“Al, tunggu donk.” Agus berteriak saat Alya hendak pulang sekolah.
“Ada apa Gus?” tanya Alya malas.
Alya jadi teringat kejadian tadi di akibat perbuatan Agus. Dan karena itu pula Alya tidak bisa pergi ke kantin sekolah karena roknya basah.
“Kita lanjutin yang tadi yuk, di kos gue.”
“Apa? Ogah banget, gue harus langsung pulang soalnya bokap gue posesif banget.” Alya berlalu pergi dan menuju parkiran motor sekolah.
Tidak ingin menyerah, Agus memikirkan cara lain agar bisa merasakan kenikmatan dari Alya. Sudah lama Agus membayangkan tubuh Alya yang kacau ketika ia menggenjot miliknya.
“Kalau gitu, dirumah lo aja gimana? Kita alasan ngerjain tugas, pasti juga bokap lo masih kerja di kantor kan?”
Alya mempertimbangkan perkataan Agus, ia tidak munafik jika dirinya sangat menyukai permainan jari Agus. Membayangkannya saja sudah membuat memeknya berkedut.
“Heumm… oke deh.”
Selang beberapa menit mereka sampai di rumah Alya. Begitu Alya masuk, ia disambut baik oleh pembantu dirumahnya.
“Bi, aku sama temenku mau ngerjain tugas dulu di kamar. Jangan ganggu kami yah, Bi.”
“Iya Non.”
Begitu sampai di depan kamar, Alya melirik ke arah sekitar memastikan jika papanya belum pulang dari kantor dan ia buru-buru menarik tangan Agus ke dalam kamarnya.
Agus menarik pinggang Alya dan menciumnya, “Eumphhh!”
Alya membalas ciuman Agus dan kini kedua lidah mereka saling bertaut. Cumbuan Agus turun ke leher Alya sambil membuka kancing seragamnya satu persatu.
“Ahhhh… heughhh… Gus… “ desah Alya kala Agus bermain di sekitar area dadanya yang masih terbungkus bra.
Agus mendorong badan Alya hingga terjatuh diatas kasur dengan posisi telentang. Ia membuka seragamnya sendiri dan menindihi tubuh Alya.
“Heughh… ahhhh… heughh.. “
“Gila, banyak banget kismarknya Al. Lo ngewe sama siapa kemarin?”
Agus terkejut setelah ia melepas bh Alya, dan ada banyak tanda kissmarknya di sekitar susunya. Bukannya kecewa Agus semakin bersemangat dan menambahkan beberapa tanda di sana.
“Ahhh… Gus… heughhhhh..”
“Eumppp… heuhhh…. Susu lo padet banget Al.”
Agus mengeyot kedua susu Alya secara bergantian dan sesekali ia menggigit putingnya yang sudah mengeras.
“Buka paha Lo, gue pengen liat memek Lo.”
Dengan sedikit malu, Alya membuka pahanya lebar-lebar. Agus melepas celana dalam Alya yang berwarna putih itu.
Sekarang Agus bisa melihat memek Alya yang berwarna pink dan bersih, tidak ada buku sama sekali di memek Alya. Sebuah cairan kental mengalir keluar dari memek Alya dan Agus tersenyum miring.
“Udah belum liatnya?” Alya menutupi memeknya dengan jemari tangannya karena Malu.
“Belum donk, gue pengen nyicipin gimana rasanya memek lo ini. Dari aromanya aja udah wangi banget kaya gini, pasti rasanya juga manis.”
“”Ya udah buruan, jangan diliatin doank.”
Alya mencoba mengalihkan pandangannya, sementara Agus melepaskan tangan Alya yang menutupi memeknya.
“Eughh… Gus… kok dijilat sih?” desah Alya kala Agus mulai menjilat klistoril miliknya.
“Emang kenapa? Enak kan?”
“Heughhh… iya… enak Gus… Eughh… ahh… “ Alya merasakan sensasi geli ketika lidah Agus bermain di memeknya.
Karena terlalu menikmatinya tanpa sadar tangan Alya menekan kepala Agus ke dalam memeknya.
“Ouhh… Gus.. Geli… ahhhhh… shhss… “ Agus memasukan lidahnya ke dalam lubang memek Alya dan menusuk-nusuknya.
Alya merasakan sensasi hangat kala lidah Agus masuk ke dalam miliknya, terlebih lagi memeknya mulai berkedut saat akan mencapai klimaks. Perlahan tanpa sadar memek Alya juga ikut mengetat sehingga menjepit lidah Agus di dalam.
“Ahhh.. Gus.. Shsss aku mau keluar… ahhh…”
Syurr… syurr…
Alya mencapai klimaksnya sampai membasahi seluruh wajahnya Agus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekapan hangat papaku
Kısa HikayeAlya gadis mudah yang penuh birahi tertangkap basah oleh Hassanudin, papanya yang sedang bermain dengan terongnya.