6

70 5 0
                                    

Langit malam yang indah dengan para bintang diatas sana. Udara malam ini terasa sangat hangat menusuk tubuh.

Berdua di balkon apartemen dengan mata yang sering menatap satu sama lain.

Letta menundukkan kepalanya saat sudah merasakan hatinya bergejolak, ingin terus dekat seperti ini dengan pria yang ada dihadapannya itu. Detak jantungnya sudah berdegup kencang, bahkan sebelum pria itu mengucapkan sepatah katapun.

'Letta, lo harus sadar, Langit udah jaga jarak sama lo sejak lama. Lo ga boleh naruh perasaan sama dia lagi, move on Letta.' Ucap batinnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi antara lo dan Bara? Kalian punya hubungan apa?" Tanya Langit tiba-tiba yang membuat Letta langsung menatapnya.

"Hah?"

"Gue sama kak Bara?" Tanya Letta memastikan pendengarannya yang tidak bermasalah.

"Lo deket sama Bara kan? Oh gua tau, kalian pacaran?" Ucap Langit yang membuat Letta tersenyum.

"Kak Langit, jadi selama ini lo jauhin gue gara-gara ngira kalau gue deket sama kak Bara?" Tanya Letta.

"Gua jauhin lo, gara-gara ga mau ganggu hubungan lo." Jawab Langit.

"Kalau lo serius sama gue, harusnya lo bisa kejar gue sampe lo dapetin gue. Bukannya mundur setelah tau gue deket sama kak Bara." Ucap Letta.

"Gua nanya serius sama lo, ga usah bahas gua." Ucap Langit.

Letta kini tidak bisa menyembunyikan senyumannya itu, ia akhirnya tau alasan Langit yang selama ini menjauhinya.

Tanpa ia sadari tenyata pria itu sudah salah paham selama kurang lebih satu tahun.

"Gue sama kak Bara......" Ucap Letta, lalu menjeda ucapannya yang membuat Langit penasaran.

"Lo ga usah jawab, gua udah tau jawabannya. Gua udah liat selama setahun kemarin, dan itu cukup buat ngebuktiin." Ucap Langit, lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Namun sebelum ia bergerak jauh, Letta terlebih dahulu menahan tangannya, lalu memeluknya.

Langit terdiam dan mematung, ada rasa senang dihatinya saat merasakan pelukan Letta yang sangat erat.

"Gue ga ada hubungan apa apa sama kak Bara, lo selama ini cuman salah paham." Ucap Letta yang membuat Langit mengangkat sedikit sudut bibirnya.

"Apa buktinya?" Tanya Langit sambil melepaskan pelukan Letta.

"Setahun kebelakang gue deket sama kak Bara gara-gara kita mau buka bisnis, berhubung orang tua kita deket, mereka mempercayakan semuanya, untuk kita membangun sebuah usaha setelah gue lulus." Ucap Letta menjelaskan.

"Jadi kak Langit, apa penjelasan itu cukup?" Tanya Letta.

"Ga."

Letta mengerutkan keningnya, sambil menatap Langit dengan menarik napas dalam dalam.

Bagaimana lagi ia harus menjelaskan semuanya pada pria itu, semua yang ia katakan benar adanya.

"Harus ada bukti." Ucap Langit lagi.

Letta terdiam sejenak, berusaha mengatur nafasnya. Lalu melangkahkan kakinya lebih dekat dengan pria itu, dan...

Cup

Kecupan singkat Letta, mampu membuat Langit terdiam dan mematung.

Melihat wajah Langit yang sedikit memerah membuat Letta tersenyum dan ingin menggodanya.

"Itu buktinya cukup kan?" Tanya Letta.

"Udaranya dingin, ayo masuk." Ucap Letta, lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam apartemen meninggalkan Langit yang kini sedang menatapnya.

Another Soul S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang