Berbeda?

59 11 2
                                    

Oke guys aku ga ngasih tanda ratenya lagi karna emng udh aku kasih di deskripsi, soalnya agak ribet di setiap chapter pasti ada kalo gak suka tinggal kalian skip yah

ᜊᜊᜊᜊ

"Hai yoongi-ah!" tuan Lee menyapa, tersenyum ramah ketika Yoongi datang ke ruangan. "Aku senang bertemu denganmu lagi."

Dan sapanya hanya di balas dehaman dan anggukan kecil pria pucat, yang mendudukan bokong pada sofa single seraya mengibas ujung jas mahalnya.

"Wah.. Apa dia pengawal pribadimu yang terkenal itu?" tanya pria yang sekiranya berusia 40 tahun, ketika mengalihkan perhatiannya pada jimin yang berdiri di dekat Yoongi.

Pria itu berdeham.

Perilaku Yoongi yang dingin, membuat tuan Lee tertawa kecil dan tersenyum sinis. "Kau tahu aku benar-benar merindukanmu."

"Tidak perlu basa-basi, kita di sini hanya membahas bisnis" ucapnya tegas.

Tuan Lee terkekeh lalu menyalipkan rokok di antara bibirnya yang ia ambil di saku jasnya, memantiknya untuk di hisap. "Ada kesepakatan antara Choi dan Garam beberapa hari lagi, di Daejeon."

"Daejeon, wilayah yang netral" tuan Lee mendengus dengan wajah mengejek.

Yoojung sengaja bekerja sama dengan tim militer Daejeon yang di miliki oleh keluarga Garam yang tidak berpihak padanya, dia tahu seoul adalah wilayah yang sebagian di kuasai King's Teritorry.

Dia tidak ingin King's Teritorry mengendus aktivitasnya di dermaga.

"Kita lihat saja apakah kedua kubu itu dapat bertahan" Yoongi mengangkat alis.

"Ini seperti jebakan bukan? Mereka memancing pertumpahan darah, pengangkutan barang dari Seoul di pindahkan ke sana."

"Terus awasi itu, aku tidak akan membiarkan rencana mereka berhasil. Aku juga akan memastikan bahwa kau akan aman."

Pria yang diketahui seorang distributor itu mengepeulkan asap rokok ke udara, lalu berkata dengan percaya diri. "Tentu saja, aku akan melakukannya untukmu... "

Yoongi menyinggukan senyum tipis di sudut bibirnya. "Yah, aku tahu itu."

"Aku ada... Pertanyaan pribadi" sang ketua mafia kembali berkata.

Tuan Lee mendengus dan terkekeh merasa lucu. "Aku bukan orang yang suka pamer, tapi jaringan informasiku jauh lebih baik daripada jaringanmu."

"Yah.. Kau tahukan aku tidak memiliki banyak teman. Hanya punya banyak musuh yang ingin menghancurkanku."

Tuan Lee mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Jadi, kau mau membantuku apa tidak?" Yoongi bertanya tidak sabar.

Lee kembali terkekeh, membuang puntung rokoknya ke asbak. "Kau tahukan aku seorang pengusaha yang tidak memberikan jasanya secara cuma-cuma. Semua orang di dunia mafia tahu, aku seseorang profesional."

Sambil menopang dagu di atas kepalan tangannya, tuan Lee menantikan jawaban yoongi yang tampak berfikir dengan kilatan mata tajam.

"Dan kau pasti tahu apa bayaranku untuk pertanyaan pribadimu" tuan Lee berucap.

Yoongi melirik sebentar ke arah jimin yang mengeraskan rahangnya

"Baiklah. Akhir-akhir ini tidurku tidak tenang" Yoongi berdiri dari sofa, membuka kancing jas dan mengendurkan ikatan dasinya.

"Saya bisa mengatasinya" tuan Lee tertawa kecil dan ikut berdiri.

Dan terjadi lagi untuk kesekian kalinya bahkan berkali-kali. Ini merupakan cara Yoongi untuk melepas stres dan frustasi, melupakan tanggung jawab terkutuknya dalam semalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: an hour ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE MAFIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang