Jisung geram dan sangat yakin jika sang tamu itu adalah temannya -Hwang Hyunjin-

Dengan malas, dirinya beranjak.

Hhhhh. Padahal niat awal Jisung ingin tidur siang seharian, tapi orang itu mengganggu saja!.

Pintu berwarna hitam tersebut di buka dengan kasar.

Memperlihatkan seorang laki-laki tinggi dengan bibir tebalnya yang terlihat menggoda tengah tersenyum manis kearah Jisung.

Sang empu yang hanya memandang datar si jangkung di hadapannya ini pun memutarkan bola mata malas. Lalu mempersilahkan sang tamu untuk masuk.

Hyunjin mendudukkan dirinya di sofa panjang yang berhadapan langsung dengan televisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Bitch • MinSeungSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang