0.6 Archangel Michael Berkunjung

1 0 0
                                    

Di sisi lain, di tengah permukaan bulan yang sepi, Lunatic sang Dewi Bulan duduk dengan anggun di kursi bercahaya. Dia tersenyum, menatap sebuah dunia yang gelap bagaikan bola hitam di antara kehampaan angkasa.

Di sisinya, Michael berdiri dengan tangan bertaut di depan, tetapi ada sesuatu yang berbeda darinya kali ini. Pancaran keagungan yang biasanya melekat pada sosok sang malaikat tampak memudar, seolah auranya yang suci tersamarkan oleh sesuatu yang tak terlihat.

"Setiap kali aku melihat dunia itu... aku selalu merasa kagum," gumam Lunatic memecah kesunyian angkasa, dia menunjuk sebuah dunia gelap yang jauh di depan matanya.

Bola mata biru Michael ikut tertuju pada dunia tersebut, sebuah dunia anomali yang dinamakan sebagai planet Helheim. Namun, berbeda dengan Lunatic yang dapat memandangnya dengan jelas, bagi Michael, dunia itu hanya berupa siluet hitam samar, hampir menyatu dengan gelapnya angkasa, seakan-akan keberadaannya terhalang oleh tabir yang tak kasatmata.

"Nyonya Luna." Michael memanggil dengan suara pelan.  "Anda mungkin merasa bosan mendengar keingintahuan saya ini. Tapi, izinkan saya bertanya untuk terakhir kalinya: Kenapa Anda begitu tertarik dengan dunia itu?"

Lunatic tertawa kecil mendengar hal itu. Bola mata abu-abunya yang dingin dan tajam segera beralih pada sebuah lubang hitam di kejauhan. Di tengah kegelapan angkasa, cakram bercahaya mengelilingi lubang tersebut, berputar dengan sinar yang tampak kontras dengan kehampaan di sekitarnya.

"Tidak masalah, karena kamu pernah mengalami kejadian tak terduga, sehingga ada beberapa memori yang hilang dari dirimu," ujar Lunatic, dia memiringkan kepala sejenak, bersandar di tangan kanannya. "Michaela, apa kamu pernah mendengar planet singulariry?"

Michael mengangguk ringan. "Tentu, Nyonya Luna. Saya pernah mendengar dari Gabriel, planet Helheim adalah salah satu singularity yang tidak terlahir dari pembentukan alami secara universal. Namun, setiap kali aku menanyakan hal ini padanya, entah kenapa dia tampak ... serius dan sulit diajak berbicara."

Lunatic tertawa kecil, tatapannya yang hangat kembali tertuju pada planet Helheim yang jauh di depan matanya. "Itu wajar. Archangel Gabriel yang bijaksana itu selalu merasa tertarik dengan asal-usul planet tersebut. Bahkan, ketika Re Degli Dei memberi perintah padanya untuk menghancurkan planet Helheim, dia malah menolak secara tegas. Hihi~ Berani sekali, bukan?"

Mendengar hal itu, Michael seketika terkejut dengan kedua mata melebar. "Apa?! Saya tidak pernah mendengar kabar itu dari siapa pun. Saya tidak menyangka... Gabriel yang selalu berpikir secara rasional berani menentang sang Petir Ilahi."

"Justru karena dia berpikir secara rasional, dia berani menentang keputusan tersebut," ujar Lunatic. Dengan suara yang tenang, dia melanjutkan, "Gabriel mengetahui lebih banyak tentang planet itu, mungkin melebihi pengetahuan Uriel sebagai hakim surgawi."

Lunatic kembali melanjutkan, "Pada dasarnya, planet Helheim memang tidak terikat dengan hukum alam semesta. Makhluk yang hidup dalam dunia itu adalah makhluk transendensi yang telah melampaui batasan biologis dan eksistensial. Mereka memiliki kekuatan yang melampaui pemahaman biasa. Tidak hanya bisa memanipulasi aspek-aspek dasar realitas, tetapi juga mampu mengendalikan energi kosmik dan mengubah jalannya waktu."

Michael tertegun, sorot matanya sedikit meredup ketika dia mendengar kata-kata tersebut. Sementara itu, Lunatic tersenyum samar, dia terus melanjutkan ucapannya tanpa memberikan waktu untuk Michael bereaksi.

"Selain itu." Lunatic menatap planet Helheim dengan pancaran yang berbeda. "Terdapat entitas anomali dalam jajaran hierarki tertinggi di dunia tersebut. Keberadaan mereka tidak dapat dipahami oleh siapa pun, bahkan termasuk aku. Michaela, apa kamu tahu kalau di dunia itu juga ada entitas kosmik yang menjadi peliharaan Eliza?"

World Destruction II : Symphonia UniversumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang