Kekacauan di Dorm

23 2 0
                                    

Setelah lima hari tanpa Namjoon, keadaan di dorm BTS semakin tak terkendali. Para member mulai merasa stres, lelah, dan frustrasi dengan situasi yang ada. Ketiadaan sosok yang biasa menjaga keharmonisan mereka membuat ketegangan semakin sulit dihindari.

Pagi itu, suasana dorm mulai memanas ketika Jimin dan Taehyung berebut sekotak biskuit terakhir di dapur. “Aku duluan yang lihat biskuit ini, Taehyung!” seru Jimin sambil menarik kotak tersebut ke arahnya.

“Lihatnya mungkin iya, tapi aku yang duluan pegang!” Taehyung tak mau kalah, menarik kotak itu ke arahnya dengan penuh tenaga.

Jungkook, yang sedang duduk di meja makan, menggeleng sambil menghela napas. “Hyung, ini cuma biskuit. Nggak usah berebut sampai kayak gitu.”

Namun, bukannya mereda, pertengkaran malah semakin memanas, hingga akhirnya Suga dan Seokjin mencoba melerai mereka. Suga menengahi dengan suara tegas, “Sudah, berhenti! Kalian tahu, ini semua nggak akan terjadi kalau Namjoon ada di sini. Kita semua tahu dia pasti bakal bilang sesuatu untuk mendamaikan kita.”

Kata-kata itu membuat mereka terdiam. Rasa rindu pada Namjoon semakin kuat, karena mereka sadar bahwa dialah yang biasanya mampu menenangkan situasi seperti ini. Bahkan hal kecil seperti perselisihan soal makanan bisa terselesaikan dengan mudah jika Namjoon ada di samping mereka.

Di malam hari, setelah suasana agak tenang, para member duduk bersama di ruang tengah. Mereka saling memandang, masing-masing terlihat menyesal dengan perilaku mereka selama ini. Seokjin menghela napas panjang dan memecah keheningan, "Kita tak bisa terus seperti ini. Setiap hari tanpa Namjoon, kita malah tambah berantakan."

Jimin mengangguk pelan, suaranya pelan tapi terdengar penuh penyesalan. "Aku benci mengakui ini, tapi aku merasa benar-benar salah. Selama ini, aku sering merasa Namjoon hyung terlalu mendominasi. Tapi sekarang, aku sadar kita benar-benar butuh dia."

Jungkook menundukkan kepala, merasa malu atas keluhannya selama ini. "Aku juga. Aku sering merasa dia terlalu banyak aturan. Tapi sekarang aku paham kalau semua itu untuk kebaikan kita."

Para member terdiam dalam rasa bersalah dan penyesalan. Di tengah keheningan itu, Seokjin akhirnya mengusulkan, "Bagaimana kalau kita hubungi Namjoon? Mungkin kita bisa bilang langsung kalau kita semua merasa menyesal."

Satu per satu member mengangguk, merasa bahwa ini adalah hal yang harus mereka lakukan. Mereka pun memberanikan diri untuk menghubungi Namjoon, berharap dia masih mau mendengarkan mereka. Taehyung memegang ponselnya dengan tangan gemetar.

Setelah beberapa saat...

{Yoebseo? }

Suara hangat Namjoon terdengar di seberang.

“Hyung…” Taehyung membuka percakapan dengan suara bergetar.

{Oh, Tae-ah...wae ?}

“Kami minta maaf."

Tak ada respon. Apa Namjoon tak salah dengar.

{ Apa yang kau bicarakan? }

Namjoon bertanya untuk memastikan.

"Kami benar-benar tidak bisa tanpamu, Hyung. Kami tahu kamu selalu berusaha yang terbaik untuk kami dan sekarang kami baru mengerti betapa sulitnya posisi kamu selama ini.”

Namjoon terdiam sejenak, tampak terkejut mendengar suara tulus dari Taehyung.

Perlahan, ia tersenyum, meski mereka tak bisa melihatnya.

"Aku mengerti, Taehyung. Aku juga merindukan kalian. Tapi kalian jangan terlalu khawatir, kalian semua hebat. Aku tahu kalian bisa melakukannya."

Satu per satu, member lainnya juga meminta maaf dan mengungkapkan penyesalan mereka. Namjoon merasa haru mendengar kejujuran mereka, dan dengan tulus ia memaafkan mereka semua.

"Namjoon, cepatlah kembali, " kata Seokjin.

Namjoon hanya tersenyum, membiarkan kehangatan persahabatan mereka menghapus kesalahpahaman yang pernah ada.

"Tunggu saja. Aku pasti kembali..." kata Namjoon.

Setelahnya, telepon ditutup dan mereka merasa lega. Penyesalan masih ada, tetapi mereka merasa lebih kuat dan berjanji untuk menjadi tim yang lebih baik. Mereka akan menanti kembalinya Namjoon, dengan harapan bisa menjadi lebih menghargai satu sama lain di masa depan.

Kembalilah Namjoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang