"Jadi Fal benaran cium aku, ya?"
Fal menoleh ke arah Maria, yang masih menatapnya dengan tatapan penuh tuduhan. Dihelanya napas. "Kenapa? Ada masalah? Kamu tidak suka kalau saya benar-benar cium kamu?"
Pertanyaan dengan nada dingin khas seorang Faldhita, membuat Maria terdiam. Gadis berkepang dua itu menghela napas. "Bukan gitu. Aku cuma penasaran saja kok. Kalau benar juga enggak apa-apa."
Fal mendengus dan memalingkan wajah. Menatap segerombolan anak SMA, yang tengah bersenda gurau. Tatapan Fal meredup. Ingatannya kembali pada masa lalunya, sebelum semuanya berubah.
"Fal marah? Maaf, ya." Maria kembali bersuara demi melihat perubahan di wajah Fal. "Benaran deh, bukan maksud aku enggak suka atau nolak kok. Aku serius enggak apa-apa kalau memang Fal cium aku. Kalau Fal cium aku lagi juga aku enggak akan marah." Maria menundukkan kepala.
Fal menoleh cepat dan mendekat ke arah Maria, yang tengah berdiri tak jauh darinya. Kedua gadis itu tengah meninggal Abey, yang masih membelikan pesanan Vido.
Fal menatap tajam ke arah Maria. "Jadi, lo mau gue cium lagi, Aryani Maria? Lo suka kalau gue cium lo?"
Maria membulatkan kedua matanya. Tubuhnya menegang. Ingin menatap wajah Fal namun terlalu takut. Tubuh mungilnya kian menegang saat Fal kian mendekat.
"Jawab gue, Aryani Maria!!!" Fal berucap seraya melangkah mendekat.
Maria berjalan mundur dengan kepala tertunduk. Tak berani mengeluh sepatah kata pun.
Duk.
Tubuh Maria berhenti karena terhalan oleh badan mobil milik Fal. Diteguknya ludah. Aduh, enggak bisa kabur lagi ini mah. Gimana kalau Fal benar-benar cium aku?
Fal tersenyum tipis. Tangan kanannya terulur ke arah wajah Maria. Menyentuh lembut Maria. Menariknya agar gadis itu mendongakkan wajah. Jelas di mata Fal, kilat kalut di kedua mata Maria. "Kenapa lo takut? Bukannya lo sendiri yang bilang lo tidak menolak kalau gue mau cium lo lagi?" tanya Fal seraya mendekatkan wajahnya.
"Fal ... Fal enggak benaran mau cium aku di sini, kan? Nanti ada ... ada yang lihat kita," tolak Maria secara halus. Sedikit gugup dan takut jika ucapannya akan memancing kemarahan Fal.
Fal menghentikan wajahnya. Hanya beberapa centimeter dari wajah Maria. Dapat dirasakannya hembusan napas Maria. Sebuah senyuman terukir di wajah cantiknya. "Maksud lo, kalau kita cuma berdua, gue bisa lakuin itu? Oke. Gue bakalan nunggu sampai kita cuma berdua," ucapnya seraya menjauhkan tubuhnya dari Maria.
Maria kian panik mendengar ucapan Fal. "Ih, bukan gitu. Maksud aku, Fal enggak boleh sembarangan cium aku. Memangnya kalau berteman harus cium-cium juga?"
Fal menatap Maria. "Yang bilang kita berteman siapa?" tanya Fal dengan nada santai. Gadis bersurai hitam itu kembali tersenyum dan pergi menjauhi Maria. Fal memilih duduk di atas kap mobil.
Maria mendengus kesal. "Fal kenapa sih? Aneh banget. Enggak bisa ditebak."
"Maria ...."
Maria menoleh saat namanya disebut. Kedua matanya membulat kaget. "ARSA??? KAMU NGAPAIN DI SINI? JAJAN JUGA???" Maria berlari kecil menghampiri Arsa, yang berdirinya tak jauh dari mobil Fal.
Fal menoleh saat Maria menyebut nama Arsa. Tubuhnya menegang demi melihat sosok lelaki, yang kini tengah berbincang dengan Maria. Fal gelisah. Ingin berlari namun kedua kakinya seolah tertancap ke atas tanah.
...
"Arsa ngapain?" Maria kembali bertanya begitu tiba di hadapan Arsa.
Arsa tersenyum seraya mengusap lembut rambut Maria. "Lagi jalan-jalan sore saja. Kamu ke sini sama siapa? Kok bisa ada di sini? Ini kan, cukup jauh dari rumah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faldhita (GxG Story)
Romance"Seharusnya hidupku berjalan senormal yang lain, tapi mereka membuatku memilih jalan yang berbeda." Faldhita Raditya